1 Juni 2014

Matius 13:1-9 + 18-23 (Minggu 13 Juli 2014)


FIRMAN TUHAN ADALAH KEKUATAN

Ketika selesai ibadah minggu, seorang ibu jemaat menyapa pendeta, ‘terima kasih pak pendeta, wah…khotbahnya enak sekali’. Sang pendeta menjawab, ‘yah, puji Tuhanlah’. Lanjut si pendeta, ‘Tapi bu…, apanya yang enak ?’ Wah, pokoknya enaklah – kena sekali pak pendeta !!!, lanjut sang jemaat. Si pendeta heran dan kembali bertanya, ‘siapa yang kena ?’ Jemaat tersebut menjawab, “Itu, bapak yang banyak kritiknya…kena kali dia’. Kata sang pendeta, ‘Oh…kalau begitu yang enak bukan ibu, tetapi bapak itu….hehehe….”’.
Yesus adalah guru yang mengajar dengan kuasa dan menunjukkan kepada murid-muridnya jalan yang benar. Pengajaran Yesus bukan hanya menunjuk pada kehidupan masa lalu tetapi lebih terarah pada kehidupan masa depan. Kitab Matius cukup menonjolkan Yesus sebagai guru. Metode Yesus dalam mengajar sering kali menggunakan perumpamaan, yang biasanya diambil dari bagian hidup keseharian pendengar. Karena itu, lazimnya perumpamaan tidak lagi diberi penjelasan, sebab pendengar akan segera mengerti maksud dan tujuannya. Apalagi dalam perumpamaan kali ini, Yesus juga memberi penjelasan, maka pendengarnya tentu sudah cukup paham.
Melalui perumpamaan dan penjelasan ini maka dapat dimengerti, bahwa yang dimaksud dengan benih adalah firman Tuhan. Seorang petani akan selalu memilih benih yang baik, sehingga mampu bertumbuh dengan baik. Namun, faktor yang cukup penting lagi adalah jenis/bentuk tanah, tempat benih ditaburkan. Jika tanahnya buruk maka buah yang dihasilkan juga buruk (sedikit) ; dan jika tanahnya baik maka yang dihasilkan juga buah yang banyak. Tanah yang dimaksud di sini adalah sikap manusia menerima firman itu.
Firman Tuhan disampaikan oleh Yesus maupun para hambaNya. Tempat firman Tuhan dapat dikumandangkan dimana saja ; di darat, di laut, di gunung. Lalu, bagaimanakah sikap setiap orang yang diberi firman itu ? Ada empat sikap manusia terhadap firman Tuhan. Mendengar tetapi tidak mengerti. Ada orang yang rajin mengikuti persekutuan, dimana firman dikumandangkan. Akan tetapi setiap firman yang dikumandangkan tidak pernah menjadi perhatiannya. Baginya, firman Tuhan tidak penting, apalagi melakukannya dalam hidupnya. Yang justru melakukan firman itu adalah orang-orang yang tidak pernah ikut beribadah. Mendengar tetapi tidak berakar. Firman Tuhan bukan sekedar enak di telinga tetapi ia harus tinggal di dalam hati. Jika firman Tuhan itu diterima dengan benar maka ia menjadi suatu kekuatan yang luar biasa (Roma 1:16-17). Orang yang sungguh-sungguh mengerti firman Tuhan, maka ia akan memperoleh kekuatan sekalipun ada godaan, penindasan atau penganiayaan dan ancaman. Baginya, Yesus adalah Tuhan yang menjaga dan memelihara hidupnya. Ia selalu setia pada Tuhan. Mendengar tetapi tidak dihidupi. Firman Tuhan bukan alat memenuhi kebutuhan duniawi. Banyak orang yang mengaminkan firman Tuhan apabila hal itu memberi kesuksesan (kekayaan, jabatan dsb) dalam hidupnya. Namun, apabila kesuksesan tidak menyertai hidupnya, ia segera kuatir dengan hidupnya. Firman Tuhan hanya dimengerti pada kehidupan dunia. Mendengar – Mengerti – berbuah. Mendengar firman Tuhan itu sangatlah penting. Orang yang disapa firman Tuhan akan segera merasakan sukacita dalam hidupnya. Namun, firman Tuhan tidak sekedar didengarkan tetapi perlu dimengerti. Firman Tuhan bukan ‘terjaminnya’ kehidupan dunia ini tetapi adanya kekuatan menghadapi dunia ini. Firman Tuhan yang berakar di dalam hidup orang-orang percaya akan membuatnya kuat menghadapi godaan dunia, menggunakan segala sesuatu yang Tuhan anugerahkan bagi hidupnya. Seluruh hidupnya diserahkan pada kehendak Tuhan. Dengan demikianlah ia menghasilkan buah. Buah yang perlu dihasilkan bukan soal-soal kepentingan duniawi melainkan hal yang berkaitan dengan Kerajaan Sorga (19). Karena itu, kesetiaan kepada segala perintah Tuhan serta melakukannya menjadi yang utama. Kesetiaan melakukan firman Tuhan itu akan memberi kekuatan kepada murid-murid Yesus untuk menghadapi segala godaan dan tantangan dunia ini.

Setiap saat (setidaknya tiap minggu) kita mendengar firman Tuhan beserta dengan renungannya. Buah dari firman Tuhan itu adalah agar kita dapat hidup dengan benar dan menjadi berkat bagi orang lain. Dengan firman itu, maka kita memiliki kekuatan dalam menjalani hidup ini ; tidak perlu takut dengan berbagai ancaman hidup, tidak khawatir dengan kebutuhan hidup sebab Tuhan memenuhi segala hidup umatNya. Kita juga tidak boleh tergoda oleh tawaran-tawaran dunia yang dapat membuat kita meninggalkan keyakinan kita pada Yesus Kristus. Firman Tuhan bukan alat mencapai kesuksesan (kekayaan, jabatan, isteri yang banyak) ; melainkan kekuatan untuk hidup dengan benar.
Pada akhirnya kita boleh memahami bahwa firman Tuhan bukan saja untuk kepentingan dunia yang sesaat ini tetapi kita perlu memeliharanya sepanjang hidup ini sampai kita menerima mahkota kehidupan kekal.
Karena itu, peliharalah dan hasilkan buah dari firman Tuhan dalam hidupmu supaya engkau berkenan bagi Tuhan. AMIN


Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar