5 Agustus 2017

Matius 14:13-21 ALLAH MENYEDIAKAN KEBUTUHAN KITA



ALLAH MENYEDIAKAN KEBUTUHAN KITA
              (Matius 4:13-21)

Manusia terus dilanda masalah yang tak kunjung tuntas. Selain masalah ekonomi, manusia juga sedang resah dengan ragam jenis penyakit yang menyerangnya. Makin susahkah manusia ? Atau dapatkah dunia dengan segala kemajuannya menuntaskan persoalan manusia ? Bukankah manusia makin gelisah dalam dunia dengan segala kecanggihannya ? Tak sedikit manusia berpikir menjadi tak logis, dunia yang makin maju/canggih tapi dipandang sebagai akhir zaman. Dan akhirnya zaman dipahami sebagai dunia menuju kehancuran dan akan lenyap. Begitukah kehendak Allah atas dunia ini ? Allah bukan sedang memainkan sebuah sandiwara dan menjadikan manusia mengambil peran di tengah dunia ini. Tetapi Allah memiliki kehendak baik atas dunia ciptaanNya. 

Orang banyak mengikuti Yesus kemanapun Yesus bergerak. Sekalipun Yesus pergi dengan naik perahu tapi orang banyak tak enggan mengikut Yesus dengan berjalan melewati darat. Mengapa mereka terus mengikuti Yesus ? Adakah yang mereka harapkan dari Yesus ? Ya… mengikut Yesus selalu memberi makna bagi hidup manusia, sebab Yesus penuh belas kasih kepada yang ikut denganNya.
Dalam nas ini, Yesus memberikan dua bagian penting bagi kehidupan orang banyak yang mengikut Yesus itu : menyembuhkan penyakit dan memberi makan.
YESUS MENYEMBUHKAN YANG SAKIT
Yesus menyembuhkan mereka yang sakit. Apakah penyakit orang banyak yang mengikut Yesus itu ? Mereka dapat berjalan mengikut Yesus, berarti mereka tidak lumpuh. Mereka tidak tuli, sebab mereka bisa mendengar. Mereka tidaklah bisu sebab mereka bisa berbicara. Bukankah berarti mereka sehat ? Ya, mereka sehat secara fisik tapi memiliki penyakit rohani. Hidup mereka dilanda kegelisahan, khawatir, cemas, takut. Itulah penyakit orang banyak itu. Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan, sehingga Yesus menyembuhkan penyakit mereka.
YESUS MEMBERI MAKAN ORANG BANYAK
Orang yang telah disembuhkan itu tidak ada yang beranjak pulang. Mereka tetap ada di sekitar Yesus, sekalipun hari menjelang malam. Mereka tidak lagi lapar, tidak haus, tidak mengantuk, tidak khawatir, tidak takut, tidak gelisah. Mereka justru senang berada di sekitar Yesus. Justru yang gelisah adalah murid Yesus sendiri. Murid-murid Yesus khawatir atas makanan orang banyak itu. Murid-murid meminta kepada Yesus untuk menyuruh orang banyak itu pergi.
Yesus menjawab muridnya itu : ‘kamu harus memberi mereka makan.’
Para murid menjawab : ‘Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.’ Yesus berkata : ‘Bawalah ke mari kepada-Ku.’ Yesus berdoa atas ikan dan roti itu dengan menengadah ke langit dan mengucap berkat, Yesus memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya. Murid-murid Yesus membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang, dan potongan-potongan roti tersisa dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
Yesus melakukan mujizat, memberi makan 5.000 orang sampai kenyang, hanya dengan 2 ikan dan 5 roti. Allah kita adalah Allah yang luar biasa. Sesungguhnya Allah menyediakan segala kebutuhan manusia. Karena itu, ikutlah Yesus.

Yesus melakukan mujizat. Yesus adalah Allah yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Tak perlu bertanya, bagaimana Yesus membuat mujizat. Jangan logikakan mujizat. Mujizat adalah mujizat.
Yang menarik adalah, ‘Mengapa bisa sisa dua belas bakul ?’ Ada anekdot (maaf  ya),…. karena yang hadir dalam acara itu tidak ada seperti orang-orang yang suka membawa bungkusan plastik untuk cadangan esok.
Sebelum Yesus melakukan mujizat atas makanan jasmani, Yesus terlebih dahulu menyembuhkan penyakit mereka itu. Mereka sebelumnya banyak yang mengidap penyakit : galau, takut, gelisah, bimbang. Yesus menyembuhkan mereka secara keseluruhan, baik jasmani maupun rohani. Maka ketika Yesus melakukan mujizat, mereka makan dengan tenang, menikmati anugerah Tuhan dengan penuh syukur. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang  memikirkan untuk makanan esok hari. Mereka tidak seperti umat Israel di padang gurun ketika Yesus mendatangkan roti dan burung puyuh.
Allah sungguh menyediakan kebutuhan kita, Allah senantiasa melakukan mujizat. Namun seringkali manusia tidak dapat melihat dan merasakan mujizat itu karena penyakit masih membelenggu dirinya. Galau, takut, khawatir, bimbang…membuat manusia terlalu memikirkan dirinya. Ia terus menerus membangun benteng dirinya dengan dunia fana ini, tanpa batas. Akibatnya, ia tidak merasakan nikmat berkat/anugerah Allah. Ia tidak mampu bersyukur.
Keserakahan adalah jenis penyakit jiwa (rohani). Kerakusan membuat orang tidak pernah memiliki rasa cukup, ia terus berkekurangan. Di dunia ini banyak orang rakus…..menimbun berlebihan karena khawatir hari esok. Inilah penyakit manusia moderen.
Firman Tuhan ini mengajak kita untuk dapat merasakan muzijatNya di dalam hidup kita. Kita menikmati mujizat Allah dengan penuh rasa syukur. Jangan khawatir tentang hari esok. Sesungguhnya, Allah terus memperlengkapi kebutuhan hidupmu. Jika hidupmu masih dipenuhi oleh rasa takut, khawatir, galau….datanglah kepada Yesus. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar