26 Februari 2015

Markus 8:31-38 (Minggu, 1 Maret 2015)



         MENYANGKAL DIRI DAN MEMIKUL SALIB

Ada sebuah nyanyian Sekolah Minggu yang sudah cukup menggereja:
Mengikut Yesus keputusanku…
Mengikut keputusanku
Mengikut Yesus keputusanku…`
ku tak ingkar - `ku tak ingkar
Lagu ini bukan hanya digemari oleh anak-anak Sekolah Minggu tapi orang tua. Menyanyikan lagu itu memang sangat menyenangkan dan dapat meneguhkan hati. Tapi apakah orang yang sudah menyanyikan lagu itu sanggup mengikut Yesus ? Mengikut Yesus diperlukan kesiapan menghadapi ancaman, sebab Yesus sendiri disebutkan (ay.31) : ‘Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak oleh tua-tua, imam-imam, ahli Taurat, lalu dibunuh’.

Yesus tahu penderitaan yang akan dialamiNya. Karena itu Yesus hendak memberitahukan, bahwa siapa yang akan mengikut Dia akan turut menderita. Tapi ketika Yesus hendak memberitahukan hal itu kepada murid-murid, Petrus menarik Yesus. Menurut Petrus, Yesus tidak perlu memberitahu bahwa diriNya akan menderita. Petrus khawatir, murid-murid sendiri akan undur diri untuk mengikut Yesus.  Tapi Yesus berkata (ay. 33) : "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Yesus tidak ingin membodohi murid-muridNya, Yesus ingin memberitahukan apa sesungguhnya yang terjadi jika orang mengikut Yesus. (1) mau menyangkal diri. Menghilangkan segala keinginan-keinginan dunia, yang mengganggu kehidupan kita sendiri, maupun orang lain. Termasuk ; sifat sombong, dengki, iri, benci, dan kejahatan lainnya. (2) kehilangan nyawa. Siapapun pasti takut kehilangan nyawa. Tetapi, bagaimanapun, manusia pasti akan kehilangan nyawa. Masalahnya, untuk apa saya kehilangan nyawa ? Tuhan Yesus berkata, barangsiapa kehilangan nyawa karena Aku, dan Injil, ia akan menyelamatkannya. Siapa yang kehilangan nyawa, siapa yang berlelah demi kemuliaan Tuhan, Allah akan memberi keselamatan baginya. Ay. 36 dikatakan : “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.”

Kita mungkin akan mulai ragu jika dikatakan bahwa mengikut Yesus adalah penderitaan. Murid Yesus sendiri sulit menerima realita jika mengikut Yesus adalah penderitaan. Mengikut Yesus memang membutuhkan kesiapan hati. Mengikut Yesus secara jasmani sangat mungkin menderita, namun dibalik semua penderitaan itu, setiap orang yang mengikut Yesus akan menemukan kekayaan rohani yang sangat berharga. Kita akan mengalami keteguhan iman di dalam menjalani kehidupan ini. Orang yang mengalami keteguhan iman itulah sesungguhnya orang yang mengalami kebahagiaan. Dan yang terutama, setiap orang yang mengikut Yesus pasti akan memperoleh Kerajaan Allah sebagai upah bagi setiap orang percaya kepada Tuhan Yesus.
Jangan dustai dirimu untuk mau mengikut Yesus tetapi sesungguhnya tujuanmu untuk beroleh kesenangan dunia ini. Setiap orang yang mengikut Yesus haruslah dalam kesadaran. Pengikut Yesus yang tidak menyadari tujuan dari mengikut Yesus bukan hanya akan mengecewakan dirinya sendiri, tetapi juga dapat mengganggu/menghambat misi Yesus. Mengikut Yesus berarti berjalan bersama Yesus, menerima Yesus, mengasihi Yesus, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Yesus, berkarya untuk misi Yesus. Mengikut Yesus berarti : (a) menyangkal diri. Menyangkal diri berarti mengabaikan kepentingan diri sendiri, bahkan melawan keinginan diri sendiri, tidak memaksakan keinginan hati dan pikiran sendiri. Sebab, siapa yang menginginkan kehendaknya dirinya berarti melawan keinginan Tuhan Yesus. (b) memikul salib. Salib adalah lambang penderitaan ; beban berat, yang harus dipikul. Yang dimaksud dengan salib adalah penderitaan yang bukan karena perbuatan jahat oleh diri sendiri, melainkan penderitaan yang disebabkan oleh orang lain. Memikul salib adalah orang yang taat mengikut Yesus sekalipun ia sedang menanggung penderitaan. Pengikut Yesus tidak perlu takut menyangkal diri dan memikul salib, sebab para pengikut Yesus tidak lagi dikuasai oleh dunia yang justru sering membuat manusia itu menderita. Mereka yang mengikut Yesus adalah orang-orang yang hidup dalam roh Allah.
Manusia seringkali merasa nyawanya berasal atas kekuatannya sendiri. Lalu, manusia itu mempertahankan nyawanya (hidup) dengan harta dunia. Seolah-olah harta itu dapat mempertahankan nyawanya. Padahal harta dunia tidak dapat menjamin kelangsungan nyawa (hidup) manusia, apalagi mengganti nyawa. (ay. 26) :  “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” Kehidupan duniawi menjadi tidak memiliki arti jika manusia kehilangan roh. Manusia akan kehilangan nyawa sebab ia tidak percaya kepada Yesus.
Mengikut Yesus bukan membawa manusia di dunia ini selalu berada pada zone aman. Justru, ketika kita mengikut Yesus, maka ancaman dan gangguan makin sering menghampiri. Tetapi kita percaya, Yesus akan memberikan upah setiap orang yang mengikutNya. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar