18 September 2015

Mazmur 107:33-43 (Minggu, 27 September 2015)



          ORANG BERHIKMAT MEMPERHATIKAN SEGALA KEMURAHAN TUHAN

Siapalah manusia ? Kalimat tanya pendek ini hendak mengajak manusia untuk merenungkan dirinya, bahwa ia tidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri. Manusia boleh merencanakan banyak hal dalam perjalanan hidupnya tetapi pada akhirnya mesti berserah kepada si pemberi dan pengendali hidup, yaitu Tuhan. Tuhan yang menciptakan dan menata langit dan bumi, Tuhan dapat mengubah alam yang memberi kehidupan, tetapi Ia juga dapat membuatnya menjadi kematian bagi manusia.

Tuhan menunjukkan kuasaNya mengubah sungai yang mengalirkan air menjadi kering, sehingga kehidupan menjadi gersang. Tuhan bukan saja membuat tanah menjadi tak subur tetapi juga menjadikan tanah itu menjadi asin. Tanah yang demikian tidak akan menghasilkan apapun. Kondisi alam demikian dapat dijadikan Tuhan bagi orang-orang hukuman sebab mereka memberontak terhadap perintah-perintah Allah. Perbuatan penghinaan kepada Allah, menista Allah yang Mahatinggi dalam bentuk apa pun membuat mereka menerima hukuman yang berat.
Tuhan melakukan yang demikian bagi orang-orang yang hidup dilingkupi dengan kejahatan. Tanah yang begitu gersang akan mengakibatkan penyakit bagi manusia. Bukan saja mempengaruhi jumlah keturunan tetapi juga membuat bentuk tubuh manusia itu menjadi tidak sempurna (marpeolan). Orang-orang yang demikiaan akan menjadi kehinaan dan hidup dalam penderitaan. Kehidupan yang demikian akan dialami oleh orang-orang yang yang melakukan kejahatan. Bentuk kejahatan itu sangat banyak ; bisa menderitakan orang lain, tetapi bisa juga karena tingkat kesombongan yang luar biasa. Memang, bencana alam dapat menderitakan semua orang yang berada di kawasan daerah yang ‘kena kutuk’ itu. Tetapi kejahatan orang-perorangan juga sering karena mendapat dukungan dari masyarakat. Andaikan setiap orang mengingatkan kejahatan sesamanya maka tidak akan terjadi peristiwa Sodom dan gomorah. Namun karena saling membiarkan bahwa dukung-mendukung dalam kejahatan maka seluruh masyarakatnya turut menderita.
Tetapi Tuhan sesungguhnya lebih mengasihi manusia. Tuhan memberikan kehidupan bagi manusia dengan membentuk alam yang baik, bahkan mengubah tanah gersang menjadi subur. Tuhan memberikan kehidupan bagi orang-orang lapar dengan menata alamnya menjadi indah. Melalui alam itu, setiap penduduknya akan menikmati kehidupan yang indah. Mereka akan diberikan kesehatan yang baik, tumbuh-tumbuhan yang subur, ternak yang terus bertambah.
Orang-orang benar akan dimampukan melihat kebaikan Tuhan itu sehingga mereka menikmati hidup penuh sukacita. Sementara mereka yang hidup dalam kecongkakan tidak mampu berkata-kata.
Demikianlah Mazmur 107 ini menggambarkan suatu peristiwa yang begitu mengesankan kepada setiap pembaca, bagaimana Allah senantiasa berperan dan berkuasa untuk mendatangkan kebaikan kepada umat yang percaya kepadaNya. Dan menghukum orang-orang yang berdosa.
Peristiwa alam dan akibatnya bagi manusia mestinya menjadi perenungan bagi setiap orang untuk lebih mengenal Tuhan. Sesungguhnya, melalui ciptaan Tuhan maka manusia mestinya makin mengenal Tuhan dan hidup dalam kehendaknya.

Secara keseluruhan, Mazmur pasal 107 merupakan pengakuan dan pujian atas kuasa Tuhan. Mazmur ini memuji kebesaran Tuhan yang menyelamatkan umatNya dari peristiwa bahaya yang mengancam kehidupan. Pemazmur menyampaikan puji-pujian kepada Allah yang baik serta menyatakan kekuasaanNya, bukan saja atas kehidupan jasmani namun juga kehidupan rohani. Pertolongan dan kebaikan Tuhan yang telah menyelamatkan dari situasi kesesakan tetapi terlebih dari hal itu adalah penebusanNya dan anugerah hidup kekal yang telah menyelamatkan orang percaya dari kematian kekal.
Alam saat ini (khususnya di sumatera belahan selatan) sangat memprihatinkan ; manusia harus menggunakan masker, tumbuh-tumbuhan makin layu, aktifitas manusia terganggu, penerbangan tertunda (bandara Sutan Thaha sudah sekitar tiga minggu) karena asap yang menyelimuti langit. Penduduk sangat mengeluh dan menghawatirkan kondisi alam ini. Doa-doa dipanjatkan…..masihkah Tuhan mendengarkan ???
Manusia mampu mendeteksi kotornya alam itu karena terbakarnya lahan gambut. Sudah terbiasa bagi orang untuk membuka lahan yang luas harus membakar hutan. Ini kejahatan…ketamakan…. Tuhan memberi manusia mengolah tanah dengan baik untuk memberikannya kehidupan….tapi bukan dengan cara membakar hutan. Tuhan menyiapkan hidangan bagi kehidupan manusia secukupnya, bukan untuk tujuh generasi. Tuhan memberi berkat bagi manusia bukan untuk disombongkan, tapi untuk lebih mengenal dan memuji Tuhan.
Terbakarnya hutan gambut, disengaja atau tidak, kondisi ini jelas membuat manusia menjadi begitu lemah. Ini harus menjadi perenungan bagi setiap insan untuk lebih berhikmat dalam mengenal Tuhan.
Tuhan memulihkan umatNya. Tuhan mengembalikan umatNya pada situasi dan hakekat manusia. Perubahan zaman sekarang ini bukan tidak mungkin telah menyeret manusia jauh dari kehendak Tuhan. Manusia secara tidak sadar menjadi individual, konsumtif, hedonis. Ia lupa akan fungsi dan hakekatnya sebagai manusia yang Tuhan kehendaki. Manusia terbawa arus gelombang kehidupan yang menimbulkan penderitaan. Saat demikian, manusia telah jatuh dalam pencobaan. Manusia perlu tersadar akan langkah yang telah dilalui.
Tuhan berkenan memulihkan manusia sesuai dengan gambar rupaNya. Di situlah manusia menikmati keadilan Tuhan itu. Sebagai orang percaya, kita tentunya boleh percaya akan kemahakuasaan Tuhan. Kuasa Allah yang luar biasa itu haruslah menjadikan manusia lebih berhikmat sehingga ia boleh menikmati sukacita dalam menjalani hidup. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar