21 April 2014

1 Petrus 1:3-9 (Minggu, 27 April 2014)



KEBANGKITAN KRISTUS DASAR PENGHARAPAN, IMAN DAN KASIH (1 Petrus 1:3-9)

Manusia mengejar nilai-nilai dunia ini yang terdiri dalam banyak hal. Orang Yahudi (termasuk yang tinggal di perantauan) mengejar puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan. Tiga hal itu menjadi harapan/cita-cita hidup orang-orang Yahudi. Mereka ingin mendapatkan semua itu. Dan jika mereka belum mendapatkan itu, maka hati mereka tidak mengalami kedamaian, sukacita. Padahal, untuk mendapatkan itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi pada saat itu, orang-orang Kristen mengalami penganiayaan. Orang-orang Kristen dianiaya dengan berbagai alasan, terutama karena mereka tidak mau menyembah kaisar dan menolak praktek hidup yang tak bermoral.  Akibatnya mereka mengalami penindasan, mereka hampir saja kehilangan pegangan hidup. Saat demikianlah Petrus memberikan pengharapan sebagai anak-anak Tuhan. Umat Tuhan dipanggil ke dalam hidup yang penuh pengharapan, yaitu percaya pada Yesus Kristus yang bangkit itu.

Petrus memberikan pengharapan baru, bahwa puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan dapat mereka peroleh dan sudah ada tersimpan di sorga. Semua itu akan diperoleh orang-orang yang memelihara iman. Bahkan puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan yang akan mereka peroleh dengan iman bukanlah yang dapat mencemarkan dan dapat layu tetapi menjadi yang kekal. Itulah keselamatan yang telah tersedia pada akhir zaman.
Orang-orang percaya tampaknya sulit memperoleh segala yang diinginkan di dunia ini, bahkan cenderung mengalami dukacita dan berbagai pencobaan. Tetapi justru di sinilah diuji keimanan setiap orang yang pengharapan itu. Orang beriman bukan hanya mampu mensyukuri akan berkat-berkat dunia (emas yang fana). Tetapi lebih dalam lagi, orang beriman dikuatkan menghadapi berbagai kesulitan/pergumulan.
Iman bukanlah dibuktikan dengan yang telah dilihat tetapi  pengharapan akan adanya sesuatu yang lebih indah (lihat Ibrani 11 : 1). Dengan hidup yang berpengharapan itu, maka orang-orang percaya akan menjalani hidup ini dengan penuh kegembiraan dan sukacita. Seiring dengan hidup yang berpengharapan, maka orang percaya itu telah mencapai tujuan dari imannya itu, memperoleh keselamatan, ketenangan jiwa. Itulah hidup yang penuh damai.

Kebangkitan Yesus mestinya melahirkan kita kembali untuk memiliki hidup yang penuh pengharapan. “lahir kembali” adalah orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki pengharapan menjadi orang yang berpengharapan. Ditengah dunia ini memang banyak dukacita dan berbagai pencobaan ; pergumulan keluarga, pekerjaan, ekonomi, sosial dsb. Terkadang kita menjadi goyah, putus asa menghadapi semua itu. Tetapi orang yang telah lahir kembali harus tetap memiliki pengharapan berlandaskan iman.
Dalam hidup masyarakat (hati) orangYahudi, seringkali mereka “dipaksa” untuk mengejar puji-pujian, kemuliaan, dan hormat. Hal itu sebanding dengan hamoraon, hagabeon, dan hasangapon yang dikejar orang Batak. Berbagai cara dilakukan untuk memperolehnya agar menjadi orang yang terpandang dalam kehidupan dunia. Bahkan tidak sedikit orang mengorbankan/melupakan banyak hal lain hanya untuk memperoleh itu. Padahal, apa yang dikorbankan justru seringkali pula menjadi hal yang utama, yang sebenarnya dapat memberikan kebahagiaan.
Tuhan Yesus mengasihi kita semua. Kita selalu diingatkan untuk tetap tekun dalam berdoa, bersyukur dan bersukacita dalam tindakan serta tidak meninggalkan Tuhan. Selama kita di dunia ini, kita tidak akan lepas dari penderitaan, tetapi kita harus senantiasa hidup sesuai dengan iman Kristen dalam banyak praktek hidup ini.
Sebagai orang percaya mestinya kita memiliki pengharapan, bahwa segala sesuatu akan merubah ke arah kebaikan. Yang utama kita menunjukkan kemurnian iman. Allah telah menyediakan segala yang kita inginkan. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar