6 Juli 2012

Yehezkiel 2:1-5 (GKPI, 8 Juli 2012)


TUHAN YANG MENGUTUS PEMBERITA FIRMANNYA

Keunikan panggilan Yehezkiel ; ia adalah bagian dari orang-orang yang ikut terbuang. Ia turut menderita sebagai orang yang terbuang. Di tengah-tengah pembuangan dan penderitaan itulah Yehezkiel dipilih/dipanggil/ditetapkan Tuhan sebagai nabi. Panggilan Yehezkiel ditandai dengan masuknya Roh Allah ke dalam dirinya. Roh Allah itulah maka Yehezkiel akan dimampukan untuk menyatakan firman Tuhan. Seorang hamba Tuhan akan dimampukan menyatakan firman Tuhan apabila ia telah dipenuhi oleh Roh Allah.

Sebagaimana layaknya nabi, Yehezkiel dipanggil untuk memperingatkan umat agar tidak menyimpang dari perintah-perintah Allah ;  (a) perlunya pembaharuan hati dan jiwa, serta tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. (b) Ia juga menyatakan pembaharuan hidup bagi bangsa Israel secara menyeluruh, sebab dosa itu telah merasuki seluruh sendi kehidupan berbangsa. Untuk mencapai hal itu betapa pentingnya hidup dengan menuruti kehendak Tuhan.
Yehezkiel diutus kepada orang-orang pemberontak melawan Tuhan. Mereka dan nenek moyangnya telah durhaka terhadap Tuhan (3-5). Inilah tugas Yehezkiel yang sangat berat. Karena kedegilan ; keras kepala dan tegar hati mereka itu, firman Tuhan kepada Yehezkiel : terserah, mereka mendengarkan atau tidak - ;  Yehezkiel tidak perlu pusing dengan itu. Sebab, jangankan Yehezkiel yang hanya manusia biasa, terhadap Tuhan pun mereka memberontak dan durhaka. Satu hal yang perlu, sekalipun mereka telah berdosa dan mengalami penderitaan, Tuhan tidak membiarkan mereka. Tuhan tetap mengutus hambaNya untuk mengingatkan mereka agar mengalami hidup baru.

Setiap orang yang telah mengalami hidup baru adalah orang yang telah menerima Roh Allah. Roh itulah yang berkuasa pada dirinya. Dengan Roh itulah ia menyatakan firman Tuhan dalam berbagai bentuk : baik melalui khotbah, nasehat, keteladanan dsb. Dengan demikian, orang lain mengalami pembaharuan hidup.
Resiko orang yang menyatakan firman Tuhan sangat mungkin diabaikan, ditolak, dicemooh, bahkan dianiaya. Itulah resiko seorang hamba Tuhan. Tetapi seorang hamba Tuhan harus menyatakan firman Tuhan.
Lalu, bagaimana kita mendengar firman Tuhan ? Adakah firman Tuhan itu kita berlakukan di dalam hati kita. Atau, bukankah kita sering merasa terganggu mendengar firman Tuhan ? Kita menggerutu, dan merasa sakit hati ketika mendengar firman Tuhan. Kalau demikian, kita telah menjadi seperti umat Tuhan ; pemberontak, durhaka degil, keras kepala, dan tegar hati.

Kita semua adalah orang – orang yang telah menerima Roh Allah. Itu berarti kita semua adalah hamba Tuhan, yang terpanggil untuk menyatakan firman Tuhan, sehingga banyak orang mendekatkan diri kepada Tuhan. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar