10 September 2015

Markus 8:27-38 (Minggu, 13 September 2015)



    MENGIKUT YESUS : MENYANGKAL DIRI, MEMIKUL SALIB

Betapa mudah dan enak untuk mengatakan bagi orang Kristen, saya mau ikut Yesus. Apalagi menyanyikan lagi Kidung Jemaat No. 375 dengan meresapinya, kita menjadi orang yang begitu teguh dan tulus hendak mengikut Yesus. Namun, seberapa besar ketulusan dan keteguhan kita mengikut Yesus. Bukankah kita berkehndak mengikut Yesus agar dapat menikmati kehidupan dunia yang penuh pesona ini. Adakah kita pernah membayangkan bahwa mengikut Yesus berarti melepaskan diri dari kemegahan dunia ini, dan itu berarti kesiapan menderita ?

Petrus begitu antusias mengikut Yesus dan tergolong murid yang tampaknya paling setia mengikut Yesus. Wajar, karena bagi Petrus, Yesus adalah Mesias, ‘sang juruselamat’. ‘uji coba’ ketaatan Petrus segera rubuh ketika Yesus mengatakan bahwa Ia harus menderita. Petrus menjadi malu atau dan ketakutan atas kesiapan Yesus untuk menderita. Pengakuan Petrus hanyalah didasarkan pada kenikmatan dunia, seperti dipikirkan manusia umumnya. Karena itu Yesus berkata (ay. 33) : "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Yesus adalah kebenaran. Yesus terbuka memberitahukan apa sesungguhnya yang terjadi jika orang mengikut Yesus. (1) mau menyangkal diri. Menghilangkan segala keinginan-keinginan dunia, yang mengganggu kehidupan kita sendiri, maupun orang lain. Karena itu, jauhi segala sifat sombong, dengki, iri, benci, dan kejahatan lainnya. (2) kehilangan nyawa. Siapapun pasti takut kehilangan nyawa. Tetapi, bagaimanapun, manusia pasti akan kehilangan nyawa. Masalahnya, untuk apa saya kehilangan nyawa ? Tuhan Yesus berkata, barangsiapa kehilangan nyawa karena Aku, dan Injil, ia akan menyelamatkannya. Siapa yang kehilangan nyawa, siapa yang berlelah demi kemuliaan Tuhan, Allah akan memberi keselamatan baginya. Ay. 36 dikatakan : “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.”

Kita mungkin akan mulai ragu jika dikatakan bahwa mengikut Yesus adalah penderitaan. Murid Yesus sendiri sulit menerima realita jika mengikut Yesus adalah penderitaan. Mengikut Yesus memang membutuhkan kesiapan hati. Mengikut Yesus secara jasmani sangat mungkin menderita, namun dibalik semua penderitaan itu, setiap orang yang mengikut Yesus akan menemukan kekayaan rohani yang sangat berharga. Kita akan mengalami keteguhan iman di dalam menjalani kehidupan ini. Orang yang mengalami keteguhan iman itulah sesungguhnya orang yang mengalami kebahagiaan. Dan yang terutama, setiap orang yang mengikut Yesus pasti akan memperoleh Kerajaan Allah sebagai upah bagi setiap orang percaya kepada Tuhan Yesus.
Jangan dustai dirimu untuk mau mengikut Yesus tetapi sesungguhnya tujuanmu untuk beroleh kesenangan dunia ini. Setiap orang yang mengikut Yesus haruslah dalam kesadaran. Pengikut Yesus yang tidak menyadari tujuan dari mengikut Yesus bukan hanya akan mengecewakan dirinya sendiri, tetapi juga dapat mengganggu/menghambat misi Yesus. Mengikut Yesus berarti berjalan bersama Yesus, menerima Yesus, mengasihi Yesus, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Yesus, berkarya untuk misi Yesus. Mengikut Yesus berarti : (a) menyangkal diri. Menyangkal diri berarti mengabaikan kepentingan diri sendiri, bahkan melawan keinginan diri sendiri, tidak memaksakan keinginan hati dan pikiran sendiri. Sebab, siapa yang menginginkan kehendaknya dirinya berarti melawan keinginan Tuhan Yesus. (b) memikul salib. Salib adalah lambang penderitaan ; beban berat, yang harus dipikul. Yang dimaksud dengan salib adalah penderitaan yang bukan karena perbuatan jahat oleh diri sendiri, melainkan penderitaan yang disebabkan oleh orang lain. Memikul salib adalah orang yang taat mengikut Yesus sekalipun ia sedang menanggung penderitaan. Pengikut Yesus yang sejati tidak takut menyangkal diri dan memikul salib, sebab para pengikut Yesus tidak lagi dikuasai oleh dunia yang justru sering membuat manusia itu menderita. Mereka yang mengikut Yesus adalah orang-orang yang hidup dalam roh Allah. AMIN



Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar