23 Februari 2017

Mazmur 2:1-12 (Minggu Estomihi)



      RAJA YANG TELAH DIURAPI

Pilkada baru saja berakhir di berbagai daerah, sebahagian akan dilanjutkan putaran kedua karena belum memenuhi syarat. Pilkada dilakukan secara demokrasi sebagai kehendak rakyat untuk memilih pemimpin. Melalui cara ini diharapkan terpilih pemimpin yang benar. Namun, seringkali hasil Pilkada tak dapat diterima dengan lapang dada, terjadi gugat-menggugat. Pemimpin yang terpilih itu acapkali tak dapat memimpin dengan benar ; tanpa program sehingga tak terjadi perubahan yang berarti. Malah, sering terpilih pemimpin yang korup. Lalu ada demo, yang menggelisahkan rakyat. Ah....payah...maupma sude i...

Ketika umat Tuhan berada di tanah yang dijanjikan Tuhan (Kanaan), mereka tidak memiliki raja (sekuler), Allah langsung menjadi Raja bagi umatNya. Kepemimpinan demikian dinamai theokrasi. Mereka hidup dengan tenang. Namun kemudian, mereka melihat bangsa-bangsa lain memiliki seorang raja, yang begitu hebat, yang disembah ; maka mereka pun meminta kepada Tuhan, agar mereka juga memiliki seorang raja. ‘.....maka angkatlah seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain’ (1 Samuel 8:5). Tuhan mengabulkan permintaan umat untuk mengangkat raja. Tuhan menetapkan Saul sebagai raja. Tapi dalam kepemimpinannya, Saul melanggar titah Tuhan. Sebagai pengganti Sau, maka Daud diurapi menjadi raja. Namun, Saul keberatan, sehingga timbullah niat membunuh Daud. Israel memang pernah memiliki seorang raja yang bijaksana, bernama Salomo. Tetapi setelah Salomo meninggal, terjadilah perpecahan. Jabatan raja menjadi rebutan. Kerusuhan demi kerusuhan terus terjadi. Umat Tuhan terpecah menjadi dua kerajaan. Para raja yang haus kekuasaan menjalin hubungan dengan bangsa asing untuk melanggengkan kuasanya. Efeknya, mereka dengan mudah dapat dipengaruhi dan diprovokasi bangsa asing. Sinkretisme yang dibawa bangsa asing merasuki kehidupan umat Tuhan. Mereka jatuh ke dalam dosa-dosa. Bangsa asing bukan hanya memprovokasi tapi juga berhasil memperdaya, sehingga umat Tuhan menjadi budak bangsa lain.
Tuhan murka melihat para raja dan umatnya.  Oleh sebab itu, Tuhan akan melantik raja pilihanNya sendiri. Raja itu diyakini memimpin dengan benar. Tuhan menyerahkan seluruh bangsa kepadaNya untuk bertekuk lutut. Seluruh bangsa menjadi miliki pusaka raja itu, dan seluruh bumi berada dalam cakupan sang raja.
Tuhan tidak mencabut raja-raja dunia. Tetapi Tuhan memerintahkan kepada para raja dunia supaya bijaksana dengan ketaatan kepada raja pilihan Tuhan. Mereka boleh menjadi raja dari sebuah bangsa (dunia) tetapi di atas mereka ada raja pilihan Tuhan. Raja-raja dunia harus tunduk kepada raja yang dilantik oleh Tuhan. Demikian juga para hakim agar memutuskan setiap perkara secara adil, yaitu dengan ketaatan kepada Sang Raja.
Siapakah raja yang dilantik oleh Tuhan itu. Dia adalah Yesus Kristus, yang memerintah dengan bijaksana dan adil. Dia memliki kuasa penuh atas manusia. Yesus Kristus akan menuntun umatNya untuk menikmati kehidupan yang baik, penuh damai sejahtera.
Tuhan menghendaki agar semua umat mengisi hidupnya dengan beribadah kepada Tuhan. Beribadah kepada Tuhan berarti sujud menyembah kepada Tuhan. Tuhan berkuasa atas hidup manusia. Karena itu, kepada Tuhan saja umatNya layak mencari perlindungan (Estomihi). Dengan demikianlah, Tuhan berkenan kepada umatNya.

Pergumulan seringkali menghampiri hidup manusia ; entah itu rumah tangga, pekerjaan atau bisnis, ekonomi, pasangan hidup, keluarga, sakit-penyakit, keturunan, beban berat dan berat badan. Kita menjadi seperti terbuang, hilang pengharapan, kehabisan kekuatan, merasakan letih-lesu, hilangnya semangat hidup. Kita tidak mampu melihat jalan keluar dari pergumulan itu. Rasanya, kita memerlukan penolong dalam menapaki hidup ini. Allah adalah penolong kita, tempat perlindungan. Yesus Kristus saja tempat perlindungan kita. Ketika Kristus menjadi tempat perlindungan kita, maka segala sesuatu menjadi sukacita. Orang yang melakukan kehendak Allah itu, maka diwajahnya terpancar kemuliaan Allah.
Kepemimpinan Yesus patut menjadi teladan bagi orang percaya. Solider yang diperagakan Yesus menjadi bagian yang penting dalam membangun hidup manusia.
Tuhan memang memberi kuasa bagi manusia untuk menata hidup ini tetapi hendaknya berpatokan kepada Tuhan. Tuhan memberikan pengetahuan bagi manusia, tetapi manusia tidak boleh bersandar sepenuhnya dengan ilmu-ilmu dunia saja. Umat Tuhan harus bijaksana.
Banyak orang-orang yang mempertontonkan kuasanya di tengah-tengah persekutuan, sehingga tak mengherankan gereja dilanda kerusuhan. Pemimpin menggunakan kekuasaannya untuk kepentingannya sendiri. Orang berpengaruh merasa lebih berkuasa dari pemimpin. Gereja menjadi ajang mempertontonkan kekuasaan. Tuhan berkata : ‘Stop !!!’, jadilah bijaksana dan adil.
Pengelolaan gereja. Gereja tidak harus selalu memakai teori dunia ini. Banyak yang menarik dari teori sekuler, tetapi tidak selalu tepat bagi gereja. Jangan sampai gereja digarami dunia, tapi gerejalah yang harus menggarami dunia. Gereja tidak boleh kehilangan roh Tuhan. Oleh sebab itu, jangan paksakan pengetahuan sekuler di gereja. Dunia bisnis pasti mengejar keuntungan materi, tapi gereja harus mengutamakan ibadah dan pelayanan. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar