31 Oktober 2014

Lukas 1:26-38 (Minggu, 21 Desember 2014)



BAGI ALLAH TIDAK ADA YANG MUSTAHIL

Tuhan memberikan manusia kemampuan berpikir, sehingga dapat merancang dan bertindak untuk keinginannya. Akan tetapi seringkali fakta yang terjadi tidak dapat dimengerti dan dijelaskan. Peristiwa yang terjadi diluar logika umum (mustahil) akan membuat manusia heran dan terkejut. Bila suatu peristiwa terjadi diluar logika manusia dan tidak bertentangan dengan norma masyarakat, maka peristiwa itu akan diterima sebagai suatu mujizat. Namun, jika ada peristiwa yang terjadi di luar logika dan tidak berkenan bagi budaya setempat maka peristiwa itu akan menimbulkan keresahan. 

Narasi Lukas 1:26-38 ini dimulai dengan perintah Tuhan kepada malaikat Gabriel untuk pergi ke sebuah kota kecil Galilea di daerah Nazaret.  Suruhan Tuhan ini akan menemui seorang perawan, yang sedang bertunangan dengan Yusuf dari dinasti Daud. Pembukaan narasi ini hendak menunjukkan bagaimana Allah tetap menggenapi janjiNya, bahwa tahkta keturunan Daud akan berkelanjutan selama-lamanya. Sedangkan peran perawan Maria mengarahkan pembaca pada kemahakuasaan Allah, dimana Allah dapat bertindak melampaui akal pikiran manusia.
Perjumpaan Maria dengan malaikat Gabriel di Galilea – Nazareth merupakan sebuah pertemuan rohani, pertemuan yang tidak dapat dialami semua manusia. Malaikat Gabriel menyapa Maria ; ‘syalom’ yang berarti ada berita sukacita dan damai sejahtera. Maria terkejut atas pesan yang disampaikan Gabriel, dan menantikan bentuk sukacita apakah yang akan dimilikinya. Malaikat Gabriel menyampaikan pesan : ‘Tuhan menyertai engkau…Engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah…Engkau akan mengandung dan melahirkan…Hendaklah engkau menaimanya Yesus…Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi…Tuhan akan mengaruniakanNya Tahkta Daud, dan raja atas keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaanNya tidak akan berkesudahan.
Nas ini tidak menyebutkan ekpresi Maria saat menerima pesan ini, dan bukan tidak mungkin Maria tertawa terbahak-bahak, karena ia belum bersuami dan ia juga tidak melakukan perzinahan. Namun, karena pesan ini bersumber dari dan kehendak Tuhan, maka Maria membiarkan berita tersebut menguasai dirinya. Maria menunggu apa yang selanjutnya Tuhan perbuat.
Pesan utama yang disampaikan malaikat Gabriel adalah akan terjadinya dua peristiwa yang tidak masuk logika manusia pada zaman itu dan saat ini. Pertama. Maria belum bersuami tetapi akan mengandung dan melahirkan seorang anak. Pesan ini bukan membuat Maria takut, karena selain ia belum bersuami, kejadian lahirnya seorang bayi tidak akan terjadi pada daerah yang budayanya masih terpelihara dengan baik. Maria sadar benar bahwa ia tidak ada melanggar norma masyarakat. Namun, Maria juga adalah orang yang percaya pada Tuhan, sehingga baginya suatu peristiwa dapat saja terjadi jika Tuhan yang berkehendak. Kedua. Elizabeth akan melahirkan. Elizabet adalah saudara Maria. Elizabet menikah dengan Yohanes. Tetapi sampai pada usia wajar, mereka belum memiliki keturunan. Maka pesan ini juga tentu mencengangkan Maria. Dalam hal ini malaikat Gabriel memberi pesan yang sudah mendekati logika karena disebutkan Elizabet sudah mengandung enam bulan. Malaikat Gabriel mengakhiri pesannya ‘Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil’.
Maria menerima kemustahilan ini dengan segala kerendahan hati, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Kemustahilan yang akan terjadi tidak membuat Maria tumbuh menjadi ‘sombong rohani’ tetapi ia makin merendahkan hati. Ia hanyalah hamba. Maria siap menerima segala yang Tuhan perbuat baginya, dan segala yang terjadi baginya akan diterima sebagai sesuatu yang baik. Selebihnya, Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya (Lukas2:19).
Berita yang disampaikan malaikat Gabriel kepada Maria ini menunjukkan bahwa kelahiran Yesus Kristus merupakan kuasa Allah. Allah menggunakan manusia sebagai alatNya dan Allah bekerja di luar ruang logika manusia. Allah membuat segala kemustahilan supaya manusia percaya akan kemahakuasaanNya.

Hidup manusia modern telah terbangun dengan mengandalkan logika-logika, sekalipun tidak semua dapat dijelaskan dengan tepat. Kita perlu menyadari, bahwa di luar kemampuan manusia ada kekuatan yang tak terbatas, yang tidak terjangkau oleh pikiran manusia. Kita perlu tunduk pada kemahakuasaan Tuhan. Keterkejutan dan rasa takut kita menghadapi dunia ini akan sirna apabila kita percaya akan kasih dan kuasa Tuhan. Kita seringkali menghadapi pergumulan hidup ; ekonomi, rumah tangga, penyakit dsb. Kesulitan pada tingkat tertentu, dimana manusia tidak memiliki kekuatan lagi, janganlah berputus asa ! Tuhan bekerja di luar kemampuan kita. Ia menyertai kita sehingga kita tidak perlu gentar atas setiap peristiwa. Sebagai orang-orang percaya, kita dipanggil untuk berserah kepada Tuhan, dan segala sesuatu dapat Tuhan lakukan. Tuhan memberikan kita iman untuk menumbuhkan pengharapan. Kita bukan membangun optimis yang membabi buta tetapi pengharapan dalam Yesus tetap perlu ditumbuh-kembangkan. Tuhan Yesus Kristus akan menyertai kita melewati liku-liku jalan kehidupan ini. Kita terus berharap, berdoa, bekerja, dan  berserah pada Tuhan.
Sebagai Kristen yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus harus membuka diri untuk dipakai Tuhan dalam rangka mewujudkan rencanaNya. Manusia yang terikat dengan tatanan sosial masyarakat perlu membuka diri bahwa budaya yang berlaku di tengah masyarakat itu tidak semuanya dan tidak selamanya menunjang dalam rangka mewujudkan sejarah keselamatan Allah itu. Justru sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, kita seharusnya setiap saat memperbaharui diri dan menyesuaikan diri terhadap kehendak Allah. Tuhan akan menyertai kita untuk menyongsong pembaharuan iman umat di dunia ini.
Perlu kita pahami bahwa perwujudan syalom yang disampaikan malaikat Gabriel dahulu kepada Maria, kini diemban oleh gereja. Gereja itu adalah kita semua, yang seharusnya bersikap seperti Maria, membuka diri menjadi alat Tuhan, mewartakan Injil keselamatan Allah.
Kita akan merayakan Natal. Mari kita menyambut Tuhan Yesus Kristus dengan mempersiapkan hati yang bersih dan sikap rendah hati. Kalaupun kita berada di dalam dosa, dan memang perlu menyadari akan dosa itu, tetapi kedatangan Tuhan bukan untuk menghukum kita melainkan untuk menyatakan kasihNya. Mari kita sambut Dia yang membawa kita pada ketenangan dan kedamaian. Walaupun banyak pergumulan, namun kita tidak perlu takut asalkan kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar