18 Februari 2014

Mazmur 119:33-40 (Khotbah, 23 Pebruari 2014)



MENGERTI DAN HIDUP DENGAN FIRMAN TUHAN (Mazmur 119:33-40)


Orang-orang beragama meyakini, bahwa makin dekat pada Tuhan makin mengalirlah berkat dalam hidupnya. Hal itu juga menjadi keyakinan bagi orang Kristen. Kedekatan itu ditampakkan dengan rajin ke gereja, berdoa, dan membaca firman Tuhan (Alkitab). Untuk yang terakhir ini, banyak orang Kristen mengaku bahwa ia telah membaca Alkitab berkali-kali secara teratur (dari Kejadian sampai Wahyu), selain membacanya secara acak. Sesuai dengan keyakinan di atas, jika orang-orang yang tekun membaca firman, maka patutlah ia menikmati kesuksesan  dalam jabatan, usaha, kekayaan, keluarga dsb.
Namun bagaimana dan mengapa jika keyakinan tersebut tidak menjadi kenyataan, bahkan berbanding terbalik ? Pergumulan seperti di atas itulah yang hendak dijawab renungan kita ini. Firman Tuhan memuat petunjuk ketetapan, perintah, titah, janji, dan hukum Tuhan. Firman Tuhan mengajarkan tentang kehidupan masa lalu, kini, dan masa depan. FT memberi pengetahuan kepada manusia tentang hidup. Firman Tuhan mengajarkan manusia supaya hidup dan berkata dengan benar. (Ayub  42 :7) ; ‘Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Téman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub’. Firman Tuhan juga memberi pengetahuan tentang hidup praktis ; arti kekayaan, jabatan, rumah tangga, anak. Selain itu, firman Tuhan mengingatkan manusia untuk mengabaikan (melalukan) hal-hal yang tidak perlu, yang merugikan, yang hampa. Misalnya, ada orang menggossip atau membicarakan kekurangan orang lain. Apakah itu perlu ditanggapi ? Atau kemudian kita ikut membuka kekurangan lain orang itu ? Ini tak berguna, membuang-buang waktu. Abaikan saja. Firman Tuhan itu membimbing manusia untuk mengerti dan melakukan yang benar. Hidup dengan firman Tuhan tidaklah mengutamakan nilai-nilai dunia ini, yang berpusat pada keuntungan (laba) materi. Singkatnya, firman Tuhan menjadi pelita dan terang bagi manusia. (Mazmur 119:105) ‘Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.’
Firman itu harus diterima dengan kerelaan hati. (Kisah Para Rasul  17:11) ‘Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya………, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui,…..’. Firman Tuhan itu mestinya diaminkan, sekalipun bertentangan dengan keinginan kita. Seluruh hati dicondongkan untuk firman Tuhan itu. Sekalipun firman Tuhan itu bertentangan dengan keinginan jasmani, tetapi firman Tuhan harus diterima dan dilakukan dengan dengan kesungguhan hati. Alkitab bukanlah seperti buku lain, yang sebahagian dapat kita terima gagasannya dan sebahagian kita tidak setuju. Alkitab mengandung kebenaran secara mutlak. Alkitab secara keseluruhan adalah kebenaran. Orang yang menekankan ayat tertentu dan menolak menolak ayat lainnya karena tidak sesuai dengan keinginannya, maka ia belumlah mengerti firman Tuhan serta tidak melakukannya dengan kerelaan hati. Misalnya. Seseorang memiliki orang yang dibenci (musuh). Lalu ia menemukan dan membaca nas ‘kasihilah musuhmu’ (Lukas 6:27). Jika orang itu mengabaikan nas itu, tidak mau berdoa, apalagi berbuat bagi musuhnya, maka ia belum hidup dengan firman Tuhan. Mestinya firman itu direnungkan, berdoa, sampai akhirnya dapat dilakukan dengan tulus hati.
Firman Tuhan haruslah dilakukan sekalipun itu bertentangan dengan keinginan. Memang, ketaatan melakukan firman Tuhan itu memerlukan ‘keberanian iman’, sebab banyak hal-hal yang duniawi bertentangan dengan firman Tuhan. Tetapi dengan demikianlah firman Tuhan itu menjadi berkat. (Ibrani 4:12) menyebutkan : ‘Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.’ Firman itu bukan sekedar mengenek-enakkan telingan dan sesuai dengan keinginan hati. Justru firman Tuhan harus mengguncang hati, jiwa, dan pikiran manusia, sampai ia mengalami pembaharuan hati, manusia memandang kemuliaan Tuhan.
Dengan mengerti dan melakukan firman itu, maka kita telah hidup dengan keadilan. Saat kita telah melakukan semua itu, maka kita dapat merasakan berkat Tuhan dalam hidup kita. Firman Tuhan memang sungguh-sungguh menjadi berkat bagi kehidupan manusia jika dimengerti dan dilakukan menurut petunjuknya.

Benarkah orang-orang yang rajin ke gereja dan ikut serta dalam berbagai kegiatan gereja harus selalu lebih sukses dibandingkan dengan orang yang tidak pernah/jarang ke gereja dan berdoa ?  Jika ‘ya’, maka saudara belum mengerti dan tidak mencondongkan diri pada firman Tuhan. Ada sebuah item dalam tata ibadah minggu yang disebut ‘Petunjuk Hidup Baru’, yang kadang dibacakan dari bagian dekalog (sepuluh hukum), dan adakalanya dari ayat Alkitab lainnya. Setelah membacakan petunjuk hidup baru atau hukum Tuhan itu, pemimpin ibadah berkata ‘berbahagialah orang mendengar firman Tuhan, menghayati, dan melakukannya’. Itu berarti firman Tuhan perlu dipelajari, direnungkan, dan diberlakukan dalam hidup kita. Jika firman Tuhan sudah dimengerti dan menjadi bagian hidup kita, maka segala sesuatu dalam hidup ini adalah berkat. Paulus berkata (Filipi 1:21 ‘Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan’. Paulus mengatakan hal demikian bukan kata-kata semata tetapi karena ia telah mengerti dan menghidupi dirinya dengan firman Tuhan.
Seringkali orang membaca Alkitab begitu saja tanpa penghayatan. Ia kemudian berharap ; ‘jika telah membaca Alkitab itu, maka ia akan mendapat berkat’. Alkitab adalah sumber segala pengetahuan. Jika kita hanya membaca begitu saja, lalu menyimpannya, dan kita menunggu dan berharap datangnya yang kita inginkan, maka kita telah menjadikan firman Tuhan itu menjadi mantera (ajimat). Firman Tuhan bukan alat untuk mencari kemegahan dunia melainkan agar kita memahami kehendak Allah. ‘Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya’ (2 Korintus 2:17).
Karena itu, firman Tuhan bukan hanya dibaca dan disimpan tetapi perlu dipahami, digumuli dan dilakukan. Dengan membaca, merenungkan, menggumuli, menghayati, dan memberlakukan firman itu secara menyeluruh dalam hidup ini, maka kita memperoleh kekuatan dan dimampukan memberlakukan keadilan. Hanya dengan mengerti dan memberlakukan firman Tuhan dengan penuh kesetiaan, maka kita telah hidup di dalam firmanNya, dan kita dapat merasakan berkat-berkat Tuhan. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar