17 Juli 2014

Yesaya 44:6-8 (Minggu, 20 Juli 2014)



                TUHAN SATUSATUNYA ALLAH (Yesaya 44:6-8)

Seorang Kristen yang sakit berdoa : ‘Ya Tuhan, Engkau adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Tabib dari segala tabib. Tolonglah aku, ya Tuhan, supaya Engkau menjamahku. Sembuhkanlah aku, ya Tuhan’. Seorang Kristen lain, yang bergumul tentang biaya sekolah anaknya berdoa : ‘Ya Tuhan, Engkau adalah Tuhan yang Maha Baik, Penolong orang-orang yang miskin. Tolonglah aku, ya Tuhan, agar dapat membiayai anak-anakku, supaya mereka dapat melanjutkan studinya. Engkau adalah Tuhan yang Maha Kaya’.

Kedua orang yang berdoa di atas berseru kepada Tuhan dengan sebutan berbeda. Yang seorang menyebut Tuhan sebagai Tabib ; dan seorang lagi menyebut Tuhan itu sebagai Penolong orang miskin. Perbedaan akan sebutan itu bukan berarti Allah mereka tidak sama. Mereka berseru kepada Tuhan sesuai dengan keinginan yang akan Tuhan perbuat bagi hidup mereka.
Dalam nas ini, Yesaya menyebut Tuhan dalam dua nama, yaitu Raja dan Penebus. Kedua sebutan ini menjadi penting bagi umat Tuhan yang sedang berada di pembuangan Babel. Yesaya melihat posisi seorang raja di Babel silih berganti ; mulai dari Nebukadnezar – Evil Merodakh (berkuasa 2 tahun) – Nergal Serezer (berkuasa 4 Tahun), dan yang terakhir Belsyazar. Masing-masing raja itu memiliki kebijakan tersendiri. Misalnya, pada masa Nebukadnezar, sebenarnya umat Tuhan di pembuangan Babylon hidup seperti orang bebas, tidak ada tekanan. Peristiwa politik di Babel ; kekuasaan raja yang silih berganti memberi pemahaman bagi Yesaya, bahwa sesungguhnya ada Raja yang kekal, yaitu Tuhan. Dia adalah Raja dari segala raja.
Pada masa kekuasaan Belsyazar datanglah Cyrus (Kores) raja Persia merebut Babylon. Keberhasilan Persia menguasai Babel merupakan kehendak Tuhan. Sebagaimana Tuhan mengizinkan Israel memiliki raja-raja (Yes. 43:15), demikian juga Tuhan memperkenankan raja Persia berkuasa atas Babel. Melalui raja Persia ini, Tuhan akan menebus umatNya dari tawanan Babel. Raja Persia ini kelak memberi kebebasan bagi umat yang tertawan di Babel untuk kembali ke tanah air mereka. Demikianlah Tuhan menebus umat pilihanNya.
Siapakah Tuhan itu ? Tuhan memperkenalkan diriNya sebagai ‘yang terdahulu dan yang terkemudian’. Dia adalah Pencipta alam semesta, dan Dia adalah satusatunya Allah yang memelihara ciptaanNya. ‘Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa’ (Ulangan 6:4). Tuhan dikenal sebagai Raja Israel tetapi Ia adalah Allah segala bangsa. Tuhan berkuasa atas alam semesta, Ia berkuasa atas segala raja, dan Ia berkuasa atas segala kehidupan manusia. Tuhan adalah satusatunya Allah. Dia adalah Tuhan si Pemberi penghiburan dan pengharapan bagi umat pilihan yang hidup di pembuangan di Babel. Tuhan Israel akan membuka jalan bagi umat untuk kembali ke Yehuda dan memulihkannya.
Allah mau menyelamatkan bangsanya dari pembuangan, tetapi Dia juga mau memakai umat pilihan itu menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain. Melalui penebusan ini, Allah menekankan agar umat Tuhan ; (a) jangan gentar dan jangan takut. Tuhan menenteramkan hati umatNya. Mereka tidak perlu goyah menghadapi pergolakan yang silih berganti. Tuhan memiliki kuasa atas semua peristiwa yang terjadi di pembuangan. (b) Supaya umat menjadi saksi. Peristiwa demi peristiwa di pembuangan turut dilihat dan dirasakan umat Tuhan di pembuangan. Sekalipun banyak pergolakan tetapi Tuhan yang mengendalikannya. Tuhan menjadi Raja atas segala raja. Karena itu, umat Tuhan yang akan kembali dari pembuangan harus menjadi saksi atas kebesaran Tuhan. Tuhan bukan hanya Raja bagi Israel tetapi Tuhan bagi seluruh bangsa.

Hanya satu Tuhan Allah, yang lain itu bukan Allah melainkan allah buatan. Kalaupun ada yang disembah orang selain Allah yang satu itu, maka itu adalah allah imitasi (misalnya patung, kayu, dsb). Oleh karena itu, kita jangan membuat allah lain. (Galatia 4:8) : ‘Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah’. Kita hendaknya tidak mengulangi yang diperbuat orang-orang Galatia itu.
Allah berdaulat penuh, yang memiliki kehendak sendiri. Baginya tidak berlaku rumusan-rumusan manusia, sebab-akibat. Rumusan manusia seringkali berbanding terbalik, sehingga mengejutkannya. Tetapi, bagi yang sungguh-sungguh mengenal, memahami dan percaya akan Tuhan, maka sesuatu yang terjadi, termasuk yang berbanding terbalik dengan logika manusia - tidaklah mengherankan. Manusia membuat rumusan ; orang yang pandai bersekolah – rajin bekerja – kemudian menjadi kaya. Lalu bagaimana kalau ada orang pandai – rajin bekerja – tetapi tidak kaya ? Mungkin, manusia menambah logika tambahan, ‘ia belum bertobat dan karena tidak berdoa’. Orang percaya harus memahami, bahwa Allah memiliki kehendakNya bagi hidup manusia. Apabila manusia memaksakan kehendaknya sendiri sedemikian rupa, maka ia telah membuat allah lain. Tetapi percayalah, Tuhan yang adalah satusatunya Allah mengasihi setiap umatNya. Hanya saja manusia mestilah melakukan perintah Allah serta tidak gentar dan takut menghadapi kehidupan ini. Selanjutnya, manusia menyerahkan hidup sepenuhnya  pada Allah. Biarkan Allah mengatur hidupmu. Syukurilah segala yang Allah perbuat bagi hidup kita, sebab segala yang Allah perbuat adalah untuk mengasihi umatNya.
Allah di dalam Yesus Kristus telah menyelamatkan, menebus manusia dari dosa. Allah tidak pernah meninggalkan umatNya. Allah memberikan jaminan bagi umatNya. Karena itu, kita jangan pernah gentar dan takut menjalani kehidupan di dunia ini. Marilah kita menjadi saksi Tuhan dengan memuliakanNya dan menyalurkan berkatNya bagi dunia ini. Allah menyertai kita.
AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar