5 Oktober 2013

Habakuk 1:1-4 ; 2:1-4 (MInggu 2 Oktober 2016)


     ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA

Kita merindukan hidup tenang, aman, tenteram, dan damai sejahtera. Kehidupan indah itu kita kehendaki terjadi dalam diri kita dan tidak suka melihat apalagi mengalami penindasan, kejahatan, kelaliman. Kita ingin bebas dari percekcokan, pertengkaran, dan aniaya. Kita tentu hendak menikmati hidup sukacita dan bahagia.
Lalu, bagaimana jika penindasan atau kejahatan itu terjadi di sekitar kita ? Inilah yang membuat Habakuk ngak tahan. Sebagai seorang nabi, Habakuk cukup jeli melihat realita hidup. Dalam pengamatannya, Habakuk sangat prihatin atas kehidupan umat Tuhan. Habakuk menyaksikan fakta hidup terjadinya kejahatan, kelaliman, percekcokan, pertengkaran, dan aniaya. Segala yang dilihat Habakuk itu menjadi pergumulan batin dalam dirinya. Hati Habakuk makin tersayat ketika ia menyaksikan bahwa orang yang tertindas tersebut adalah orang-orang lemah dan benar.
Hamba Tuhan, Habakuk tentu menyampaikan semua itu dalam doa kepada Tuhan. Namun, kejahatan makin merajalela sehingga ia berteriak : ‘Penindasan’.
Menarik sekali Analisa Habakuk, bahwa penindasan dan kejahatan lainnya itu terjadi dikarenakan ‘hukum kehilangan kekuatannya’. Sesungguhnya, Tuhan telah memberikan Hukum bagi umatNya. Hukum dilandasi oleh cinta kasihNya demi keselamatan manusia. Hukum itu mestinya menjadi patokan bagi manusia untuk menikmati hidup berkeadilan dan penuh sukacita. Hukum diberikan untuk mengatur kehidupan manusia sehinggat tercipta keharmonisan. Tetapi hukum telah dipermainkan, hukum kehilangan kekuatannya. Akibatnya, keadilan muncul terbalik : orang benar menjadi salah, orang lemah makin dilemahkan, dan penguasa bertindak sewenang-wenang.
Siapakah yang mempermainkan hukum itu ? Habakuk menyebut, bahwa mereka yang mempermainkan hukum itu adalah orang fasik, yaitu, ‘orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya’ (2:4). Mereka bertindak dengan mengandalkan kekuatan tanpa hati nurani. Orang fasik memutarbalikkan hukum sehingga orang benar dan lemah mengalami penindasan.
Habakuk sadar, bahwa ia tidak kuasa untuk menentang orang fasik itu. Ia hanya mampu berteriak, mengeluarkan keluhannya, demi keadilan. Habakuk mencoba menenangkan diri dan menantikan jawaban Tuhan. Inilah jawaban Tuhan kepada Habakuk :
1.    Ukir pada loh-loh
Tuhan memerintahkan Habakuk untuk menuliskan semua yang dilihat dan menjadi pergumulannya pada loh-loh, supaya orang dapat membacanya.
2.    Orang fasik
Orang-orang yang memutarbalikkan hukum itu, cepat atau lambat akan menerima hukuman dan tidak akan bertangguh. Orang jahat tampak menang namun mereka pasti diadili.
Habakuk percaya bahwa keadilan Allah akan terjadi. Habakuk pun sampai kepada pemahaman teologis (2:4b) : ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA. Inilah dasar yang kokoh bagi nabi dan tentunya bagi kita untuk mengatasi tekanan yang sering dan banyak kita alami. Tuhan adalah penguasa dan penentu atas segala kehidupan. Oleh sebab itu, kita boleh percaya bahwa pada waktunya Tuhan akan bertindak dan menghapus segala air mata orang-orang benar.

Dunia ini penuh dengan berbagai kejahatan yang tampak secara langsung maupun tersembunyi. Semua kejahatan itu pastilah pelanggaran terhadap hukum, yang mengakibatkan timbul korban. Hukum mestinya dikawal dan ditegakkan secara benar. Jika hukum dibengkokkan, maka yang terjadi adalah adu kekuatan ; Siapa yang kuat, dia yang menang.  PAJOLO GOGO PAPUDI UHUM. Jika kekuatan yang mengatur kehidupan maka orang-orang lemah akan makin lemah, dan orang-orang benar akan turut menderita. Ketidakadilan akan muncul dan mengguncang tatanan hidup bermasyarakat.
Di tengah-tengah kehidupan ini ada hukum yang mengatur manusia. Tujuan semua hukum itu adalah agar manusia hidup dalam ketertiban dan kebenaran. Hukum merupakan penuntun bagi kita untuk memperoleh kehidupan kekal. Namun, kita sering melanggar Hukum (Tuhan) dan hidup dalam berbagai hal yang tidak baik. Kita perlu merenung, seberapa besar pelanggaran kita atas hukum itu. Pelanggaran terhadap Hukum merupakan dosa. Pelanggaran terhadap hukum akan membuat kehidupan manusia menjadi kacau ; penderitaan, kemiskinan, diskriminasi dsb. Tetapi Tuhan telah berkorban untuk penebusan dosa manusia, Kristus mati. Oleh sebab itu, kita orang-orang percaya perlu menyesali dosa dan memohon pengampunan, sehingga kita beroleh kepenuhan Allah.
Terkadang hati kita tidak tahan melihat tindakan orang-orang yang melanggar hukum. Kita mengkritisi dan ingin rasanya berteriak. Tetapi orang percaya tidak boleh menyandarkan diri pada kekuatan sendiri, melainkan harus pada kekuatan Tuhan. Oleh sebab itu, menghadapi kejahatan membutuhkan daya tahan dan kesabaran dari orang percaya. Sumber ketahanan dan kesabaran orang percaya ialah membangun hubungan yang kokoh dan akrab dengan Tuhan.
Bapa Gereja bernama Agustinus mengatakan : ‘Tujuan hidup manusia adalah kesetiaan dan keselamatan.’ Kalaupun dalam hidup ini kita menderita tetapi kita tetap setia kepada Tuhan. Bahkan ditengah-tengah penderitaan ini, kita tetap berbuat baik, sebab itulah yang Tuhan kehendaki. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar