14 November 2015

Daniel 12:1-13 (Minggu, 15 Nop 2015)



               BIJAKSANA SAMPAI AKHIR ZAMAN

Daniel adalah orang Yahudi yang turut serta menjadi orang buangan ke Babel. Namun, ia memperoleh ‘keberuntungan’ di pembuangan. Daniel memiliki hikmat (bijaksana) sehingga  terpilih menjadi pegawai di istana raja Nebukadnezar. Ia terpilih menjadi seorang juru minum (bartender) bagi raja. Ia menjadi pelayan minuman bagi raja Nebukadnezar dan tamu-tamunya. Namun, sekalipun Daniel selalu memiliki kesempatan menikmati anggur tetapi ia tidak menajiskan dirinya. Daniel cukup bijaksana, sehingga ia tidak menajiskan dirinya dengan minuman yang memabukkan.

Tuhan sungguh-sungguh mengatur jalan hidup Daniel. Pada suatu kali Nebukadnezar bermimpin dan banyak orang dipanggil untuk memberi makna atas mimpinya. Tapi tak seorangpun yang dapat memberi makna atas mimpi raja itu. Daniel yang memiliki hikmat (bijaksana) menjadi satusatunya orang yang mampu memberi tafsir atas mimpi Nebukadnezar. Daniel menerima upah atas kemampuannya, ia diangkat menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana.
Daniel dengan rendah hati berkata, bahwa segala makna yang diberikan bukanlah atas kemampuannya sendiri melainkan Allah. Daniel sesungguhnya hanya menyampaikan firman Allah. Raja Nebukadnezar memang dapat menerima tafsiran Daniel, yang merupakan bagian dari firman Tuhan.  Nebukadnezar mau digarami oleh FT; ia dikuasai dan percaya pada Allah. Perkataan Daniel yang berhikmat itu telah menjadi berkat bagi raja. Nebukadnezar sadar bahwa kehidupan dunia ini hanyalah suatu proses untuk masa depan yang lebih indah bersama Tuhan.
Melalui nas ini, Daniel yang berhikmat ini mengalami penglihatan (menerima wahyu). Dalam penglihatannya, ia melihat suatu peristiwa luar biasa, sangat mengerikan, yang belum pernah terjadi. Pada saat itu terjadi kesesakan yang besar, tetapi umat Tuhan yang namanya tertulis dalam Kitab akan terluput.
Saat itu juga terjadi ‘kebangkitan’. Orang-orang yang telah mati bangkit dari kuburnya untuk menerima pengadilan. Pada saat itu tidak ada pembelaan/pembenaran diri sebab semuanya diuji oleh firman yang telah dimateraikan. Firman yang telah dimateraikan itu menjadi saksi. Orang-orang yang berhikmat (bijaksana), yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran ; akan beroleh hidup kekal. Sedangkan orang yang fasik, yang tak berhikmat, orang-orang yang menolak Tuhan akan mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal dalam penghukuman.
Selanjutnya Daniel melihat dua orang mempercakapkan peristiwa itu ‘Kapankah peristiwa yang ajaib/mengerikan itu berakhir?’ Yang seorang menjawab : ‘Satu masa dan dua masa dan setengah masa; dan setelah berakhir kuasa perusak bangsa yang kudus itu, maka segala hal ini akan digenapi!’ Artinya, peristiwa yang mengerikan itu akan terus berlangsung sampai kuasa perusak dunia ini berakhir. Penglihatan Daniel ini merupakan gambaran akhir zaman (eskatologi).
Firman Tuhan akan menyucikan dan memurnikan dan menguji. Firman Tuhan sungguh menuntun orang agar menjadi bijaksana. Firman Tuhan menuntun setiap orang untuk hidup dengan suci. Firman Tuhan memurnikan hatinya sehingga sanggup mempertimbangkan segala sesuatu. Pada akhirnya orang bijak akan mengambil keputusan dan bertindak dengan benar. Pada akhir zaman, Kitab (firman) yang telah dimeteraikan itu akan dibukakan. Firman itu menguji segala perbuatan manusia. Melalui firman itu akan terlihat orang fasik dan orang bijaksana.
Orang-orang yang berhikmat akan beroleh hidup kekal, sementara orang akan mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal dalam penghukuman. Karena itu, umat Tuhan harus terus membaharui diri agar menjadi manusia yang benar (bijak). Sebab pada akhirnya, firman Tuhan akan menjadi penguji atas kehidupan manusia.

Kekisruhan telah terjadi dimana-mana ; bukan hanya di tengah masyarakat, tapi juga di gedung dpr yang penuh bangsat itu, di arena pekerjaan, bahkan di tempat yang seharusnya penuh kekudusan. Kekisruhan terjadi karena masing-masing orang mempertahankan dirinya sebagai yang benar, berlagak bijak. Tak mengherankan banyak juga orang membela ketidakbenaran. Sepertinya, manusia akan sulit membedakan mana pencinta kebenaran dan mana pelaku kejahatan, sebab seringkali keduanya menimbulkan keonaran. Tapi lambat atau cepat, semua akan teruji.
Seringkali kita melihat hidup ini sebagai sesuatu yang sudah mapan. Kita seolah-olah terus berada di dunia ini. Kita terlena oleh nilai-nilai duniawi. Padahal, raja Nebukadnezar sendiri pun menjadi percaya, bahwa tidak ada yang abadi. Itulah yang perlu kita renungkan dalam menjalani hidup ini. Kita tidak harus menumpahkan seluruh hidup ; hati, jiwa dan raga untuk dunia ini, sebab dunia ini pasti berakhir. Semua akan berubah, bahkan segala sesuatunya akan digantikan oleh Allah dengan keabadian. Kita sebagai orang percaya, semestinyalah meletakkan pengharapan pada kerajaan Allah yang kekal-abadi itu.
Umat percaya perlu hidup bijaksana dengan bercermin kepada firman Tuhan. Umat percaya perlu bertahan untuk hidup dengan benar. Kita sebagai orang-orang percaya harus berada di jalan Tuhan, kita senantiasa bertahan dan setia sekalipun dalam kesesakan. Umat percaya juga mempunyai tugas menyampaikan kebenaran, sehingga banyak orang membaharui dirinya, agar mereka juga beroleh hidup kekal.
Itulah hidup yang bijaksana. Jadilah menjadi umat yang bijak sampai akhir zaman, maka engkau akan beroleh keselamatan. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar