25 Agustus 2017

Yesaya 51:1-8 (Khotbah MInggu)




               ALLAH PENYELAMAT YANG KEKAL
                         (Yesaya 51:1-8)



Pembuangan selalu dipahami sebagai hukuman bagi umat yang berdosa. Namun, Tuhan yang telah memilih umatnya sejak dari Mesir tidak pernah memusnahkannya begitu saja. Bahkan dalam nas bacaan ini, Tuhan akan membebaskan, membawa pulang umatNya, dan menjanjikan keselamatan. Pemahaman pembuangan pun sebagai hukuman berubah menjadi sebagai ‘pembinaan’ bagi umat Tuhan. Kini, melalui hambaNya Yesaya mengumandangkan keselamatan itu bagi umat Tuhan.

Sebelum arak-arakan panjang meninggalkan pembuangan menuju tanah air Kanaan, Tuhan mengingatkan umatNya. Kesalahan/dosa umat Tuhan sebagai bangsa pilihan adalah, mereka tidak mau serius mendengar, menghayati dan mengamalkan firman Tuhan. Akibatnya, mereka hidup dengan pikiran mereka sendiri, egois, degil, sombong. Oleh sebab itu, menunggu mereka dituntun Tuhan meninggalkan lokasi pembungan, Tuhan mengingatkan mereka untuk mendengarkanNya. Sekali lagi ; mendengarkan dan memperhatikan suara Tuhan !!!
Mereka sesungguhnya hanyalah tanah atau batu yang diukir. Karena itu, umat Tuhan mestinya hidup dengan taat kepada pemahat/pengukirnya, yaitu Allah. Mereka adalah keturunan Abraham, yang kepadanya Tuhan memberkati untuk memiliki banyak keturunan. Tuhan memberkati Abraham karena ia taat, beriman. Umat Tuhan seharusnya juga meneladani Abraham agar Tuhan memberkati.
Tanah air mereka telah diluluhlantakkan musuh, tetapi Tuhan akan membangunkan kembali, bahkan dibuat menjadi lebih indah. Semua itu akan memberi sukacita bagi umat Tuhan dan menjadikan hidup mereka penuh rasa syukur.
Mereka juga harus taat kepada segala ajaran dan hukum-hukum Tuhan, yang menuntun umat agar dapat menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain. Dengan demikianlah maka Tuhan akan melepaskan mereka menuju Kanaan. Semua itu terjadi bukan oleh kuat kuasa umat, melainkan oleh kasih dan kuasa Tuhan.
Tuhan juga mengingatkan, bahwa keselamatan yang mereka peroleh bukan saja atas dunia ini tetapi Tuhan akan memberikan keselamatan yang kekal. Sesungguhnya, langit akan lenyap seperti asap dan bumi memburuk seperti pakaian usang. Orang-orang yang tidak percaya akan habis dimakan ngengat dan gegat. Lalu penduduknya mati seperti nyamuk.
Tetapi bagi umat Tuhan ada keselamatan kekal. Oleh sebab itu, umat Tuhan tidak perlu gentar kurun waktu di dunia ini. ‘Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka’. Tetapi biarlah setiap umat Tuhan taat pada hukum dan pengajaran Tuhan.

‘Berbahagialah orang yang mendengar firman Tuhan, menghayati, dan mengamalkannya’. Ungkapan ini mengajak kita sekalian untuk menikmati firman Tuhan, merenungkannya, dan memberlakukan di dalam hidup ini. Seberapa besar firman Tuhan yang dapat kita serap setiap kali mendengar dan merenungkannya. Adakah firman Tuhan mengubahkan diri kita ? Kita perlu mendengarkan firman Tuhan yang dapat menumbuhkan iman percaya kita.
Firman Tuhan seharusnya menyadarkan, bahwa kita hanyalah debu tanah, sehingga kita tidak perlu hidup dengan keangkuhan tetapi hiduplah dengan rendah hati.
Kita juga tak perlu ‘mabuk’ dengan dunia ini. Bumi, dimana kita berada hanyalah tempat sementara. Pun selama di dunia ini, kita terus menghadapi pergumulan yang tak pernah usai dalam kurun 70 – 100 tahun. Kemudian kita kembali menjadi debu.
Tetapi orang-orang percaya menanti-nantikan keselamatan, yaitu hidup kekal.
Menunggu keselamatan kekal itu, hendaklah kita hidup dengan menikmati  SATE KUDA.
SAdar = kesadaran.
Kita perlu menyadari,  apakah kita masih sesuai dengan citra Allah ? Bukankah kita telah jatuh ke dalam dosa ?                 Bukankah manusia sering menjadi makhluk yang buas, ganas dan rakus; manusia memangsa, melukai hati sesamanya.
Kita sering terpikat dan diikat oleh nilai-nilai dunia yang melampaui batas.
Kita perlu menyadari hakekat kita sebagai manusia, hanyalah makhluk yang singkat umurnya dan penuh kegelisahan.               
TEkad.
Dengan kesadaran sebagai manusia yang telah menjadi buas dan ganas diperlukan suatu tekad. Tekad untuk kembali menjadi manusia yang dikehendaki Allah, yaitu manusia yang bermoral, memiliki etika.
KUdus.
Kudus yang dimaksud adalah hidup dalam ajaran-ajaran Kristus. Secara khusus kita menjauhkan diri dari ; Galatia 5 : 20 –21b.
DAmai.
Damai adalah suatu keadaan, dimana kita menjadi dekat kepada Kristus. (Efesus 2:13 : tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi, ‘dekat’ oleh darah Kristus). Hanya dekat Allah saja aku tenang. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar