3 Desember 2015

Filipi 1:3-11 (Minggu, 6 Des 2015)



          SUCI TAK BERCACAT MENJELANG HARI KRISTUS

Seorang hamba Tuhan akan merasakan sukacita di dalam pelayanannya  bila persekutuan yang dilayani terajut dalam cinta kasih Yesus. Persekutuan yang demikian tentu saja menghasilkan buah-buah kasih.
Paulus sebagai pemberita Injil memiliki segudang pengalaman dalam bersentuhan dengan berbagai jemaat. Tampaknya Filipi merupakan jemaat yang paling dikasihi (kesayangannya). Ada alasan Paulus menjadikan Filipi sebagai jemaat ‘kesayangan’. (a) persekutuan Jemaat Filipi hidup dengan penuh kasih, kebersamaan, saling menerima, sehati sepikir, sepenanggungan, ada empaty, simpati terhadap sesama. Persekutuan yang demikian membuat jemaat Filipi begitu hidup dan penuh sukacita. (b) Persekutuan jemaat Filipi bukanlah sekedar berkumpulnya orang-orang bagi kesenangan mereka sendiri melainkan untuk kemuliaan Tuhan. Mereka mengutamakan pemberitaan Injil ketimbang hal-hal lain. Pemberitaan Injil menjadi skala prioritas. Karena pemberitaan Injil sebagai yang utama maka tidak boleh apapun yang dapat menjadi penghambat. Gerakan pemberitaan Injil begitu hidup dalam persekutuan jemaat Filipi. Mereka begitu antusias memberitakan Injil yang diimani sebagai tanggung jawab orang Kristen. Jemaat Filipi memberi dukungan cukup tinggi untuk pemberitaan Injil. Setidak-tidaknya mereka mengumpulkan persembahan secara rutin, lalu dikirimkan untuk mendukung pekabaran injil yang langsung dilaksanakan oleh Paulus (4:14-19). Inilah yang sangat disyukuri oleh Paulus, yakni persekutuan yang memberitakan Injil.

Paulus dapat merasakan getaran semangat penginjilan oleh jemaat Filipi. Itu sebabnya Paulus berkata (ay. 7) :  ‘kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku’. Paulus telah menerima karunia untuk memberitakan Injil. Karunia yang sama juga diberikan Tuhan kepada jemaat Filipi. Karena itu, Paulus dan Jemaat Filipi memiliki visi bersama untuk memberitakan Injil. Visi yang sama itu telah membuat Paulus begitu bersukacita. Pemberitaan Injil diimani sebagai tanggung jawab orang Kristen.
Waktu dan situasi membuat Paulus harus berpisah dengan jemaat yang begitu dikasihinya. Sekalipun Paulus tidak lagi bersama-sama dengan jemaat Filipi tetapi mereka senantiasa gigih memberitakan Injil. Karena itu, walaupun Paulus telah berpisah dengan jemaat Filipi, tetapi ia tak pernah melupakan mereka. Persekutuan yang memberitakan Injil itu menjadi sebuah kenangan indah bagi Paulus. Persekutuan yang memberitakan Injil ini menjadi pokok doa yang terus menerus dipanjatkan Paulus. Paulus berdoa agar kasih yang telah mereka bangun makin teguh melalui pengetahuan yang benar.
Tugas yang mulia ini akan memelihara persekutuan jemaat Filipi senantiasa untuk hidup suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. Dengan demikian, saat kedatangan  Kristus yang dinanti-nantikan, mereka didapati sedang berjaga-jaga sehingga mereka beroleh hidup kekal.

Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya yang telah beroleh pengampunan. Gereja adalah persekutuan orang-orang yang menanti-nantikan kedatangan Kristus. Persekutuan harus dipelihara sedemikian rupa sehingga setiap anggota merasakan sukacita dalam penantian itu. Gereja tidak berhenti dalam penantian dengan berpangku tangan tetapi melaksanakan amanat Tuhan Yesus, yakni memberitakan Injil.
Bagaimana kehadiran gereja kita masa kini di dunia ini, masihkah mengutamakan pemberitaan injil ? Bukankah pemberitaan Injil seringkali diabaikan atau terhambat oleh aturan-aturan. Peraturan juga tidak dipegang teguh, seringkali faktor suka atau tidak suka. Gereja yang tidak memberitakan Injil akan sibuk dengan hal-hal duniawi ; aturan-aturan, struktur organisasi, rebutan jabatan, keuangan. Jika demikian maka hasilnya adalah perdebatan-perdebatan dan munculnya kelompok-kelompok. Lalu terjadilah perpecahan…. ho…ho…ho… Jika itu terjadi pukullah dadamu dan mintalah pengampunan pada Kristus. 
Pemberitaan injil adalah tugas utama gereja, sebab untuk itulah gereja hadir di tengah-tengah dunia ini. Gereja yang benar adalah gereja yang hidup dalam persekutuan, pelayanan (pemberitaan injil). Jika hal-hal itu hilang maka nilai persekutuan itu menjadi hambar. Dan jika nilai persekutuan itu hambar maka pekabaran injil akan terhambat.
Persekutuan yang penuh sukacita menjadi bagaikan ‘Rumah Sakit’ yang memberikan kesembuhan jasmani dan rohani. Di tengah-tengah berbagai pergumulan dalam zaman ini maka gereja mestinyalah hadir memberi ‘kesembuhan’ bagi jiwa-jiwa yang hancur.
Itulah visi yang mesti dilaksanakan oleh gereja. Pekabaran Injil senantiasa berlangsung dengan baik, dan itu bisa terjadi karena kwalitas persekutuan yang baik. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar