22 Oktober 2014

Mazmur 1:1-6 (Epistel)



ORANG BENAR VS ORANG FASIK

Sadar atau tidak, saat ini dunia sedang mengekploitasi manusia. Manusia seperti dituntut untuk mengikuti arus dunia ini. Manusia menghabiskan seluruh kehidupannya ; tubuh, jiwa, waktu, tenaga, dan pikirannya untuk dunia ini. Akibatnya, seringkali hati/jiwa manusia mengalami kekeringan. Manusia menjadi hidup di luar yang seharusnya ; penuh ketakutan, keraguraguan, ketidakpastian, dan kegelisahan. Hidup yang tidak tenang akan menjadikannya sebagai orang fasik. 

Mereka tidak menyukai persekutuan di dalam Jemaat Tuhan, kalau pun bersekutu, kehadirannya seringkali menimbulkan kegaduhan. Disebutkan, mereka suka mencemooh (pengolok-olok, besar mulut, suka mencela/mencerca, dan menghina). Orang-orang yang demikian suka melihat kekurangan orang lain, dan tidak pernah bercermin. Ini yang kemudian disebut Tuhan Yesus (Matius 7:3) ‘Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?’ Orang fasik ini disebutkan ‘Seperti sekam yang ditiup angin’. Hidupnya adalah kosong. Kekosongan yang dialami orang fasik membuat diri mereka tidak mempunyai daya tahan dalam ujian hidup. Orang fasik hanya akan menuju pada kebinasaan.
Firman Tuhan ini mengajak umat Tuhan supaya menjadi orang benar, yang dicirikan dengan senantiasa menyukai Taurat Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Kesukaan akan Taurat Tuhan dilakukan dengan penuh perenungan. Kata ‘merenungkan’ berarti menggumulinya secara terus-menerus dan melakukannya dalam hidupnya. Ia tidak memaksakan kehendaknya sendiri tetapi mendengarkan yang Tuhan kehendaki. Firman Tuhan ini memberi kesaksian, bahwa orang yang senantiasa merenungkan Taurat Tuhan digambarkan bagaikan sebuah pohon yang bertumbuh pada aliran sungai. Pohon itu akan mendapatkan air secukupnya untuk pertumbuhan, sehingga tumbuh dengan rimbun dan tahan dalam segala cuaca. Pohon itu pun disukai banyak orang sebab tampak indah dan dapat menjadi tempat perteduhan. Dan pada waktunya, pohon tersebut akan menghasilkan buah yang lebat.
Orang yang hidup di dalam terang Firman Tuhan akan senantiasa dimampukan menghadapi tantangan hidup ini. Ia memiliki ketahanan terhadap ujian atau pergumulan. Ia tidak goyah dengan arus dunia yang berubah-ubah. Ia sungguh-sungguh memiliki karakter sebagai anak Tuhan. Dengan demikian, ia mengalami hidup bahagia. Hidup bahagia adalah hidup yang sebagaimana mestinya Tuhan inginkan. Hidup bahagia adalah hidup yang menyerahkan dirinya dalam pengendalian Tuhan. Orang yang dikendalikan Tuhan akan menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Tuhan sungguh-sungguh memberkatinya.

Gereja dan orang-orang Kristen di dunia ini hidup bersama dengan berbagai macam watak dan pemikiran manusia. Banyak tawaran yang dapat menggoda atau mempengaruhi pikiran manusia. Oleh karena itu, kita jangan mudah tertiup oleh pengajaran lain, yang kelihatan menarik, tetapi ketika berhadapan dengan suatu pergumulan langsung menjadi layu. Selaku Gereja Tuhan, kita hidup dari air kehidupan yang bersumber dari Yesus.
Melalui Mazmur ini kita diingatkan, agar dalam menjalankan aktifitas, kita senantiasa merenungkan akan firman Tuhan. Firman Tuhan harus menjadi santapan rohani kita. Kehidupan orang beriman, yang hidup dalam firman Tuhan tidak akan pernah merasa lelah dan putus asa. Yesus berkata (Lukas 11:28) ‘"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar