10 Juni 2014

Mazmur 121:1-8 (Khotbah Minggu)




        TUHAN PENOLONG YANG SETIA


Ada kisah hidup seorang ibu RT (Rumah Tangga). Sang ibu menikah dengan suami, yang bekerja sebagai penopang seluruh ekonomi keluarga. Mereka mempunyai anak delapan orang. Sang suami dipanggil Tuhan pada saat semua anak-anak mereka sedang studi ; dua orang dibangku kuliah, dua orang SMA, dua orang SMP, dua orang SD. Suami tidak meninggalkan yang berarti untuk melanjutkan kehidupan keluarga, kecuali sebuah rumah dan gaji pensiun yang sangat kecil. Sepeninggal sang suami, si ibu ini sangat bergumul ; sebab ia tidak mempunyai pekerjaan. Dalam percakapan keluarga ada kesepakatan untuk tidak menjual rumah, sebab itulah satu-satunya peninggalan dari almarhum.



Si ibu ini mungkin seperti Pemazmur ini, : hanya mampu melayangkan mata, sembari bertanya : dari manakah mungkin datang pertolongan ? Tuhan yang membuka hati dan pikiran sang ibu. Si ibu kemudian bekerja dengan sekuat tenaga disertai doa senantiasa dipanjatkan kepada Tuhan. Dengan saling menopang antara anak-anak dengan sang ibu yang telah menjadi janda, maka semua anak-anaknya dapat melanjutkan studi dengan berbagai liku-liku sulitnya kehidupan. Pada akhirnya, seluruh anak-anaknya dapat menyelesaikan studinya, dan sang ibu menikmati hari tuanya penuh sukacita di rumah peninggalan suaminya. Ibu itu dapat bersaksi (Mazmur 121 : 2) : ‘Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi’. Pertolongan Tuhan bukan berarti berdiam diri. Jika Tuhan yang menjadi penolong kita, maka Tuhan juga akan menjaga kita dalam kehidupan ini. Pertolongan Tuhan tejadi jika kita memohon kepadaNya dalam doa dan bekerja. ORA ET LABORA.



Mazmur 121 ini diberi judul dengan terjemahan kata : ‘Nyanyian Ziarah’, yang juga mempunyai arti ‘naik’. Mazmur ini menggambarkan perjalanan umat Tuhan saat melakukan perjalanan ke Bait Allah. Perjalanan ke Bait Allah tidaklah mudah. Yerusalem berada di atas perbukitan. Di atas perbukitan itu masih ada bukit yang dinamai Bukit Sion. Di atas bukit Sion tersebutlah berdiri Bait Allah. Dengan demikian, perjalanan ke Bait Allah itu sangat melelahkan. Selain melelahkan, perjalanan ke atas bukit juga sangat berbahaya karena harus ditempuh pada siang hari di bawah terik matahari. Berjalan di bawah terik matahari memang cukup berbahaya. Pada zaman kuno lebih bahaya lagi, jangankan sinar terik matahari, sinar bulan pun dianggap dapat menimbulkan penyakit, khususnya penyakit jiwa.



Karena itu, untuk mencapai Bait Allah itu dibutuhkan semangat dan keyakinan yang teguh. Mazmur ini menjadi sebuah nyanyian pemberi semangat dan kekuatan bagi umat untuk berjumpa dengan Tuhan di baitNya. Mereka begitu rindu berjumpa dengan Tuhan. Pemazmur meyakini bahwa Tuhan pasti menolong umat yang hendak berjumpa denganNya. Tuhan akan menolong umatNya melewati perjalanan sulit. Tuhan akan menjaga mereka dari berbagai ancaman, termasuk penyakit.



Harapan itulah yang menguatkan umat melanjutkan peziarahan dengan sukacita dan bahagia. Mereka boleh percaya bahwa segala yang akan dilalui bukan atas kekuatan dan kehendak umat semata melainkan karena pertolongan Tuhan. Tuhan adalah penolong yang setia. Tuhan akan menjaga umatNya dari segala ancaman hidup.



Umat yang rindu berjumpa dengan Tuhan akan selalu dijagaNya. Bahkan umat yang percaya akan terus dijagai sampai mati. Itu sebabnya, kalau saudara mati, maka ada bunyi liturgi (8) : ‘TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya’ (rekan pembaca….ini klo di GKPI lho…kalau liturgos lupa mengucapkan ini pada waktu penguburan, besar kemungkinan orang itu tak masuk sorga….hahahha…).







Dalam hidup ini, kita tentu telah dan sedang memiliki berbagai rencana : menyelesaikan studi, promosi jabatan, perbaikan ekonomi. Dan banyak lagi yang sudah kita rancang sedemikian rupa. Namun perlu kita sadari, di tengah segala yang kita rencanakan juga terpampang berbagai kendala yang dapat menghambat. Rencana manusia tidak selalu mulus. Ada hambatan, kendala yang tak terpikirkan sebelumnya. Rasa letih, lesu, stress, bahkan putus asa dapat menjadi ancaman yang hebat pada masa kini. Tapi anak-anak Tuhan tak perlu takut. Jadikan Tuhan sebagai penolong kita.



-          kita bisa saja letih-lesu menjalani hidup itu, tapi Tuhan akan menjagai dalam istirahat



-          kita bisa saja jatuh sakit, tapi Tuhan menjaga di pembaringan



-          kita bisa saja tersakiti dalam hidup ini, tapi Tuhan memberikan penghiburan



-          Kita bisa saja terjepit pada pergulatan yang hebat, tapi Tuhan akan melepaskan



Tuhan akan menjaga dan menaungi umatnya dalam hidup ini. Namun, semua itu terjadi apabila manusia mau menggaransikan hidupnya pada pertolongan Tuhan. Tuhan berkenan menolong asalkan kita berserah padaNya. Kita perlu memberi ruang dan waktu bagi Tuhan untuk menolong hidup kita.



Hidup ini adalah ‘peziarahan iman’. Jangan mengurung diri dengan kehendak sendiri tapi menyerahkan hidup pada tuntunan Tuhan. Tuhan mau menjaga dan menaungi hidup kita. Hidup yang berserah pada pengawalan Tuhan akan membawa kita menikmati kehidupan yang tenteram dan damai. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar