21 Januari 2017

Mazmur 15:1-5 KEBENARAN ALLAH




          LAKUKANLAH KEBENARAN ALLAH

Sekarang ini begitu banyak orang mengkritisi hidup keberagamaan. Sikap kritis itu bisa datang dari seseorang yang beragama tertentu terhadap agama lainnya. Hati-hati lho….dituduh sebagai penista agama   Tetapi sikap kritis itu bisa juga datang dari penganut agama itu sendiri, misalnya orang Kristen mengkritisi agamanya sendiri. 

Lepas dari kritik-mengkritik itu, agama haruslah membimbing manusia agar hidup dalam ketenteraman, tidak kacau. Supaya hidup tenteram itu tercapai, tepat sekali seperti tema kita hari ini ‘Lakukanlah Kebenaran Allah’. Jika setiap orang melakukan kebenaran Allah, maka hidup bersama akan terpelihara dengan baik.
Musa telah menerima loh batu, yang berisi sepuluh hukum Tuhan (hukum Taurat). Umat Tuhan menyimpan, menjaga dan memilihara loh batu itu dengan baik. Mereka menyiapkan sebuah tempat untuk loh batu itu yang disebut Kemah Tuhan. Umat Tuhan memahami Allah yang agung dan kudus itu hadir di dalamnya. Di situlah ‘Kemuliaan Tuhan bersemayam’. Oleh sebab itu,  Kemah Tuhan dipandang kudus, sehingga tidak sembarang orang dapat masuk ke dalamnya. Hanya orang-orang benar yang diperkenankan masuk ke dalamnya.
Kemah Allah juga dapat menampung orang yang mencari perlindungan karena berbagai penderitaan, wabah kelaparan atau peperangan. Kemah Allah adalah tempat orang beriman mencari perlindungan diwaktu kesukaran.
Yang utama siapapun masuk ke dalam Kemah Tuhan haruslah melakukan kebenaran Tuhan. Setiap orang yang masuk ke dalam Kemah Allah menjadi tamu Allah. Dia yang bertamu pada Tuhan harus ‘hidup tanpa cela’, hidup dalam kebenaran, hidup dengan rendah hati.
‘tanpa cela’, bukan berarti orang itu tidak punya dosa sama sekali, melainkan memiliki hubungan yang baik dengan Allah, ia berlaku adil. Mereka juga harus berani mengatakan kebenaran dari hatinya.
Orang yang hidup dengan kebenaran juga ditandai dengan sikap menjaga nama baik sesama.
ay. 3 tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, tidak berbuat jahat terhadap temannya, tidak menimpakan cela kepada tetangganya. ‘fitnah’ dan ‘mencela’ merupakan dosa yang paling banyak dilakukan manusia dan membawa malapetaka paling banyak dan besar. ‘Sudah banyak yang tewas karena pedang, tetapi belum sebanyak yang gugur karena lidah’ (ay.18 ; Yakobus 3:1-12).
Orang benar juga harus menjauhi keburukan. ay. 4a memandang hina orang tersingkir (orang-orang yang memang tidak pernah takut akan Tuhan. Orang yang menghujat roh Allah, Allah tidak lagi berkenan kepadanya.). 4b berpegang pada sumpah, walaupun rugi. 5a tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba. Di dunia Timur Tengah bunga pinjaman berkisar 30-50 %. Sebaliknya di Israel pinjaman dilakukan atas dasar kerelaan untuk menolong sesama saudara-saudara yang malang. 5b tidak  menerima suap. Makan suap termasuk kejahatan yang paling banyak menjangkiti dan menodai peradilan Israel, meskipun hal ini secara ekplisit dilarang oleh hukum Taurat.
Orang-orang benar harus menjauhi segala kejahatan dan keburukan itu. Orang-orang yang melakukan kebenaran, itulah yang layak menjadi tamu Allah. (5b : Orang yang melakukan kebenaran, tidak akan goyah selama-lamanya (5b). Ia akan dimampukan menjalani hidup itu karena Tuhan yang bersemayam di Bait Suci itu adalah batu karang baginya. Di dalam Tuhan ada kekuatan dan perlindungan.

Mazmur ini menunjukkan kepada kita betapa erat hubungan antara doa dan hidup, antara ibadah dan melaksanakan kehendak Tuhan. Tidak ada doa dan ibadah yang benar kalau tidak dipersiapkan dan didukung oleh hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. ‘Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga’ (Matius 7:21).
Penyembah-penyembah yang benar adalah mereka yang menerima sang Sabda yang telah datang dan tinggal di antara kita, dan karenanya hidup dari kasih. Hanya dalam kasih orang dapat masuk ke dalam Bait Suci yang sebenarnya, yakni Kristus dan tinggal di dalam Dia. Mengingat semuanya ini kita harus mengatakan bahwa kesungguhan ibadah Kristen terletak dalam kasih. Kasih harus mendukung ibadah kita dan sebaliknya. Ibadah harus bermuara dalam kasih. Kasih Kristus harus selalu menjadi sumber pertobatan manusia yang berdosa, setiap kali kita datang menghadapNya dalam doa dan ibadah. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar