8 Oktober 2014

Matius 22:1-14 (GKPI, 12 Okt 2014



GUNAKANLAH PAKAIAN PESTA SEBAB SEMUA TELAH TERSEDIA

Ketika menerima sebuah undangan pesta, kita akan menelusuri ; pesta apa, siapa yang pesta, dimana pestanya, apakah saya hadir, kado apa layak saya berikan ? Demikian juga si empunya pesta akan berusaha membuat pesta itu sebaik mungkin, agar para undangan menikmati sukacita. Nas ini mengumpamakan seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin anaknya. Lazimnya raja berpesta maka yang diundang adalah orang-orang pilihan. Dalam hal mengundang, orang Yahudi rupanya sangat hormat ; mula-mula undangan disampaikan secara umum, kemudian masih dilanjutkan dengan undangan secara khusus. Sekalipun undangan sudah dilakukan demikian dan yang berpesta adalah raja, tidak otomatis orang yang diundang menghadirinya. Para undangan memiliki berbagai dalih sehingga tidak datang ke undangan itu dengan berbagai alasan pribadi. 

Betapa kecewanya si empunya pesta, yang diharapkan datang ternyata tidak hadir. Pemilik pesta  tidak putus asa. Sang raja kemudian memberi perintah kepada hambanya untuk mengundang orang yang tidak pernah diperhitungkan, yaitu orang-orang yang termarjinalkan; orang miskin, orang cacat, orang buta, orang lumpuh. Pemilik pesta memang sudah merencanakan, bahwa rumah pestanya harus penuh dengan orang. Para undangan ini tentu merasakan bahwa undangan ini merupakan anugerah besar….yah perbaikan gizi lah.
Sambil mempersilahkan tamu-tamunya menikmati pesta tiba-tiba sang raja melihat seorang tamu yang tidak mengenakan pakaian pesta. Ini membuat sang raja menjadi marah. Lalu sang raja memerintahkan hambanya, agar orang datang ke pesta ini tetapi tidak mengenakan pakaian pesta, tangan dan kakinya diikat dan dicampakkan saja ke tempat yang paling gelap. Diakhir perumpamaan ini TY berkata, “banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih”.
Yesus menyampaikan perumpamaan ini adalah dalam rangka menggambarkan Kerajaan Sorga (2). Dengan demikian jika  perumpamaan ini kita bingkai maka : (a) sang raja adalah Allah. Allah mengundang setiap orang untuk datang kepadaNya. (b) Pengundang itu adalah Yesus yang datang ke dunia. Ia datang ke dunia sebagai hamba untuk keselamatan umat manusia tetapi umat pilihan menolaknya bahkan menganiaya dan membunuhNya. (c) Undangan adalah (i) Israel. Mereka adalah orang-orang yang telah dipilih Allah menjadi umat kesayanganNya. Mereka adalah orang-orang yang telah mengenal dan memiliki pengalaman iman bersama Allah, tetapi mereka kemudian menolak panggilan Allah. (ii) Orang-orang yang tidak layak adalah adalah orang-orang yang sebelumnya tidak mengenal Allah (semua bangsa di dunia) yang dipanggil menikmati kerajaanNya. Orang banyak memang datang memenuhi panggilan Tuhan. (iii) Orang yang datang tanpa pakaian pesta adalah orang-orang yang terpanggil dan datang tetapi tidak melakukan kehendak Tuhan. Mereka tahu meminta pengampunan tetapi terus melakukan dosa tanpa ada pertobatan.

Allah mengundang setiap orang untuk memperoleh sukacita dan keselamatan, namun tidak semua orang berkenan atas panggilannya. Umat Israel sendiri yang telah dipilih dan ditetapkan menjadi umatNya pun menolak panggilan Allah. Allah tidak berhenti memberikan keselamatan hanya bagi Israel tetapi bagi seluruh umat manusia. Allah memberikan keselamatan bukan disebabkan kesalehan umat manusia tetapi hanya karena anugerahNya, agar umat manusia turut bersukacita di dalam Kristus Yesus di dalam kerajaan-Nya.
Allah menganugerahkan kepada kita kehormatan yang tinggi, yakni turut bersukacita bersama dengan-Nya di dalam Kerajaan-Nya. Yesus Kristus memanggil kita untuk datang kepadaNya. Kita adalah orang-orang yang sudah dipilih dan dipanggil Allah ke dalam perjamuan putranya, Yesus Kristus. Kita memang hadir ke pesta sang raja dengan predikat sebagai orang  Kristen dan mau beribadah setiap minggunya. Kita sebagai pengikut Kristus telah mengalami pengampunan dosa di dalam kasih Kristus melalui pengorbananNya. Namun, apakah kita mengenakan ‘pakaian Kristus’ dalam kehidupan ini ? Seringkali ada bahaya dalam kehidupan Kristen, dimana menganggap anugerah Allah sudah diterima sehingga tidak lagi berusaha memenuhi tuntutan untuk hidup benar. Selain itu, manusia hanya mampu melihat kehidupan yang sesaat ini. Jika ia sudah memiliki ini dan itu maka ia merasa sudah dipuaskan. Padahal setelah ia memiliki ini dan itu, jiwanya tetap mengalami kekeringan. Allah menyajikan hal-hal yang jauh lebih indah, tetapi manusia tetap saja mengeraskan hatinya. Mata iman kita tertutup oleh semaraknya dunia ini. Kita hanya percaya, bahwa yang dapat menyukakan hati kita adalah nilai-nilai dunia ini. Padahal, sesungguhnya hati yang bersukacita terletak pada hubungan kita dengan Tuhan.  
Karena itu, mari kita datang memenuhi undangan Tuhan dan mengenakan ‚pakaian Kristus‘ dalam keseharian.
Allah mengundang saudara dan saya untuk memasuki pesta sukacita, semua telah tersedia. Tuhan mengundang kita memasuki pesta perjamuan AnakNya, menyatukan kita dengan Kristus. Marilah kita hadiri pesta sukacita yang dilengkapi dengan pakaian Kristus. Di situlah kita menikmati sukacita, ketenangan, kedamaian, ketenteraman dan kebahagiaan kekal. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar