26 Maret 2014

Yehezkiel 37:1-14 (Khotbah Minggu, 6 April 2014)



TUHAN MEMBANGKITKAN KITA DARI KETERPURUKAN (Yehezkiel 37:1-14)

Ada saatnya manusia mengalami pergumulan yang sangat berat. Ia bisa saja merasa tidak dapat lagi lepas dari situasi yang melilit dirinya. Pada keadaan yang demikian, rasa putus asa pun menguasai dirinya.
Kondisi seperti di atas rupa-rupanya pernah dialami oleh umat Tuhan, ketika mereka diangkut menjadi umat buangan. Pembuangan adalah kisah yang tak pernah terlupakan umat Israel, karena peristiwa tersebut teramat pahit ; Bait Allah sebagai identitas bangsa telah dihancurkan, mereka dibawa ke luar dari negerinya, berpisah dari keluarganya, tidak dapat lagi melakukan tradisi. Mereka tercabut dari akarnya. Mereka menjadi budak di negeri orang ; sangat memilukan hati, merendahkan harga diri, dan terjadi gonjangan jiwa. Peristiwa ini terjadi sebagai konsekwensi dari ketidak setiaan mereka pada firman Tuhan.
Yehezkiel adalah seorang nabi yang ikut menjadi pelaku sejarah pembuangan umat Tuhan. Yehezkiel turut mengalami dan merasakan kehidupan di pembuangan. Yehezkiel turut merasakan penderitaan yang amat sangat di pembuangan.

18 Maret 2014

Mazmur 95:1-11 (Khotbah, 23 Maret 2014)

BERLUTUT DIHADAPAN TUHAN DAN MENAATI DIA (Mazmur 95:1-11)

Seorang ibu dengan wajah memelas masuk ruang ibadah pada minggu pagi nan indah. Ia duduk di sebuah bangku. Ia melipat tangan dan memjamkan matanya ; ia sedang berdoa. Ibadah pun berlangsung, dan sang ibu mengikuti rangkaian ibadah. Ia menikmati lagu yang dikumandangkan secara bersama. Bebarapa lagu telah membuat ibu itu meneteskan air mata. Alunan musik yang mengiringi lagu penghantar pengakuan dosa membuat sang ibu tak mampu membendung air matanya. Ia bagaikan menumpahkan seluruh beban hidupnya. Acara demi acara diikuti dengan tekun, dan wajah sang ibu tampak mengalami perubahan, semakin memancarkan wajah sukacita. Firman Tuhan yang disampaikan pengkhotbah dari mimbar dinikmati dengan penuh antusias. Sungguh berbeda ketika sang ibu datang ke rumah Tuhan dan saat dia pulang ke rumahnya ; tampak ada kekuatan, rasa sukacita dan pengharapan di dalam dirinya. Ibadah yang benar telah mengubah sang hati sang ibu.
Firman Tuhan ini mengajak semua orang percaya untuk memasyhurkan nama Tuhan, memuji dan menyembah Dia. Hal ini dilakukan orang beriman sebagai ungkapan spiritualitasnya atas kebesaran Tuhan. Ibadah menjadi ruang bagi orang beriman untuk mengekspresikan seluruh pengakuannya terhadap kebesaran Tuhan. Alasan untuk memuji dan memuliakan Tuhan adalah, karena Tuhan telah memberikan sukacita bagi kita melalui pekerjaan dan perbuatanNya. Dialah yang telah berkuasa atas kita, dunia, dan alam semesta.
Ada tiga hal yang perlu dicerminkan dalam ibadah. ; sorak-sorai, merendahkan hati (sujud), dan buah yang melembutkan hati.
Firman Tuhan ini mengajak untuk senantiasa bersorak sorai. Dalam ajakan pujian kepada Allah dapat dilakukan dengan berbagai cara : bernyanyi, menari, berdoa, berbuat baik dsb. Memuji Tuhan menjadi kewajiban segala yang diciptakan/dijadikannya, sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah (3). Allah kita adalah Allah yang berkuasa dan memiliki kekuatan. Ia mengatasi segala kuasa dan kekuatan “dewa”. Tidak ada “allah” lain yang dapat mengatasi segala kuasa dan kekuatan Allah Israel. Orang Yahudi memahami bahwa Yahweh adalah raja, raja yang berthaktakan “kerubim”. (Yesaya  37 : 16 :  "Ya TUHAN semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi”.  Dengan tahta itu, Allah diimani sebagai yang kudus, yang memimpin umat Tuhan dan menguasai seluruh umat manusia. Allah yang besar itu adalah pemilik gunung, laut, dan darat. Dia lah yang menjadikannya dan di dalam penataanNya. Segala kehidupan ini berada dalam kuasa Tuhan Allah yang maha besar itu. Karena itu umatNya patut bersoraksorai dalam memuji dan menyembahNya.
Di dalam nas ini, pujian diikuti dengan penyembahan. Masyarakat Timur Tengah sudah terbiasa melakukan penyembahan terhadap ‘allah”. Hanya saja, “allah’ yang mereka sembah adalah allah yang banyak (dewa-dewa). Allah yang satu berbeda dengan allah pada setiap tempat. Namun, Allah Israel adalah Allah yang esa, yang menguasai seluruh bagian bumi. Allah yang membentuk dan berkuasa atas gunung-gunung, laut, dan darat (Kejadian 1).
Dalam ayat 7 dipakai kata “gembala” dan “domba”. Allah bukan hanya menjadikan manusia, lalu membiarkannya ; tetapi Allah juga menggembalakan umatNya. Ia memelihara dan mencukupkan segala kebutuhannya. Oleh sebab itu, pujian patut dilakukan manusia dengan sujud menyembah Dia. Berlutut adalah model (cara) yang dilakukan oleh orang Yahudi dalam doa. Berlutut dapat menunjukkan kerendahan hati, ketaatan, dan penghormatan di hadapan Tuhan yang adalah Pencipta. Menghormati dan menaati Tuhan berarti menyadari diri sebagai yang dicipta dan mengagungkan Pencipta.
Manusia memang sering menampilkan hati kerasnya dalam bentuk berbagai kejahatan dan kesombongan. Orang-orang sombong memandang rendah orang-orang sengsara, padahal ia juga jijik dan sengsara. Manusia seolah-olah hidup dengan kemampuannya. Manusia seringkali membangun dirinya sebagai orang yang utama, padahal manusia itu sangat kecil di hadapan Tuhan. Pengakuan dosa menjadi upaya menyadari dosa-dosa yang diperbuat. Pengakuan dosa membuat manusia membuka belenggu-belenggu dalam dirinya. Ia akan terbebas dari belenggu itu untuk tidak mengulangi dosa, sehingga ia menjadi manusia yang mengalami pembaharuan.

Ibadah adalah ungkapan syukur pada Tuhan. Oleh sebab itu Ibadah (nyanyian, doa, mendengar firman Tuhan) hendaklah dilakukan dengan sukacita. Tidak ada alasan untuk tidak menikmati ibadah dengan sukacita. Ungkapan rasa Kasih Tuhan tidak berhenti pada seremonial belaka tetapi akan dapat berbuah melalui kesaksian hidup (perbuatan). Ibadah yang benar adalah apabila kita mengalami transformasi. Ibadah bukanlah suatu kegiatan yang cukup kita lakukan satu kali dalam seminggu, tetapi juga dilakukan dalam hari-hari kerja pada lingkungan, maupun keluarga. Dan lebih dari seremonial itu, ibadah harus menjadi bagian kehidupan yang kita peragakan dan praktekkan setiap harinya. Ibadah sejati bukanlah ibadah yang selesai ketika ibadah itu berakhir. Allah justru lebih tertarik dengan buah ibadah itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan memuji dan memuliakan Tuhan dalam berbagai persekutuan, maka kita telah menggantungkan  hidup dan pergumulan kita bersama hanya kepada Tuhan yang kita sembah dalam nama  Yesus Kristus. 
Kita perlu mengaku dosa-dosa yang kita perbuat. Pengakuan dosa sangat penting bagi setiap orang yang menyadari keberdosaannya. Tanpa pengakuan, kita akan merasa tertekan oleh belenggu dosa itu sendiri. Pengakuan dosa bukanlah sekedar tetesan air mata, tetapi perlu ditindaklanjuti dengan penuh penyesalan dan melakukan firmanNya. Sembah sujud membuat kita menikmati karya keselamatan Tuhan. Manusia patut menyembah Allah. Sikap yang demikian menunjukkan  kerendahan hati dan ketaatan terhadap Tuhan. Manusia tidak patut menunjukkan keangkuhan, sebab manusia yang dijadikannya itu telah dipenuhi dosa dan kejahatan. Kita perlu menghampiri tahta Tuhan dan menyerahkan hidup kita dengan penuh ketaatan pada tuntunanNya. AMIN

13 Maret 2014

Yohanes 3:1-17 (khotbah, 16 Maret 2014)



  LAHIR BARU UNTUK KERAJAAN ALLAH (Yohanes 3:1-17)

Manusia selalu mencari  dan terus mencari. Manusia berusaha memenuhi kebutuhan dasar untuk dapat menjalani hidup. Namun, pencarian yang dilakukan manusia tidak berhenti pada kebutuhan dasar ; makanan, pakaian, dan papan. Keinginan manusia itu terus bergerak ke atas. Manusia itu tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan dirinya (dan keluarganya), tetapi juga sudah menimbun kekayaan untuk keperluan cucu-cicitnyanya yang belum lahir. Manusia juga tidak berhenti hanya mencari 

4 Maret 2014

Kejadian 2:16-17 & 3:1-7 (9 Maret 2014)



TIPU DAYA IBLIS, DAN KESELAMATAN DARI ALLAH (Kej. 2:16-17 ; 3:1-7) 

Allah menciptakan dunia ini dengan kuasa dan kebaikan untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi kehidupan manusia. Allah menghendaki supaya manusia itu hidup dalam ketulusan, seraya menikmati kedamaian dari anugerah Tuhan. Manusia boleh memuji dan memuliakan Tuhan dengan sukacita. Namun, manusia melawan kehendak Allah, yang mengakibatkan manusia jatuh ke dalam dosa dan kematian.
Allah memberikan kebebasan kepada manusia dengan memanfaatkan semua yang telah disediakan baginya. Tetapi Tuhan juga memberikan larangan untuk tidak memakan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Larangan itu tidak untuk mengurangi, apalagi menghapuskan kebebasan manusia, melainkan menjadi standar ketaatan dan kesetiaan manusia pada Tuhan. Kesetiaan manusia pada perintah Tuhan akan membawa manusia menikmati kehidupan bahagia. Sebaliknya, resiko dari pelanggaran larangan itu adalah kematian, yaitu hilangnya kebebasan.

1 Maret 2014

Matius 17:1-9 (Khotbah, 2 Maret 2014)



BERDIRILAH, JANGAN TAKUT (Matius 17:1-9)

Nas ini mengisahkan sebuah peristiwa misteri, dimana Yesus berubah rupa ; wajahNya bercahaya seperti matahari dan pakaianNya putih bersinar. Perubahan ini menunjukkan bahwa Yesus adalah yang termulia. Selain perubahan itu, para murid juga menyaksikan Yesus sedang berbicara dengan Musa dan Elia. Keduanya adalah tokoh rohani yang selalu dikenang oleh umat Tuhan, karena mereka selalu menyerukan agar umat Allah melakukan pembaharuan hidup. Musa adalah penerima hukum-hukum Allah di gunung Sinai, yang pemenuhannya ada dalam diri Yesus. Sedangkan Elia adalah seorang nabi yang diharapkan para nabi sesudahnya akan diutus Allah untuk memperingatkan manusia akan penghakiman Allah.