19 April 2013

Mazmur 66:1-7 (Khotbah Minggu, 21 April 2013)

MULIAKAN NAMANYA
Banyak orang tertarik menikmati kitab Mazmur dengan berbagai alasan, salah satunya karena kitab Mazmur diimani sebagai ungkapan hati. Para penulis menuangkan pengalaman imannya bersama Allah. Banyak nas dalam kitab Mazmur mengajak umat agar bersorak-sorai bagi Allah ; Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi (66:1). Sorak-sorai merupakan ekspresi sukacita atas peristiwa yang telah dialami dan adanya pengharapan. Sorak-sorai dapat diungkapkan dengan bernyanyi, berdoa, dan bertindak, yang penting didasari adanya semangat !
Di dalam bacaan kita ini, umat Tuhan mengungkapkan syukur atas pekerjaan Tuhan yang begitu dahsyat. Tuhan membebaskan umatNya dari perbudakan di Mesir. Namun dari belakang bala tentara Mesir mengejar mereka. Umat Tuhan terhambat oleh Laut Merah yang membentang, yang tidak mungkin dapat mereka seberangi, sementara musuh yang terus mengejar makin mendekat. Hanya ada dua pilihan dan sama-sama buruk ; mati oleh pedang atau mati tenggelam. Itu secara pemikiran manusia. Namun Allah melakukan sesuatu yang tidak pernah terpikiran manusia, tidak pernah terpikirkan oleh siapapun. Tiba-tiba di luar semua logika manusia (ay. 6)  Laut terbelah menjadi dua. Laut yang semula menjadi penghalang diubahkanNya menjadi jalan.
Umat Tuhan dapat menyeberang. Peristiwa ini adalah sebuah kesaksian umat Tuhan, yang dikenang sepanjang sejarah umat Tuhan dengan melakukan ungkapan syukur.
Kejadian laut menjadi tanah kering ini merupakan sebuah peristiwa sejarah yang benar-benar terjadi. Peristiwa dahsyat itu terjadi cuma karena kuat kuasa Allah. Inilah peristiwa iman yang tak terlupakan umat Allah. Peristiwa itu haruslah menjadi sukacita bagi umat Allah. Umat Allah patut bersorak-sorai atas pekerjaan Allah yang dahsyat itu. Allah diimani pemazmur sebagai Allah yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya. Karena itu, pemazmur menyerukan sorak-sorai karena ia telah merasakan perbuatan Allah yang dahsyat. Allah memiliki kekuatan yang dahsyat, sehingga seluruh makhluk takluk padaNya. Dengan kekuatan Allah itu seluruh bumi akan sujud menyembah padaNya. Sujud menyembah berarti pengakuan atas kuasa Allah, sebab Dia lah menata segala yang ada di bumi ini.

Kita pun masing-masing memiliki pengalaman iman, dimana kita pernah mengalami peristiwa-peristiwa yang luar biasa. Apa yang kita nyatakan dengan peristiwa luar biasa itu ? Bukankah itu membuktikan ada kekuatan di luar diri kita ? Apakah kekuatan itu kita aminkan sebagai perbuatan Tuhan atas diri kita ?
Ditengah-tengah kesulitan hidup, rasanya kita sulit untuk bersorak-sorai.
-       Bagaimana mungkin bersukacita, sebab hidup saya miskin.
-       Bagaimana mungkin bersukacita, sementara saya sendiri sedang sakit.
-       Bagaimana mungkin bersukacita,  saya belum mempunyai pekerjaan tetap.
-       Bagaimana mungkin bersukacita, sementara saya belum memiliki jodoh.
-       Bagaimana mungkin bersukacita,  saya sedang tidak baikan dengan pasanganku.
-       Bagaimana mungkin bersukacita, saya sedang banyak pergumulan.
Jika kita berpikiran seperti itu, tidak percaya dengan sukacita disaat ada pergumulan maka kita sebenarnya kurang beriman. ”bergembiralah sekalipun saat ini ada penderitaan  oleh berbagai pencobaan” (1 Petrus 1:6). Memang, kalau kita mengaitkan situasi hidup yang penuh pergumulan, rasanya kita memang tidak dapat bersukacita, tidak pernah bersorak-sorai. Tetapi yang mendasari orang percaya bersoraksorai bukan kondisi saat ini. Orang percaya bersorak-sorai didasari oleh pengharapan. Harapan orang Kristen adalah, bahwa segala sesuatu akan berubah menjadi lebih baik. Tuhan yang akan merubah segala pergumulan/kesulitan menjadi kebahagiaan. Harapan, sukacita, semangat sangat penting di dalam hidup ini. Bersukacita disaat ada kesukaran hidup bukanlah hal yang mustahil, jika kita sudah sungguh-sungguh memiliki pengharapan dan senantiasa memuliakan Tuhan. Tuhan dapat memakai kesulitan kita untuk memuliakanNya. Dan itulah sesungguhnya yang mencirikan orang percaya.
Pemazmur 66 ini mengajak kita untuk bersorak-sorai, bermazmur memuliakan Tuhan dan menyatakan apa yang telah Tuhan perbuat bagi diri kita. Banyak hal yang dapat kita lakukan atas perbuatan Allah yang kita rasakan ; tidak selalu bersungut-sungut, menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan semangat. Rasul Paulus dalam Filipi 4 : 4 berkata: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan bersukacitalah ! Mari saudara, kita jalani hidup ini dengan penuh sukacita, dan memuliakan Tuhan dalam segala hidup kita. Bersorak-sorai dengan syukur adalah perbuatan yang Allah kehendaki dari setiap orang yang menyatakan percaya kepada Tuhan. Ungkapan syukur kepada Allah harus dilakukan dengan kesadaran penuh karena Tuhan Allah telah menunjukkan kasihNya yang begitu besar.
Ibadah kita adalah bagian dari pengungkapan syukur, maka seharusnya ibadah mestinya kita lakukan dengan penuh sukacita dan semangat. Semangat ibadah di gereja muncul  mulai dari motivasi kita di rumah, tiba di gereja, mengikuti acara-acara ibadah; bernyanyi, berdoa, mendengar firman, memberi persembahan, sampai akhir ibadah.
Pada akhirnya, sepulang ibadah, kita semua menjadi orang yang bersukacita dan berhati damai. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar