12 Januari 2014

Yesaya 49:1-7 (Khotbah Minggu, 19 Januari 2014)



KRISTUS TERANG BAGI BANGSA-BANGSA (Yesaya 49:1-7)



Tuhan kita adalah Tuhan yang Maha Besar. Dia mampu ‘berkomunikasi’ pada segala tempat dan pada semua orang. Dia menetapkan perjalanan hidup manusia. Tuhan dapat memakai manusia untuk melakukan kehendakNya. Yesaya mengimani kebesaran Tuhan itu melalui pengalaman hidup yang terjadi padaNya. Tuhan yang menetapkan Yesaya sebagai hambaNya sejak dari kandungan.
Tuhan tidak membiarkan hambaNya menjalani panggilannya dalam kesendirian tanpa pertolongan. Tetapi Tuhan memperlengkapi hambaNya dengan senjata, perlindungan, dan bekal hidup. Senjata pedang yang tajam (mulut). Tugas seorang hamba Tuhan adalah memperdengarkan firman Tuhan. Kwalitas berbicara menjadi penting agar firman Tuhan itu sampai pada sasarannya. Yesaya bersyukur karena Tuhan memberikan kemampuan menyampaikan firman Tuhan. Firman yang disampaikan Yesaya bagaikan pedang yang tajam, menjadi kritik yang mampu menusuk dan membelah hati manusia. Dengan firman itu, umat Tuhan akan membaharui diri, sehingga memiliki pola pikir dan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun bukan tidak  mungkin pula, ada orang yang mendengar firman Tuhan menjadi gusar. Orang seperti itu adalah orang yang merasa dirinya sudah mapan (benar dalam segala hal). Orang yang demikian dapat menjadi ancaman bagi Yesaya. Perlindungan keamanan. Dalam panggilannya sebagai hamba Tuhan, Yesaya tidak takut menghadapi ancaman dari orang yang gusar. Tuhan akan melindungi. Tuhan akan memelihara hidupnya dari ancaman, seperti panah yang tersimpan baik dalam tabung. Ia akan terpelihara dengan baik. Yesaya begitu percaya akan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Tuhan memberi garansi perlindungan bagi hamba yang melakukan kehendakNya. Jaminan hidup. Tuhan bukan hanya memberikan garansi perlindungan tetapi juga hidup financial. Tuhan memberikan jaminan sosial Yesaya, yang memang menjadi haknya. Sebagai manusia, Yesaya juga memiliki keinginan dan kebutuhan dunia ini. Ia mencari semua itu dengan bersusah payah yang menghabiskan tenaga. Ia kemudian sadar bahwa seluruh tenaga, pikiran, waktu yang terkuras itu hanyalah percuma dengan sia-sia. Sebab, sesungguhnya Tuhan telah menjamin semua itu. Tuhan telah menyediakan hak setiap umatNya. Keyakinan akan garansi seluruh hidupnya kepada Tuhan telah menjadikan Yesaya mampu melakukan tugas panggilannya dengan sukacita.
Tugas utama Yesaya telah ditetapkan Tuhan, yaitu membawa umat Tuhan (keturunan Yakub) yang terserak di pembuangan, agar dituntun kembali ke tanah air. Tetapi lebih dari itu, Tuhan menghendaki agar Yesaya menjadi terang bagi bangsa-bangsa. (46 b) : ‘Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.’ Kepemimpinan (perbuatan) Yesaya yang mampu membawa umat kembali ke tanah air akan menimbulkan keheranan. Bangsa-bangsa lain akan heran melihat kepemimpinan Yesaya dan kembalinya umat ke tanah airnya. Bagaimana mungkin Yesaya mampu memimpin umat yang degil ? Bagaimana mungkin umat yang mulai mapan secara ekonomi di pengasingan tapi mau kembali ke negerinya ? Dalam keheranan itu, maka bangsa-bangsa lain menyadari bahwa peristiwa itu karena peran Tuhan Maha Besar.
Dalam peristiwa itu bangsa-bangsa lain akan melihat bahwa Tuhan menjadikan Yesaya sebagai terang bagi banyak orang. Bangsa-bangsa lain juga akan melihat bahwa umat Tuhan tidak berhenti pada kemapanan materi, tetapi ada misi yang jauh lebih besar dan berharga. Akhirnya bangsa-bangsa lain menjadi percaya kepada Tuhan, dan kemudian mereka akan turut memperoleh keselamatan. Nama Tuhan sungguh-sungguh dipermuliakan.

Pernahkah kita menyadari bahwa Tuhan sedang memakai hidup kita untuk kehendakNya ? Kita perlu merenungkan, peran apa yang perlu kita lakukan dalam melakukan kehendak Tuhan itu. Mungkin kita sadar, bahwa Tuhan menghendaki sesuatu yang perlu kita perankan. tetapi kita mengelak tugas yang mulia itu. Banyak alasan kita untuk mengelak atas panggilan Tuhan. Kita merasa tidak memiliki kemampuan. Kita merasa bahwa belum siap karena sibuk untuk mencari dunia ini. Kita masih terus membangun diri kita sendiri. Kita merasa takut tidak memperoleh dunia ini jika kita menuruti panggilan Tuhan. Kita khawatir tidak memperoleh dunia ini. Padahal, Tuhan menjamin kehidupan umatNya, asalkan kita percaya padaNya.
Ayat 4 merupakan sebuah kesaksian Yesaya. Ia sesungguhnyab telah berlelah lelah mencari kehidupan dunia ini. Tidak digambarkan seberapa besar yang diperoleh. Namun, sesungguhnya, tanpa ia harus berlelahlelah, Tuhan memberi hak yang memang harus dimiliki.
Adalah seorang bapak yang menumpahkan seluruh hidupnya untuk memperoleh dunia ini. Ia bekerja keras, sehingga ia dapat menghidupi rumah tangganya. Ia juga mempunyai suatu penyakit. Kesibukan dia bekerja membuat ia sangat jarang bersama dengan keluarga, ke gereja hanya sesekali, dan kumpulan sosial hampir tidak pernah. Baginya hidup adalah bekerja. Kerja keras yang dilakukan memang memperoleh uang banyak tetapi penyakitnya sering kambuh membuat keadaan ekonominya biasa saja. Suatu waktu ia sudah merasa terlalu lelah bekerja. Ia mengurangi jam kerjanya, sehingga pendapatannya juga berkurang. Tetapi ia menjadi memiliki banyak waktu bersama keluarga, beribadah secara rutin, kehidupan sosialnya meningkat. Ia tidak menjadi miskin, standart saja. Tetapi luar biasa, penyakitnya yang sudah bertahun-tahun itu hilang begitu (sembuh). Tuhan menjamin hak setiap umatNya. ‘hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku’, itulah pengakuan Yesaya.
Yesus Kristus adalah terang. Kristus memanggil kita agar terang itu nyata bagi orang lain melalui hidup dan pelayanan serta perbuatan baik kita. Kita dapat menyatakan terang itu bagi orang lain melalui kemauan kita mengelola segala milik yang Tuhan berikan. Dengan tindakan dan perbuatan kita yang memancarkan terang, maka banyak orang yang percaya dan memperoleh keselamatan yang telah Tuhan Yesus persiapkan. Lakukanlah panggilanmu, sebab itu berkenan bagi Tuhan. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar