29 Juni 2013

Kolose 4:1-6 (Khotbah Minggu, 7 Juli 2013)



HIDUP DALAM HIKMAT DAN KASIH
Hidup dalam kekristenan bukan hanya untuk kepentingan “nanti dan di sana’ tetapi juga untuk ‘kini dan di sini’. Dalam hal inilah penulis kitab Kolose memberikan pengajaran bagaimana seharusnya orang percaya menjalani kehidupan masa kini. Seiring dengan pertumbuhan kekristenan juga muncul berbagai ajaran yang mengguncang iman orang percaya kepada Yesus Kristus. Berbagai paham telah mengombang-ambingkan hidup orang percaya. Menghadapi situasi itu, penulis Kolose memberikan nasehat bagi orang-orang percaya agar dapat hidup lebih berhikmat dan kasih. Hikmat akan memampukan orang-orang percaya melawan arus deras yang bertentangan imannya. Mereka memang harus meninggalkan hidup masa lalu dan hidup sebagai umat kudus Allah yang baik. Dengan demikianlah mereka dapat disebut sebagai umat yang hidup dalam hikmat dan kasih. Praktek hidup masa lampaumereka harus nyata berbeda setelah memasuki hidup baru.
Berbagai prilaku masyarakat sangat bertentangan dengan yang seharusnya dijalani orang-orang percaya. Kecurangan sudah demikian nyata dalam hidup masyarakat. Keadilan dan kejujuran yang dirindukan banyak orang tidak lagi tampak. Ketidakadilan seperti sudah kebiasaan umum ; yang kuat (tuan) menindas yang kecil (hamba). Ketidakadilan bukan hanya dilakukan oleh penguasa terhadap rakyat tetapi juga di antara rakyat bawah terjadi tindas menindas. Mereka yang kuat merasa tidak akan pernah mendapat ganjaran. Penulis Kolose mengingatkan umat percaya bahwa keadilan pasti datang dari Dia yang ada di sorga.
Penulis kitab Kolose yang adalah seorang hamba Tuhan juga memberikan cara hidup praktis. Sebagai orang yang telah hidup baru maka hidup ditandai dengan doa ucapan syukur penuh sukacita. Praktek hidup yang penuh dengan keluh kesah yang sering ditampilkan orang lain harus ditinggalkan. Doa sebagai salah satu ciri khas umat percaya menjadi tuntutan yang harus dilakukan umat. Doa merupakan nafas kehidupan umat percaya. Dalam hidup persekutuan, jemaat perlu berdoa untuk tugas pelayanan para hamba Tuhan, sehingga mereka dimampukan membukakan rahasia Kristus yang disangkal oleh para pengajar sesat, yang tidak percaya kepada Kristus. Banyak rahasia Kristus (misteri) yang perlu dibukakan dan disampaikan kepada orang-orang yang belum percaya, misalnya ; (a) apakah orang kafir ikut masuk ke dalam rencana keselamatan Allah, (b) bagaimana hubungan gereja masa kini dengan masa yang akan datang ? Semua ini adalah bahagian dari misteri pada zaman itu. Untuk itu jemaat perlu berdoa agar para hamba dimampukan memahami setiap rahasia Kristus.
Berhadapan dengan orang-orang luar (yang belum percaya) sangat diperlukan hikmat dan kasih. Ketika orang-orang tak percaya mengarahkan seluruh waktunya (hidup) untuk kehidupan dunia ini, maka orang-orang percaya harus menggunakan waktu untuk meyakini Kerajaan Allah. Di sinilah orang-orang percaya perlu berhikmat. Segala sesuatu yang dilakukan/ diperbuat dengan hikmat akan mendatangkan sukacita dan kebahagiaan. Orang-orang berhikmat memang sangat mungkin menjadi tertawaan dunia, namun pada akhirnya akan menerima upah yang tidak kecil.
Selain berhikmat, orang percaya juga dituntut untuk memberlakukan kasih. Dalam nas ini (ay.6), kasih dikaitkan dengan perkataan. Ada pepatah yang berkaitan dengan perkataan (ucapan) : ‘memang lidah tak bertulang’. Artinya manusia bisa mengucapkan kata-kata apa saja. Kata-kata itu memiliki kuasa yang dapat memberikan semangat dan kekuatan. Itulah kata-kata yang penuh kasih.Tetapi ada juga kata-kata yang hambar, tak berguna, bahkan ada kata-kata yang cukup menyakitkan, melemahkan  dan membuat orang lain terluka. Seharusnya perkataan anak-anak Tuhan harus penuh kasih. Orang-orang luar sangat mungkin memperdebatkan bahkan menyerang iman/keyakinan orang-orang percaya kepada Kristus. Orang-orang percaya perlu menjawabnya tetapi dengan penuh kasih. Justru dengan kata-kata yang penuh kasih itu dapat membuat mereka memahami kebenaran. Dengan kata-kata yang penuh kasih itu, maka orang percaya telah menyatakan kerajaan Allah dan mewartakan keselamatan itu.

Hikmat dan kasih menjadi kunci bagi kita dalam menjalani kehidupan ini, baik berhadapan dengan saudara, keluarga, saudara seiman, maupun dengan orang yang tidak seiman. Pengetahuan/hikmat manusia sangat terbatas, dan di dalam keterbatasan itulah manusia perlu merendahkan hati. Banyak soal kehidupan yang tak terjawab oleh manusia. Ada rahasia Tuhan. Tuhan  penuh misteri. Kita perlu memohon dengan doa pada Tuhan. Sambil mencari hikmat, kita perlu hidup dalam kasih, terutama melalui perkataan kita. Kita perlu berhati-hati dengan setiap ucapan kita, karena kekuatan dari perkataan adalah sangat luar biasa. Ucapan dapat merugikan orang lain tetapi juga dapat merugikan diri sendiri. Jangan heran jika ada orang yang dijauhi orang karena perkataannya.  "Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut."  (Amsal 20:19). Kita perlu menjaga kata-kata sebab hal itu menunjukkan siapa kita sebenarnya.  Hendaklah kata-kata yang keluar dari kita dapat menjadi berkat dan sukacita bagi banyak orang. AMIN

Matius 8:18-22 (Khotbah Minggu, 30 Juni 2013)



MENGIKUT YESUS TANPA DALIH

 “Selidiki aku, lihat hatiku, apakah ‘ku sungguh mengasihimu Yesus? Kau yang maha tahu, dan menilai hidupku, tak ada yang tersembunyi bagi-Mu. T’lah kulihat kebaikan-Mu; yang tak pernah habis dihidupku, kuberjuang sampai akhirnya, Kau dapati aku tetap setia.” Ini merupakan sebuah lagu yang mengungkapkan tentang kesungguhan hati dalam mengasihi Tuhan Yesus. Ungkapan terdalam yang meminta Tuhan untuk dapat melihat jauh ke dalam hati si penulis. Supaya penulis jauh dari penilaian dirinya yang subjektif; merasa benar, namun senantiasa meminta Tuhan untuk menyelidiki hatinya. Sebab, hanya Tuhan yang tahu dan sanggup menilai tanpa ada yang tersembunyi.  

16 Juni 2013

Lukas 7:40-50 (Khotbah Minggu, 16 Juni 2013)



                                                             IMAN YANG MENYELAMATKAN

Secara khusus injil Lukas banyak menceritakan tentang perhatian Yesus kepada wanita, sehingga tidak mengherankan jika Injil Lukas oleh sebagian orang disebut sebagai ‘Injil kaum Wanita. Injil ini disebut juga ‘injil untuk orang terbuang’, karena selain menceritakan keberadaan Yesus sebagai anak Allah, ia lebih banyak menceritakan rasa belas kasihan Yesus terhadap sesama manusia, mereka yang lemah, miskin, menderita dan terbuang dari masyarakat ramai. Seperti seorang dokter yang mampu menyembuhkan dengan segera, demikian Yesus sebagai penyelamat, sebagai pembebas bagi orang yang butuh akan keselamatan dan pembebasan.

Lukas 7:11-17 (Khotbah Minggu, 9 Juni 2013)



PERHATIAN KHUSUS KEPADA JANDA YANG MENDERITA

Kematian dari seorang anggota keluarga atau sahabat sangatlah mendukakan hati. Apalagi bila yang meninggal itu memiliki peran penting dalam kehidupan kita, maka sangatlah menyedihkan. Ingin rasanya kalau orang yang kita kasihi itu dapat hidup kembali. Kematian seorang anak tunggal dari seorang ibu yang telah menjanda dalam bacaan kita tentu sangatlah menyedihkan, mendukakan sang ibu. Kecil kemungkinan sang janda kembali menikah dan memiliki anak. Ia kehilangan keluarga. Dalam konteks orang Yahudi, sang janda seperti dalam bacaan kita ini, maka hidup tidak lagi memiliki arti. 

Matius 10:16-22 (Khotbah Minggu, 23 Juni 2013)



                           ROH ALLAH MEMBERI KEKUATAN UNTUK BERSAKSI

       Bacaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ayat-ayat yang mendahului pasal ini, yaitu tentang pengutusan kedua belas murid Yesus. Dalam pengutusannya, para murid diberikan kuasa untuk mengusir roh jahat (10:1), dan selanjutnya Yesus memberikan pesan agar para murid jangan menyimpang dari sasaran yang akan menerima kabar baik (10:5). Sedangkan pada perikop bacaan kita hari (10:16-22), para murid dibekali dengan informasi orang yang ditemui dan cara menghadapi mereka. 
         Yesus akan mengutus para muridNya untuk memberitakan Kabar Baik, Kerajaan Sorga, Kebenaran. Yesus tahu bahwa banyak orang menentang berita sukacita ini. Mereka anti dengan kebenaran karena otak mereka hanya tertuju pada dunia ini saja. Mereka bagaikan serigala, yang siap menerkam hamba-hamba Tuhan yang memberitakan kebenaran. Anehnya, mereka sebenarnya adalah penguasa, Majelis Agama.