26 Agustus 2016

1 Yohanes 3:18-24 MENGASIHI DENGAN PERBUATAN



 MENURUTI PERINTAHNYA DAN PERKENAN KEPADANYA   

Kitab 1 Yohanes ini merupakan surat yang mengungkapkan arti seseorang menjadi pengikut Kristus. Kata kunci dan sekaligus membedakan orang Kristen dengan lainnya adalah ‘kasih’. (I Korintus  13 :13) : ‘Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.’ Kasih bukan hanya gagasan atau cita-cita, melainkan mewujudkan diri dalam kelakukan yang nyata. Kasih begitu radikal, sebab bersangkut paut dengan menyerahkan nyawanya untuk sahabat (Yohanes 15:13). 

Etika Yohanes bukan etika yang samar-samar, akan tetapi menyangkut hidup nyata dan konkret. Bukan kata-kata yang membuktikan sikap orang Kristen, melainkan perbuatan-perbuatan yang nampak. Dalam hal inilah etika Yohanes sepakat baik dengan etika Yakobus, maupun dengan etika Yesus.
Manusia memiliki hati yang dapat menguji dirinya sendiri, apakah ia hidup di dalam kebenaran. Dengan hati ia dapat mengukur kebenarannya berhadapan dengan Allah. Tetapi lebih dari hati, yang tak terbantahkan adalah kebenaran Allah. Allah mengetahui segala pikiran, hati, jiwa, perkataan, dan perbuatan manusia. Jikalau hati kita mengatakan bahwa kita menuruti perintahNya, maka kita mempunyai keberanian untuk mendekati Allah. Bahkan orang yang demikian akan diam di dalam Allah dan Allah diam di dalamnya. Orang yang demikian sungguh-sungguh hidup di dalam kemerdekaan. Ia tidak lagi terikat oleh nilai-nilai dunia ini.
Kasih dan kebenaran orang percaya dapat dideteksi dari perbuatannya. Buah nyata dari kasih itu adalah mengasihi orang lain dengan perbuatan tulus. Bila seseorang gagal melakukan perbuatan kasih maka ini memperlihatkan bahwa ‘kasih Allah’ tidak tetap di dalam dirinya. Perbuatan dan kebenaran diutamakan lebih dari perkataan atau lidah.

Semoga mengasihi orang lain atau saudara dengan perkataan sudah selesai di dalam dirimu. Jika dengan perkataan pun engkau belum mengasihi orang, maka jelas engkau tak mampu mengasihi sesama dengan perbuatan, apalagi dengan hartamu. Dengan demikian, engkau tidak akan pernah berdiri di dalam kebenaran.
Kata-kata tak bisa dapat menjadi ukuran dan di dalamnya dapat mengandung dusta, pura-pura, munafik. Bisa berkata A tapi dalam hatinya B. Kata-kata dapat menyakiti, menyindir, menghina dsb. Sepertinya, banyak relasi antar manusia dan rumah tangga menjadi tak harmonis karena perkataan.
Kasih adalah kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar. Dengan kata lain, ‘menjadi benar adalah mengasihi sesama.’ Itu sebabnya, kasih-mengasihi menjadi perintah utama dan pertama di dalam kehidupan Kristen.
‘Kehidupan adalah suatu kesempatan untuk belajar bagaimana mengasihi.’ Mengasihi berarti berada di dalam terang ; Ketika seseorang mengasihi berarti ia telah berpindah dari maut (kematian) kepada suatu kehidupan baru. Kasih adalah perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus.
Kasih adalah obat. 1 Yohanes 4:18 mengatakan, ‘Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.’
Hukum V – X mengatur hubungan sesama manusia supaya harmonis, saling mengasihi. Dalam hubungan ini, ditekankan supaya manusia saling menghargai, saling menjaga dan memelihara milik orang lain : nyawanya, hartanya, keluarganya, dan juga perasaannya.
Kita patut bersyukur atas belas kasih Allah. Kita kini boleh menikmati kehidupan yang Tuhan anugerahkan. Belas kasih Allah adalah tindakan Allah yang menguatkan dan menyelamatkan kita. Belas kasihNya menjadi kekuatan bagi kita untuk mengarungi hidup ini. Belas kasih Tuhan menggerakkan kita untuk melayani, menolong dan mengasihi sesama. Kita layak membuka hati untuk merasakan orang-orang yang mengalami pergumulan dan menggerakkan hati untuk turut berbelas kasih. Kita perlu mengarahkan dan menolong mereka, agar mereka yang lelah dan terlantar dituntun sehingga bebas dari rasa yang menghantui hidupnya. Kita dapat melayani dengan talenta yang kita miliki.

Gereja masa kini tampaknya tak perlu lagi banyak berkata-kata tetapi berbuat. Gereja sedang membutuhkan pelayanan konkrit. Seorang Pendeta mengatakan aneka  gereja :
Gereja A sedikit bicara, banyak dikerjakan
Gereja B sedikit bicara, sedikit bekerja
Gereja C banyak bicara, banyak juga dikerjakan
Gereja D banyak bicara, sedikit bekerja
Gereja saya (E) aneh, lain yang dibicarakan lain pula dikerjakan…..hancur….

Kasih hendaknya bukan sekedar slogan tetapi menjadi kehidupan diri kita. Mengasihi dengan perbuatan, kita makin dimantapkan menjalani hidup sebagai anak-anak Tuhan dan Allah pun tersenyum melihat perbuatan kasih kita. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar