10 November 2017

Amos 5:18-24 IBADAH YANG BERKEADILAN



       IBADAH YANG BERKEADILAN
             Amos 5:18-24

Umat Tuhan memiliki perayaan keagamaan yang sangat banyak. Perayaan dilakukan dengan ibadah-ibadah, yang diisi dengan nyanyian dalam iringan alat musik tradisional. Setiap ibadah memang telah dikemas sedemikian rupa. Ibadah diselenggarakan begitu semarak dengan full nyanyian dengan sentuhan musik gambus. 

Ibadah-ibadah itu dilakukan dengan penghayatan rasa syukur kepada Tuhan atau supaya Tuhan memberkati, dan agar ikut serta saat tiba hari Tuhan. Mereka juga tak lupa dengan memberikan persembahan korban-korban bakaran sebagai rasa syukur dan korban keselamatan.
Hari Tuhan dipahami sebagai hari penghakiman Tuhan. Saat itu Tuhan akan menghakimi setiap manusia. Yang taat pada Tuhan akan masuk sorga menikmati hidup baru nan indah, sedangkan yang tidak taat maka pintu neraka dibukakan bagi mereka.
Umat Tuhan memahami bahwa ibadah merupakan bentuk ketaatan pada Tuhan. Namun, kini nabi Amos mewartakan bahwa hari Tuhan itu adalah kegelapan. Hari Tuhan menjadi menakutkan, seperti orang berlari menghadap singa, seekor beruang mendatanginya, dan bagaikan ular yang memagutnya. Itulah hari Tuhan yang dinubuatkan Amos. Mengerikan !!!
Lalu, mengapa nabi Amos mewartakan bahwa Tuhan membenci dan menghinakan ibadah itu ? Ibadah adalah seremonial hidup keseharian. Peran umat dalam sehari-hari ‘dipuncakkan’ dalam ibadah. Hidup yang memuji dan memuliakan Tuhan dalam keseharian dirayakan pula dengan memuji dan memuliakan Tuhan dalam ibadah.
Tuhan memperlihatkan kepada Amos, bahwa umat Tuhan sudah sangat menyimpang. Penyimpangan umat Tuhan adalah terjadinya praktek ketidakadilan di tengah-tengah umat Tuhan    :
-          (2:6) ada yang menjual orang benar karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut,
-          (4:1) ada yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin,
-          (6:3) penguasa memerintah dengan kekerasan.
Umat Tuhan adalah sebuah bangsa yang sedang jaya ; kuat dan makmur. Namun kemakmuran yang dimiliki negara hanya dinikmati oleh segelintir orang. Sementara orang-orang kecil mengalami penindasan dan hak-hak mereka dikebiri. Orang-orang kuat menindas orang-orang kecil. Ketidakadilan adalah dosa !
Para pelaku ketidakadilan itu tahu bahwa perbuatan tersebut adalah dosa. Para pelaku ketidakadilan itu menutupi dosanya dengan ibadah. Mereka berbuat dosa dari hari Senin sampai Sabtu, lalu pada hari minggu sebagai penghapusan dosa. Ibadah yang penuh kemunafikan. Perbuatan jahat yang mereka lakukan seolah-olah dapat diselesaikan dengan ibadah. Padahal, dosa manusia tidak terhapus karena ritual ibadah.
Karena itu, perayaan mereka tidak benar. Mereka tidak dalam keadilan. Hidup yang tidak benar, tak berkeadilan tapi dirayakan dengan memuliakan Tuhan adalah kemunafikan. Inilah yang dikritik nabi Amos, sang orang desa.
Tuhan menghendaki hidup yang benar dan dirayakan dalam ibadah. Itulah ibadah yang benar.

Firman Tuhan menjadi ukuran bagi kita, apakah kita masih lurus atau sudah bengkok dihadapan Tuhan ? Jangan pernah mengukur kebenaran dengan diri sendiri karena hanya akan menghasilkan ketidakadilan lagi.
Tuhan mengutus setiap orang percaya untuk tugas mulia, yaitu menyatakan keadilan di tengah dunia ini. Gereja dipanggil untuk menciptakan keadilan dan membaharui bumi ini. Keadilan dapat kita lakukan di lingkungan dimana kita berada ; dalam keluarga, gereja, dan ditempat bekerja.
Kita memberi persembahan karena Tuhan telah mengaruniakan kita berkat-berkat yang berkelimpahan. Barangkali kita semua sudah mempersiapkan persembahan. Perlu kita renungkan, layakkah sebesar itu kita berikan kepada Tuhan ? Cara mengukurnya, bukan dibandingkan dengan yang diberi orang lain. Tetapi berdasarkan jumlah yang kita terima dari Tuhan. Kalau kita belum mematuhinya, maka kita sendiri pun belum memberlakukan keadilan.
Dengan penyembahan dan persembahan yang benar, maka ibadah kita menjadi sukacita. Sebab, semua yang kita perbuat adalah untuk kemuliaan Tuhan.
Kita akan dimampukan menegakkan keadilan melalui berkat rohani yang Tuhan karuniakan. Tuhan telah melimpahkan kepada kita segala hikmat, pengertian., dan kekayaan Dengan semua pemberian Tuhan dan kekuatan dari Roh Kudus marilah kita melakukan kebenaran. Tuhan akan menyertai kita jika kita sungguh-sungguh untuk memuliakan namaNya. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar