24 Mei 2017

2 Korintus 13:11-13 ALLAH YANG BEKERJA


      PEKERJAAN ALLAH DALAM JEMAAT

PENDAHULUAN
Surat Paulus kepada jemaat Korintus yang kedua ini menyampaikan banyak pesan : pengampunan, pelayanan, pendamaian, diakonia, dan tentang panggilan. Semua itu berkaitan dengan iman, moral dan kehidupan orang percaya di dalam Yesus Kristus. Dalam dua Korintus ini, Paulus menanamkan landasan moral Kristiani agar jemaat di Korintus terbuka untuk pelayanan kasih, menolong orang yang menderita. Demikian juga agar mereka kiranya tidak lagi dipengaruhi kehidupan kekafiran (hidup yang lama), sehingga mereka dapat hidup bersukacita di tengah penderitaan. Secara khusus dalam pasal 13 ini Paulus menyampaikan nasihat-nasihat terakhir serta salam penutup.

PENJELASAN NAS
Perikop ini adalah bagian penutup dari seluruh tulisan Paulus kepada jemaat di Korintus. Dalam mengakhiri suratnya ini, Paulus masih memberikan beberapa pesan praktis, yang dapat menjadi warna kehidupan persekutuan jemaat.
1.  Hidup dalam sukacita
Bersukacita tidak hanya dikarenakan hal-hal lahiriah, kesuksesan atau keberhasilan, tetapi terutama kata itu lebih penting dan mengena dalam pertumbuhan rohani. Dengan demikian, orang percaya dapat bersukacita sekalipun menghadapi penderitaan secara jasmani. Seorang Kristen semestinya dapat bersukacita walau ia sedang mengalami berbagai tekanan lahiriah. Dan itulah yang menandakan seorang Kristen berakar di dalam Kristus.
2.  usahakanlah dirimu supaya sempurna
Kalimat ini agak berbeda dalam versi bahasa daerah (Batak) : “sai olo ma hamu patoguon jala apoan”. Versi bahasa Indonesia menekankan kesempurnaan dengan usaha sendiri, sedangkan bahasa Batak menekankan kesediaan hati untuk dibimbing atau digembalakan, kesediaan untuk dinasihati dan diteguhkan. Dalam hal ini yang terutama dipahami ialah bahwa hidup ini akan selalu berproses menuju pada kesempurnaan. Karena itu, dalam perjalanan menuju kesempurnaan mesti ada kesediaan hati untuk belajar, diarahkan, mau dibangun menjadi lebih baik. Tentunya, firman Tuhan menjadi standar menuju kepada perubahan itu. Dengan demikian, kesempurnaan kita bukan oleh standar diri sendiri melainkan kesempurnaan yang dikerjakan oleh Allah.
3    Persekutuan damai sejahtera
Paulus juga menasihatkan agar jemaat Korintus sehati-sepikir dan hidup dalam damai sejahtera. Nasihat yang mengutamakan “persekutuan” sehingga semua orang dapat saling mengasihi, saling tegur-sapa, satu pandangan dalam membangun “persekutuan tubuh Kristus” (bnd. 1 Kor. 12:27). Persekutuan ini disebut persekutuan damai sejahtera, karena satu dengan yang lainnya dapat bersatu hati, bersatu dalam pikiran (marsiolo-oloan), bersatu dalam tindakan (aksi), sehingga satu dengan yang lainnnya juga dapat saling menyapa, memberi salam dan menjadi persekutuan yang saling mengasihi.
4    Salam Rasuli
Salam dengan rumusan “kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian”. Salam rasuli ini pertama, dipahami sebagai sapaan untuk mengawali persekutuan ibadah kepada Tuhan, sekaligus mengawali penyampaian Injil Kristus, dan sebagai suatu permohonan doa atau pemberian berkat. Nas ini juga sekaligus mengingatkan semua orang bahwa hidup orang percaya itu selalu ada di dalam tangan pengasihan dan Tuhan selalu menyertai hidup orang-orang percaya, membimbing dan menuntunnya, sekaligus mempersatukan dan mengumpulkan semua orang percaya menjadi persekutuan di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Nas ini memanggil kita untuk dapat bersukacita, dan memperlengkapi diri sebagai umat Tuhan. Kita hendaknya menyadari bahwa dalam hidup ini, kita selalu bertemu dengan yang namanya pergumulan atau penderitaan. Namun, pergumulan itu tidak harus menutup hati kita untuk bersukacita di dalam kasih Tuhan. Kiranya gereja terus mau dibaharui melalui pekerjaan Allah sehingga tercipta persekutuan kudus ; saling mengasihi, saling menyapa, dan hidup dalam damai sejahtera. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar