20 Februari 2015

Markus 1:9-15 (Sermon)


                                       BAPTISAN

Baptis mulai dikenal dalam Perjanjian Baru. Tokoh yang cukup sentral memperkenalkan baptisan ialah Yohannes ; sampai ia kemudian dijuluki Yohannes Pembaptis. Baptis mempunyai arti mencemplungkan diri, menyelamkan diri dengan sekujur tubuh ke dalam air. Kegunaan baptisan pada awalnya adalah untuk mereposisi masyarakat Yahudi yang menyelewang dari norma Hukum Taurat.  Kata ‘baptis’ kemudian menjadi bahasa rohani yang berarti : penyucian diri/pembersihan diri, menguburkan segala dosa.

Yesus juga datang menerima baptisan. Yesus menerima baptisan pada umur 30 Tahun, di sungai Yordan, dengan cara diselamkan. Patut diperhatikan, bahwa baptisan bagi Yesus adalah : pemenuhan segala kebenaran dan perbuatan penyerahan kepada pelayananNya.
Ada peristiwa misteri yang terjadi setelah Yesus menerima baptisan, yang tidak dialami oleh orang lain saat dibaptis. Peristiwa misteri ini memisahkan Yesus dari semua orang lain dan menandai bahwa Yesus memiliki hubungan yang khas dengan Allah. Peristiwa baptisan Yesus sekaligus menjadi proklamasi kepada orang banyak, bahwa Yesus mendapat pengurapan sehingga Yesus memiliki keillahian.
Melalui peristiwa ini, kitab Markus memberi makna, bahwa baptisan bukan pekerjaan manusia tetapi pekerjaan Roh Kudus. Apa yang dilakukan oleh Yohanes, adalah simbol dari Roh Kudus. Artinya, tanpa kehadiran Roh Kudus, maka baptisan tidak mempunyai arti.
Segera setelah baptisan, Yesus dipimpin Roh ke padang gurun. Di sini Yesus dicobai oleh iblis. Tetapi Iblis tak kuasa “merayu” Yesus. Dengan demikian kita dapat mengambil suatu makna, bahwa orang yang dipenuhi roh sangat mungkin mengalami godaan dunia, tetapi orang yang demikian tidak terpengaruh oleh hal duniawi ini.
Dan selanjutnya (15), Yesus menyampaikan “khotbahNya” yang pertama, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Kalimat Yesus ini hendak mengatakan, bahwa Kerajaan Allah yang lama ditunggu umat Tuhan sudah dekat. Mengingat akan kedatangan Kerajaan Allah itu, manusia dimana-mana dituntut supaya bertobat dan percaya. Inilah yang menjadi kata kunci dalam baptisan : bertobat dan percaya. Jelas, bahwa Kerajaan itu dikaitkan dengan kehadiran Yesus. Orang yang menerima Yesus di dalam dirinya, maka ia telah mengalami hidup dalam Kerajaan Allah. Itulah hidup yang sukacita.

Masalah baptisan sepertinya tidak perlu diperdebatkan ; (1) mengapa anak-anak, (2) mengapa tidak diselam, mengapa hanya dipercik ? Baptisan itu bukan soal anak-anak, bukan soal percik, tetapi yang utama adalah iman percaya dan pertobatan. Roh Kudus, itulah yang bekerja untuk baptisan. Dengan baptisan, kita telah diperkenankan menjadi anak-anak Allah.
Dan yang terutama, orang yang telah menerima baptisan hidup dalam iman dan dikuatkan menghadapi segala kuasa-kuasa jahat. Tentu saja, orang yang telah menerima baptisan tidak lagi kompromi dengan si jahat, tetapi akan hidup baru dalam kebenaran(Roma 6 : 4). AMIN


Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar