19 Februari 2016

Filipi 3:17 - 4:1 (Minggu, 21 Peb 2016)



       BERDIRILAH DENGAN TEGUH DALAM TUHAN

Pergumulan berupa ancaman dan tekanan acap kali menghampiri hidup manusia. Ancaman yang begitu hebat, selain mengganggu aktifitas juga dapat mengganggu iman percaya. Namun, sebagai orang percaya, ancaman apapun yang menghampiri dan darimana pun sumbernya hendaklah kita tetap berdiri dengan teguh dalam Tuhan.
Paulus dan para penginjil lainnya sering menghadapi masa yang cukup berat tetapi mereka senantiasa percaya kepada Tuhan Yesus, sehingga mereka tetap dapat berdiri kokoh. Pengalaman demi pengalaman menjadi kekuatan bagi Paulus, sehingga dirinya dapat menjadi teladan bagi orang-orang percaya saat menghadapi pergumulan.

Filipi merupakan sebuah jemaat yang paling dikasihi (kesayangan) Paulus. Jemaat Filipi menjadi jemaat kesayangan karena Persekutuan jemaat Filipi bukanlah sekedar berkumpulnya orang-orang demi kesenangan mereka sendiri tetapi mengutamakan pemberitaan Injil. Namun perjalanan waktu mengubah suasana persekutuan jemaat Filipi. Persekutuan jemaat Filipi menghadapi ancaman berat dari ‘seteru salib Kristus’.  Paulus harus dengan berat hati menyebutkan mereka. Paulus mengungkapkan tentang ‘seteru salib Kristus’ ini dengan sangat sedih, sambil menangis. Agaknya Paulus berat hati menyebut para ‘seteru salib Kristus’ itu, karena mereka adalah juga bagian dari persekutuan Kristen. Mereka adalah orang-orang yang pernah mendengar salib Kristus tetapi kemudian menolak/menentangnya. Mereka kemudian menjadi ancaman bagi setiap pengikut Kristus. 2 Timotius 3:1-5 Paulus berkata, “……secara lahiriah mereka menjalankan ibadahnya, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” Mereka ada di dalam persekutuan namun hati mereka tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Mereka adalah orang-orang Kristen yang berhaluan Yahudi. Paulus memberikan cirri dari ‘seteru salib Kristus’ itu.
Tuhan mereka ialah perut mereka
Mereka mengutak-atik macam-macam aturan tentang makanan halal dan haram, tahir dan najis, yang memang dalam agama Yahudi sangat penting. Mereka rupanya hanya memakan makanan tertentu atau mungkin berpuasa  untuk sekedar menunjukkan  betapa mereka sangat mengasihi Allah. Padahal, dalam ber-Tuhan bukan soal perut (jasmani) tetapi soal rohani.
kemuliaan mereka ialah aib mereka
Mereka juga terlalu bangga dengan sunat (kedagingan). Kristen Yahudi menganggap dirinya lebih kudus dari yang bukan Yahudi. Keyahudian mereka begitu kental mewarnai hidup persekutuan yang akibatnya melemahkan yang lain.
pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi
Apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi itu hanyalah sekitar perkara-perkara duniawi, sama sekali tidak menyentuh rohani umat.
Paulus mengingatkan kelompok ‘seteru salib Kristus’ itu dengan begitu keras, bahwa kesudahan mereka adalah kebinasaan. Mereka menjadi binasa karena mereka tidak percaya akan kehidupan kekal. Sementara orang percaya memiliki kewargaan di dalam sorga. Bagi orang percaya, dunia ini adalah tempat ziarah, persinggahan. Hidup orang percaya tidak sekedar dunia ini. Yesus Kristus adalah Juruselamat yang mengubah tubuh hina ini menjadi mulia, serupa dengan tubuh-Nya. Itulah pengharapan orang percaya. Karena itu, Paulus menguatkan jemaat Filipi agar tetap berdiri teguh dalam Tuhan. Jangan goyah !

Bagaimanakah orang-orang Kristen masa kini memandang gereja ? Banyak orang memandang gereja sebagai sebuah persekutuan indah, yang berbeda dengan persekutuan (kumpulan) lainnya. Gereja dirasakan sebagai persekutuan yang saling mengasihi, saling menguatkan, saling menghormati dalam ketulusan. Mereka melakukan Penyembahan dan memberi Persembahan kepada Tuhan, sebagai rasa syukur dan disertai pengharapan.
Namun bukan tidak mungkin ada orang-orang yang berkumpul di gereja menjadi seteru salib Kristus, seperti disebutkan Paulus. Keadaan ini sangat bisa terjadi karena gereja dianggap sama dengan kumpulan lainnnya, pengaruh luar terbawa kedalam gereja. (a) Ada warga gereja memiliki jabatan atau pangkat tinggi di bidang profesinya. Tentu saja ia dihormati oleh orang-orang sekitarnya, terlebih yang menjadi bawahannya. Ia dapat memerintah dengan kuasa dan jabatan yang melekat pada dirinya. Kita tentu bersyukur untuk itu. Namun sangat disayangkan, jika orang itu melakukan hal yang sama di dalam gereja. Kalau sudah demikian, jangankan sesama jemaat, pendeta pun ia atur. Tidak ada lagi saling menghormati. Itulah seteru salib Kristus, sebab orang-orang yang demikian telah menjadi ancaman bagi jemaat lain. (b) Budaya. Ada nilai-nilai budaya yang berkaitan erat dengan nilai-nilai kekeristenan, tapi tak sedikit pula nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan kekristenan. Segala yang bertentangan itu tak boleh turut dibawa ke dalam persekutuan.
Firman Tuhan ini menjadi koreksi bagi setiap orang percaya dalam kehadirannya di tengah-tengah persekutuan. Kehadiran setiap orang percaya di dalam persekutuan mestinya mmberi dan beroleh sukacita. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar