19 Agustus 2014

Roma 12:1-8 (Minggu, 24 Agst 2014)



                PEMBAHARUAN BUDI MENURUT RUPA KRISTUS (Roma 12:1-8)

Manusia terdiri dari tubuh, roh, dan jiwa. Namun tidak semua budaya (agama) memiliki pemahaman yang sama ; ada yang memisahkan secara tajam (Yunani), tetapi ada juga yang memahaminya sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan (Yahudi). Bagi Paulus, tubuh dan roh itu saling mendukung, jika tak dapat disebut menyatu. Itu sebabnya dikatakan (1) : ‘persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup ; itu adalah ibadahmu yang sejati’. Ibadah (latreia) dapat berarti bekerja, melayani, mengabdi untuk pekerjaan. 
Jadi yang dimaksud dengan ‘mempersembahkan tubuh sebagai ibadah yang sejati’ adalah seluruh gerak hidup, pekerjaan dan di segala tempat merupakan pelayanan. Dengan demikian, ibadah (memuji Tuhan) bukan hanya di dalam gedung gereja, tetapi Paulus menghendaki pada seluruh kehidupan. Jika tiap-tiap manusia mempersembahkan tubuhnya sebagai ibadah, maka dunia telah menjadi sebuah gereja besar.
Dunia masih penuh dengan kejahatan. Orang-orang yang telah menerima Kristus haruslah meninggalkan dunia kegelapan itu. Mereka tidak boleh serupa dengan dunia yang masih diliputi oleh kegelapan. Mereka justru dipanggil untuk menjadikan dunia sebagai gereja besar. Untuk mencapai tujuan ini, Paulus berkata : ‘berubahlah oleh pembaharuan budimu,’. Pembaharuan budi menghantar umat Tuhan mengerti kehendak Allah. Perubahan yang dimaksud bukanlah bentuk luar manusia yang memang dapat berubah secara otomatis. Tetapi perubahan tabiat manusia dari negative menjadi positif. Manusia yang memiliki tabiat positif akan selalu melakukan kebaikan. Ia tidak berpikir resiko buruk atas perbuatan baik yang dilakukannya. Manusia yang telah mengalami pembaharuan, itulah yang menggerakkan dirinya melakukan tuntutan-tuntutan etis.
Membagikan karunia. Tuhan menganugerahkan karunia bagi setiap orang. Karunia itu berbeda-beda agar setiap orang dapat memainkan fungsinya bagi kemajuan persekutuan.  Tiap anggota menggunakan talenta yang dimiliki untuk kebaikan, yang Tuhan kehendaki. Jika tiap-tiap anggota memainkan fungsinya atas karunia yang dimiliki maka itu akan sangat membangun persekutuan Tuhan.
Membagi karunia dengan ikhlas, rajin, dan sukacita. Segala karunia yang kita miliki merupakan anugerah Tuhan. Tuhan memakai anak-anaknya untuk membagikan karunia yang dimiliki bagi banyak orang. Segala pemberian Tuhan itu harus dipertanggungjawabkan, pada akhirnya. Tuhan memberikan karunia itu bukan untuk digenggam sendiri melainkan untuk dibagikan, sehingga orang banyak juga menikmati karunia Tuhan itu.

Kejahatan cukup mewarnai kehidupan manusia dunia ini. Orang-orang percaya pada Kristus haruslah melepaskan seluruh kejahatan itu. Kristus telah menebus kita dengan kematianNya. Ia telah membaharui kita. Kita hendaknya berkenan hidup dalam pembaharuan secara terus menerus, sehingga kita tidak lagi serupa dengan dunia ini.
Sebagai orang percaya kita telah menerima banyak dan berbagai karunia. Kita patut bersyukur atas semua berkat anugerah Tuhan yang dilimpahkan bagi kita masing-masing ; kepintaran, kekuatan, kekayaan, kesehatan, dan ragam kuasa lainnya. Semua itu hanya karena kemurahan Tuhan belaka. Tuhan menganugerahkan semua itu untuk memperlengkapi kita dalam menjalani kehidupan ini.  Karena itu, anugerah yang kita terima baiklah digunakan untuk kemuliaan Tuhan. Secara khusus di dalam persekutuan, segala yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kita hendaklah kita berdayakan menjadi suatu kekuatan bagi kepentingan jemaat. Jika seluruh jemaat memberdayakan talenta untuk melayani, maka hal itu akan menjadi suatu potensi luar biasa bagi pertumbuhan gereja, gereja akan bertumbuh sungguh luar biasa. Orang-orang percaya harus harus saling melayani sesuai dengan talenta yang ada padanya. Dengan demikian seluruh jemaat hidup dengan penuh sukacita dan menikmati damai sejahera.
Kehidupan orang-orang percaya yang telah dibaharui itu mestinya juga diberlakukan dalam kehidupan di tengah-tengah dunia luas (pekerjaan, masyarakat, keluarga, bisnis). Orang-orang percaya dipanggil Tuhan beribadah di tengah-tengah dunia ; baik kita sedang berada di rumah, perkumpulan, tempat kerja, atau di pasar. Semua itu dapat dilakukan di tengah dunia ini melalui keteladanan dari perbuatan Kristus. Dengan demikian, dunia yang penuh kejahatan ini berubah menjadi gereja besar, dimana kehidupan manusia tidak ada lagi perselisihan, peperangan, pemusnahan, tetapi seluruh umat manusia dapat menjalani kehidupan dengan penuh cinta kasih. Tuhan memanggil kita melalui hidup yang telah diperbaharui, sehingga seluruh dunia memuliakan Bapa di Sorga.  AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar