11 Desember 2015

Yesaya 12:2-6 (Minggu 13 Des 2015)



  BERMAZMURLAH BAGI TUHAN SEBAB PERBUATANNYA MULIA



Siapakah Allah dan bagaimanakah sifatNya ? Ini dua pertanyaan yang tidak mudah dijawab, karena logika tak mampu menjawab dengan pasti. Kita hanya dapat menjawabnya dengan iman : ‘Allah adalah Pencipta langit dan bumi’. Lalu, bagaimana sifatNya ? Baik dari Alkitab maupun pengalaman sehari-hari muncul pemahaman tentang Allah yang berubah-ubah. Di dalam Alkitab, kita menemukan Allah itu terkadang pemarah tetapi sering juga muncul dengan penuh kelembutan dan cinta kasih (yang pasti tak pakai humor). Demikian juga dalam pengalaman hidup manusia, kita sering kali mengalami hidup sukacita, dan saat demikian kita memahami Allah itu baik. Tetapi saat kita mengalami suatu pergumulan berat, kita seperti merasakan Allah itu jauh bahkan sedang menghukum. 

3 Desember 2015

Filipi 1:3-11 (Minggu, 6 Des 2015)



          SUCI TAK BERCACAT MENJELANG HARI KRISTUS

Seorang hamba Tuhan akan merasakan sukacita di dalam pelayanannya  bila persekutuan yang dilayani terajut dalam cinta kasih Yesus. Persekutuan yang demikian tentu saja menghasilkan buah-buah kasih.
Paulus sebagai pemberita Injil memiliki segudang pengalaman dalam bersentuhan dengan berbagai jemaat. Tampaknya Filipi merupakan jemaat yang paling dikasihi (kesayangannya). Ada alasan Paulus menjadikan Filipi sebagai jemaat ‘kesayangan’. (a) persekutuan Jemaat Filipi hidup dengan penuh kasih, kebersamaan, saling menerima, sehati sepikir, sepenanggungan, ada empaty, simpati terhadap sesama. Persekutuan yang demikian membuat jemaat Filipi begitu hidup dan penuh sukacita. (b) Persekutuan jemaat Filipi bukanlah sekedar berkumpulnya orang-orang bagi kesenangan mereka sendiri melainkan untuk kemuliaan Tuhan. Mereka mengutamakan pemberitaan Injil ketimbang hal-hal lain. Pemberitaan Injil menjadi skala prioritas. Karena pemberitaan Injil sebagai yang utama maka tidak boleh apapun yang dapat menjadi penghambat. Gerakan pemberitaan Injil begitu hidup dalam persekutuan jemaat Filipi. Mereka begitu antusias memberitakan Injil yang diimani sebagai tanggung jawab orang Kristen. Jemaat Filipi memberi dukungan cukup tinggi untuk pemberitaan Injil. Setidak-tidaknya mereka mengumpulkan persembahan secara rutin, lalu dikirimkan untuk mendukung pekabaran injil yang langsung dilaksanakan oleh Paulus (4:14-19). Inilah yang sangat disyukuri oleh Paulus, yakni persekutuan yang memberitakan Injil.