8 Juni 2016

2 Samuel 12:1-16 (Minggu, 12 Juni 2016)



  PENGAKUAN DOSA MENGHASILKAN PENGAMPUNAN


Kita sering mendengar kisah hidup Daud yang luar biasa ; dari seorang pengembala domba, kemudian menjadi raja Israel Raya. Tuhan sungguh memberkati Daud dengan banyak hal. Tetapi hati Daud berubah seiring dengan kuasa, jabatan, harta yang dimilikinya. Ia jatuh ke dalam nafsu dosa.

DOSA REKAYASA DAUD.
Daud mengerahkan para tentara untuk berperang. Sementara para prajurit pergi berperang, maka tinggallah para isteri mereka. Seorang prajurit bernama Het ikut berangkat ke medan pertempuran. Tinggallah isteri Het bernama Betsyba, sangat cantik rupanya. Daud tertarik dengan isteri prajurit yang cantik itu. Dengan kuasa yang ada pada Daud, ia berhasil memperdaya Batsyeba, isteri Het.
Ketika para tentara itu kembali dari peperangan,  muncul kegelisahan dalam diri Daud. Ia gelisah jika perselingkuhannya terbongkar. Daud mencari siasat untuk menutupi dosa kesalahannya. Ia kemudian memerintahkan kembali para tentaranya berangkat berperang. Daud berpesan kepada komandan batalion; agar prajurit Het ditempatkan paling depan. Tujuan Daud agar prajurit Het tewas dalam peperangan. Target Daud tercapai; tentara Het tewas, lalu isteri Het itu diambil Daud menjadi isterinya.
Dari kasus Daud ini tampak bahwa nafsu membawa manusia hilang kepekaan dan jatuh pada dosa. Natan adalah seorang nabi yang bijaksana. Ia menegor Daud dengan menggunakan perumpamaan. Perumpamaan yang disampaikan Natan sempat membuat Daud tersentuh, bahwa tindakan orang kaya itu tidak memiliki belas kasih. Bagi Daud, orang kaya itu sudah terlalu jahat, tak punya perasaan. Orang kaya itu patut dihukum mati dan mewajibkannya membayar ganti rugi empat kali atas perbuatannya itu.
Tapi sangat disayangkan, orang yang sudah disusupi oleh dosa seringkali tidak sadar bahwa dosanya jauh lebih besar. Ketika Natan menegur Daud dengan perumpamaan, Daud tidak peka. Mampu menilai kesalahan orang lain tetapi tak dapat menyadari dosa yang dilakukan. Akibatnya, Natan menegur Daud secara langsung.
Natan berkata (ay. 7) : Engkaulah orang itu ! Engkaulah orang yang harus dihukum mati, orang yang tidak mengenal belas kasih. Lebih lanjut Natan mengatakan (ay.8-9): Tuhan sudah mengurapi engkau, Tuhan sudah melepaskan engkau dari tangan musuhmu, Tuhan telah memberikan keperluan hidupmu, Tuhan telah memberikan isteri. Tuhan telah memberikan segala yang perlu bagimu, dan kalau belum cukup, Tuhan masih akan menambah. Tetapi kok masih melakukan yang jahat ? Bangsat !!! Pada akhirnya, (ay.10) Tuhan menghukum Daud atas dosanya, yaitu kematian anak perselingkuhannya bersama Batsyeba dengan cara ditulahi oleh Allah. Perselingkuhan Daud dengan Batsyeba telah menista Tuhan. Karena itu, Allah menghukum Daud (10-12).
Untung saja Daud tersadar. Ia tidak membantah, tapi ia menyesali perbuatannya dan mohon pengampunan dari Tuhan.

Rekayasa Daud tentang Batsyeba adalah dosa, kejahatan, kesalahan. Dosa adalah tindakan manusia secara perorangan atau secara bersama-sama yang menyimpang dari kehendak dan hukum Allah. (Kamus Alkitab). Dosa timbul dari keinginan yang tidak terkendali. Dosa cenderung ditutupi, dan untuk menutupi dosa itu dilakukan dosa lain. Jadilah dosa bagaikan deret hitung. Dosa membuat orang tidak peka. Dosa memiliki akibat….
STOP DOSA ! - dengan Budaya malu. Jangan lakukan sesuatu jika perlakuan itu mendatangkan malu. Jangan lakukan sesuatu bila hal itu melukai orang lain. Jika lakukan sesuatu jika di dalam dirimu ada niat jahat. Kita perlu membuang segala yang jahat, yang berkaitan dengan dosa, kesalahan, sehingga kita dapat mengembangkan kebaikan-kebaikan kita. Dan Tuhan pun berkenan kepada kita.
Kita seringkali bisa melihat kesalahan orang lain, tetapi tidak mampu melihat kesalahan diri sendiri yang jauh lebih besar. Kita seringkali mampu mengoreksi kesalahan orang lain, tetapi tidak mampu mengoreksi diri sendiri.
Kita memang tidak menganut hukum karma, tetapi seringkali hukum seperti terjadi di dalam hidup manusia. Karena itu, kejahatan yang dilakukan sebenarnya bukan soal hukumnya tetapi bagaimana kita sadar bahwa segala bentuk dosa tidak berkenan bagi Tuhan.
Ada yang baik dari Daud ketika Natan membukakan aibnya, ia menyadari dosanya, bukan membela diri. Ia tidak ngeyel tetapi mengaku di hadapan Tuhan. Pengakuan Daud atas dosanya adalah sebuah sikap yang tepat. Pengakuan itu membuatnya sadar bahwa ia orang yang lemah. Karena itu, permohonannya untuk pengampunan dosa berkenan bagi Tuhan. Allah itu baik. Allah adalah Allah yang penuh pengampunan. Allah memberikan pengampuanan kepada orang yang datang kepadaNya. Allah memberikan Daud kesempatan untuk terus hidup dan melayani Tuhan. AMIN.



Pembacaan Nas : 2 Samuel 12 : 1 – 16  Dengan Adegan

NARRATOR :  (Suasana rumah Daud, menunjukkan dirinya sebagai seorang raja)
TUHAN mengutus Natan kepada Daud. (Natan masuk ke rumah Daud)
Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya:

NATAN      : (Natan bercerita dan Daud mendengarnya tak serius)
"Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin.
Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.
……Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu."

NARRATOR : Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan:

DAUD        : (wajah Daud berubah dan berkata setengah marah/tegas)
"Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
 Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan."

NARRATOR :  Kemudian berkatalah Natan kepada Daud:

NATAN      :  "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:

TUHAN      : (sama seperti Narrator berada di balik panggung….dengan tegas/lembut berkata :)
Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.
Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.
Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.

NATAN     :  Beginilah firman TUHAN:

TUHAN      :  Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan."

NARRATOR :  Lalu berkatalah Daud kepada Natan:

DAUD        :  (menunjukkan penyesalan yang dalam)
                  "Aku sudah berdosa kepada TUHAN."

NARRATOR :  Dan Natan berkata kepada Daud:

NATAN      :  (dengan lemah lembut)
"TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."

NARRATOR :  Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. (….Natan keluar….)
(Daud beserta isterinya yang baru melahirkan berada di sebuah ruang)
Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. 
(Daud dan isterinya gelisah….sementara seorang anak seperti kesurupan)

Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
(Daud bersikap menyesal, kadang sujud memohon pengampunan, gelisah, dan kadang berbaring)

(sekelompok tua-tua membujuk Daud tetapi Daud tidak mau…ia sungguh2 menyesal)
Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.

SELURUH PEMAIN BERDIRI MENGHADAP JEMAAT DAN MEMBERI SALAM

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar