28 November 2016

Roma 15:4-13 (Minggu Advent)



      BERPEGANG TEGUH PADA PENGHARAPAN


Sila ketiga dari Pancasila menyebutkan Persatuan Indonesia. Sila ini menjadi sangat penting mengingat bangsa kita terdiri dari berbagai suku, agama, kulit, geografis, serta perbedaan lainnya. Kondisi ini sangat rentan menimbulkan perpecahan bagi bangsa kita. Pemerintah selalu mengupayakan persatuan itu dengan memunculkan berbagai istilah : kerukunan, dialog umat beragama, toleransi dan belakangan ini NKRI. Pemerintah mensosialisasikan itu melalui pembinaan atau seminar di berbagai tempat. Tujuannya sangat jelas, yaitu supaya kesatuan bangsa tetap terpelihara. 

10 November 2016

Maleakhi 3:13-18 IBADAH YANG BENAR



             IBADAH YANG BENAR

Ada ungkapan ‘lidah memang tak bertulang’. Artinya, betapa mudahnya orang mengatakan sesuatu, padahal yang dikatakan ‘ngaur’, tak memiliki arti, tak bermakna.  Selain itu, kata-kata yang diungkapkan dapat merugikan dirinya sendiri, bahkan membahayakan atau menyakiti orang lain. Karena itu, berbicara haruslah menjaga etika.

Pada tingkat yang lebih tinggi, ada orang yang berbicara tidak bermoral. Pada orang-orang yang demikianlah membuat Tuhan berkata secara langsung : ‘Bicaramu kurang ajar tentang Aku 13)’.
-          Sia-sia beribadah kepada Allah
-          Apa untungnya kita memelihara (firmanNya ?)
-          Berbahagia orang yang gegabah
Umat Tuhan menilai bahwa hidup mereka tidak berbeda dengan umat lain. Bahkan secara jasmani mereka menganggap bahwa umat lain lebih sukses dari mereka. Tuhan tidak adil, kira-kira demikian anggapan mereka.
Mereka menganggap bahwa hidup mereka sudah benar dan mereka beribadah kepada Allah, tetapi hidup mereka tidak lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Mereka pun tak enggan berkata-kata yang ‘konyol’ : ‘berbahagia orang-orang yang gegabah’, ‘mujur orang-orang yang berbuat fasik’, ‘tak apa-apa kalau mencobai Allah’. Ungkapan-ungkapan mereka tidak lagi memiliki etika dan moral.
Orang-orang percaya seharusnyalah hidup dengan memegang teguh etika, moral, dan hukum.
Orang-orang percaya semestinyalah mengaminkan bahwa Tuhan senantiasa memperhatikan dan mendengar setiap ucapan umatNya. Karena itu, hidup orang percaya haruslah ditandai dengan takut akan Tuhan dan menghormati nama Tuhan.

Beginilah berbicara (16) :
Kata adalah bentuk yang keluar dari hati dan pikiran manusia. Apa yang terbetik dalam hati dan pikiran serta terungkap dalam kata dan perbuatan manusia selalu diperhatikan dan didengar Allah. Manusia tidak dapat mendustai Tuhan. Ia juga tidak akan melupakan hati, sikap, perkataan dan perbuatan manusia. Semua itu akan ‘dicatat’ Tuhan, menjadi peringatan. Karena itu, Allah menghendaki manusia itu berbicara dan bertindak dengan benar.

Pada hari yang Kusiapkan.
Orang-orang percaya bukan hanya focus pada masa kini dan di sini, tetapi juga harus menatap masa depan. Itulah pengharapan. Pada saat yang tepat, Tuhan akan menyatakan kasihNya kepada orang-orang yang hidup dengan benar, Tuhan akan menunjukkan perbedaan orang benar dan orang fasik. Akan nyata juga perbedaan orang yang sungguh-sunguh beribadah kepada Allah dan orang-orang yang tidak beribadah kepada Tuhan.
Kalau umat Tuhan merasa sudah benar beribadah, maka pada saatnya juga akan menjadi nyata dihadapan Tuhan.  (3:18) : ‘Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya’.

Berbicara adalah aktifitas yang sering kita lakukan. Ia menjadi alat manusia untuk menjalin hubungan dengan sesama. Kata-kata yang keluar dari mulut menunjukkan hati dan pikiran masing-masing orang. Kata-kata yang indah dapat menjalin hubungan yang baik antara sesama manusia, dan mengeratkan persahabatan. Tetapi perkataan yang kasar dapat menyakitkan hati orang lain. Orang yang suka menyakiti hati sesamanya adalah perbuatan yang tercela. Sesungguhnya bukan saja menimbulkan persahabatan yang kurang harmonis tetapi juga mengandung dosa. Sebab, manusia adalah ciptaan Tuhan, sebagai citra Allah. Apalagi secara langsung orang ‘meremehkan’ Tuhan dengan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan oleh manusia.

Tuhan menghendaki perkataan yang keluar dari mulut kita hendaklah sebagai orang yang menyadari, bahwa Tuhan telah mengasihinya. Ia dapat merasakan cinta kasih Tuhan di dalam hidupnya.

Hiduplah dengan benar, beribadahlah dengan benar, dan berbicaralah dengan benar, sebab itulah yang Allah kehendaki. AMIN

1 November 2016

Roma 1:1-7 MINGGU ADVENT IV



          IA ADALAH ANAK ALLAH YANG BERKUASA

Kita telah memasuki Minggu Advent IV. Kita mungkin telah merayakan Natal di beberapa tempat, dan puncak Natal akan kita rayakan pada tanggal 24-25 Desember ini. Natal menjadi sebuah sukacita bagi orang-orang percaya. Siapakah yang kita rayakan itu ? Ia bukan sekedar seorang bayi montokl yang lahir di tengah dunia ini, juga bukan sekedar manusia yang diperanakkan dari keturunan raja Daud, tetapi Dia yang telah bangkit dari kubur mengalahkan kematian. KebangkitanNya menunjukkan bahwa IA ADALAH ANAK ALLAH YANG BERKUASA. Ia berkuasa atas kehidupan, Ia tidak dikuasai oleh maut. Dia adalah Yesus Kristus, Tuhan yang telah memberikan pengharapan bagi orang percaya. Oleh sebab itu, Natal memang menjadi sukacita yang tak terbendung bagi orang-orang percaya.