24 Februari 2016

Yesaya 55:1-9 (Minggu Okuli)



     KECAP DAN NIKMATILAH HIDANGAN TUHAN

Mengecap dan menikmati kebahagiaan merupakan tujuan hidup manusia. Manusia mencari kebahagiaan itu dengan rancangannya sendiri : dimulai dari yang paling dasar sampai yang tertinggi (kalau bisa tercapai). Tetapi manusia akan terus haus dan lapar, tak terpuaskan, hingga kemuadian membuat manusia hidup gelisah. Orang-orang miskin berharap menjadi kaya, dan orang kaya berharap memiliki harta yang lebih banyak. Sama-sama tak pernah puas, dan sama-sama tak menikmati hidup yang memuaskan.
Umat Tuhan yang sedang berada di pembuangan sesungguhnya sudah melewati masa krisis. Mereka sudah memiliki kebebasan menikmati kehidupan sebagaimana masyarakat lain. Mereka memiliki sumber penghasilan atas upah jerih pekerjaan yang mereka lakoni. Mereka memiliki uang dan dapat membelanjakannya untuk keperluan hidup mereka. Namun, semua itu tidak memuaskan hidupnya, masih ada yang kurang, ada yang mengganjal.

Melalui nas ini ada pesan yang hendak disampaikan. (a) Kembali ke negeri Kanaan. Sekalipun umat memperoleh kesempatan menikmati kehidupan di pembuangan tetapi itu tidak memuaskan mereka. Jerih lelah mereka habis begitu saja tanpa bermakna. Kalimat ‘sesuatu yang bukan roti’  menunjuk kepada nilai-nilai materi yang tidak memuaskan hidup umatNya. Ketika umat Tuhan telah memiliki kebebasan, ada yang mereka lupakan bahwa mereka adalah umat Tuhan. Pembuangan bukanlah tanah air mereka, maka apapun yang mereka alami di pembuangan tidak akan membuat mereka mengalami kehidupan yang melegakan. Mereka sesungguhnya memiliki negeri subur, yang dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kanaan adalah tanah air mereka, yang dapat menghasilkan gandum, anggur, dan susu dari ternak piaraan. Tentu saja mereka memperolehnya tanpa bayaran, sebab Kanaan adalah negeri yang penuh susu dan madu. Allah memanggil umatNya untuk kembali ke negeri Kanaan dan menikmati kemakmuran. Tuhan telah menyiapkan semua itu.
(b) Mengokohkan kerajaan Daud. Allah telah berjanji untuk mengokohkan kerajaan Daud dan keturunannya, (2 Samuel 7:16) : ‘Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.’ Kehidupan yang berubah di Babel ‘dari penderitaan menjadi menjanjikan’ bukanlah tujuan utama. Babel hanyalah sebuah ‘tempat pendidikan’ bagi umat Tuhan untuk kemudian mereka dimampukan melanjutkan kerajaan Daud. Semua pengalaman hidup di Babel menjadi kesaksian mereka bagi bangsa-bangsa tentang kebesaran Tuhan. Dengan demikian, semua bangsa akan datang menghampiri kerajaan Daud itu. Kekuatan kerajaan itu sesungguhnya berada dalam kuasa Tuhan. Oleh sebab itu, ketika bangsa-bangsa lain menghampiri kerajaan itu maka mereka telah datang kepada Tuhan. Inilah yang Allah kehendaki dari kehidupan umatNya.
Pengalaman di pembuangan menjadi suatu pelajaran yang begitu berharga bagi umat Tuhan. Kepuasan hidup, ketenangan hidup bukan terletak pada nilai-nilai materi, tapi ketika umat bertemu dengan Tuhan. Roti, anggur, dan susu adalah makanan jasmani yang perlu bagi kehidupan manusia. Namun Allah juga menyediakan yang melampaui semua itu. Karena itu, carilah Tuhan. Setiap umat berkenan meninggalkan rancangan jahat di dalm dirinya, tetapi hendaklah hidup dalam rancangan  yang Tuhantelah perbuat. Allah mengampuni segala dosa pelanggaran umat. Mencari Tuhan, itulah yang dapat memuaskan hasrat manusia.

Kita memiliki banyak kebutuhan dalam hidup ini. Kita bersyukur pada Tuhan yang senantiasa melimpahkan berkatNya. Namun, mengapa manusia tetap galau dalam hidup ini. Kegalauan bukan hanya dialami mereka yang memiliki sedikit materi tetapi juga mereka yang memiliki banyak harta. Teori yang menyebutkan bahwa manusia memiliki kebutuhan yang terus meningkat tanpa batas, adalah benar adanya. Kehidupan manusia yang demikian itulah sehingga membuat manusia semakin tidak beradab, tetapi malah menjadi biadab. ‘manusia memakan sesamanya’ berlangsung dalam kehidupan ini. Kemapanan materi tidak cukup memuaskan manusia sebab ia akan terus mencari segala yang dikehendakinya. Kita hidup dalam dunia yang penuh pergumulan. Ketakutan terhadap berbagai kuasa yang mengancam hidup kita sekarang ini : kesunyian, kelaparan, pekerjaan, penyakit, kematian, pasangan hidup, dan berbagai keraguan terhadap yang hendak digapai. Ketakutan itu kadang-kadang begitu hebat, membuat kita seperti tak berdaya. Kita putus asa dan tidak mampu menatap ke masa depan. Hidup penuh kegalauan.
Dalam kehausan dan kelaparan akan nilai-nilai dunia yang tak terbatas ini, Tuhan Yesus mengundang kita datang kepadaNya. (Matius 11:28) : ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.’ Yesus menawarkan kepuasan bagi kita, bukan saja materi yang tak berkesudahan itu melainkan juga keselamatan yang memberi ketenangan hidup. Yesus Kristus adalah Raja dari kerajaan Allah, yang diberi kuasa atas langit dan bumi. Dia lah yang dapat memuaskan hasrat manusia itu.
Kita adalah  orang-orang yang berada  di sekitar Yesus; kita percaya pada Kristus Yesus, kita sudah menikmati kasih setia Tuhan. Kalau kita mengaminkan segala sesuatu itu berasal dari padaNya; maka itu bukan hanya untuk diri kita  tetapi dapat kita gunakan untuk banyak orang. Kita yang telah menerima berkat dari Tuhan dapat menggunakannya sebagai kesaksian kita tentang kebaikan Tuhan.
Yesus Kristus adalah Tuhan semua orang. Akan tetapi masih banyak orang yang belum mengenal dan menerimaNya. Kita yang telah mengenal, menerima dan merasakan pengampunan dari Tuhan Yesus haruslah mewartakannya bagi banyak orang. Kita harus memberitakan pengalaman rohani yang kita alami bersama Yesus. Bersaksi adalah amanat Tuhan Yesus kepada orang-orang percaya. Cara menjadi saksi Kristus bukan hanya dalam bentuk kata semata, tetapi menunjukkan perilaku sebagai orang yang telah menerima pengampunan. Itulah anugerah Allah bagi kehidupan manusia sehingga beroleh kebahagiaan. Umat demikianlah yang dapat mengecap dan menikmati hidangan yang telah Tuhan anugerahkan. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar