3 Mei 2017

Yohanes 10:1-10 YESUS ADALAH GEMBALA



          YESUS MENJADI GEMBALAMU
Gembala adalah suatu pekerjaan yang lazim di Israel. Seorang gembala bukanlah pemilik domba, ia hanya memelihara, merawat. Seorang gembala akan datang ke kandang untuk mengambil domba yang hendak digembalakan. Penjaga kandang domba akan mempersilahkan gembala itu masuk melalui pintu, apabila ia adalah penggembala yang benar. Kehadiran gembala itu akan membuat domba-domba itu senang, terlebih jika namanya dipanggil. Tiap-tiap domba biasanya memang diberi nama. Seorang gembala yang baik akan mengenal nama-nama domba itu dan domba itu akan taat apabila gembalanya memanggil namanya. Domba itu (sebagaimana jenis binatang lainnya) akan segera patuh dengan suara gembalanya, karena domba itu yakin benar bahwa gembalanya akan menuntunnya ke rumput yang hijau.

Lalu, gembala akan menuntun domba itu keluar dari kandangnya untuk dirawat serta diberi makan dan minum. Seorang gembala yang baik akan selalu berjalan di depan untuk keamanan domba-domba itu dari serangan binatang buas.
Namun, ada juga gembala asing. Gembala itu dicirikan sebagai perampok/pencuri.  Ia tidak mendapat izin dari penjaga, sehingga ia tidak masuk melalui pintu.  Kehadirannya di dalam kandang akan menimbulkan kegaduhan pada domba-domba. Ia tidak mengenal nama-nama domba itu. Ia tidak merawat domba-domba itu sebagaimana mestinya. Jika gembala yang demikian datang menghampiri, maka domba itu tidak akan patuh pada gembala itu, malah akan lari.
Yesus memberi arti dari perumpamaan itu, bahwa Dia adalah pintu ke domba-domba itu. Semua yang masuk ke kandang domba itu haruslah melalui Yesus. Perumpamaan Yesus ini berkaitan dengan sikap orang Farisi (9:22) yang menggunakan intimidasi / ancaman dan mereka juga mengusir / mengucilkan orang yang patut mendapat pelayanan. Jelas bahwa mereka bukanlah gembala yang baik karena mereka bersikap tidak baik kepada domba mereka.
Dalam ay 7 Yesus menyatakan diriNya sebagai ‘pintu’. Ini sejalan dengan Yoh 14:6 dimana Ia menyatakan diriNya sebagai satu-satunya jalan kepada Bapa. Yesus sangat berbeda dengan orang-orang Farisi itu. Yesus adalah gembala yang baik (ay 11), sementara orang Farisi mengabaikan gembalaannya.

Gereja adalah milik Tuhan, dan Yesus adalah Kepala Gereja. Setiap orang yang ada di dalam Gereja adalah milik Tuhan yang perlu mendapatkan tuntunan dari pelayan. Setiap pelayan yang menggembalakan haruslah datang melalui pintu (percaya) kepada Yesus. Pelayan yang percaya kepada Yesus akan melayani dengan meneladani penggembalaan Yesus, yaitu mengenal dengan baik, memahami,  bahkan memberikan nyawanya demi pelayan yang baik.
Sebutan gembala bukan hanya di gereja, tapi kita semua adalah gembala. Setiap orang tua adalah gembala bagi anaknya. Orangtua sebagai gembala yang baik di dalam rumah tangga haruslah membimbing dan berdoa bagi anak-anaknya. Orang tua harus memproteksi anak-anak dengan doa. Waktu anak-anak kita keluar tembok rumah, kita tidak bisa ikuti dia terus selama 24 jam. Dia harus berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan keyakinan. Waktu mereka keluar, mereka seperti domba yang dikirim ke tengah-tengah serigala. Kita tidak bisa meng-karantina-kan anak kita, tapi kita bisa menjagai dengan doa. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar