24 September 2014

Matius 21:23-32 (GKPI, 28 September 2014)



MEYAKINI KUASA YESUS KRISTUS

Duet tokoh dalam kitab Injil : Yohanes dan Yesus cukup menggetarkan masyarakat Yahudi. Yohanes menyerukan pertobatan dan melayankan baptisan, serta mempersiapkan jalan bagi Sang Juruselamat. Sedangkan Yesus melakukan banyak hal ; penyucian Bait Allah, mujizat, serta pengajaranNya yang mengagumkan. Yohanes dan Yesus sedang melakukan pembaharuan secara total. Imam-imam Kepala serta tua-tua bangsa Yahudi turut merasakan perubahan  masyarakat.  Namun, mereka merasa terusik dengan gerakan pembaharuan itu. 

Yesaya 64:1-9 (Minggu 30 Nov 2014)



                  TUHAN ITU BAPA KITA
                                     
Dalam kehidupan ini banyak terjadi peristiwa-peristiwa besar. Sesungguhnya, Tuhan yang membuat peristiwa-peristiwa yang dahsyat dalam kehidupan ini ; entah itu menyenangkan atau mendukakan manusia. Misalnya, Tuhan membuat peristiwa alam ; gempa bumi, banjir yang hebat, kemarau panjang, panas matahari yang menyengat dsb. Pada zaman yang serba hebat ini, manusia memang mampu mengatasi berbagai bencana alam ; membuat rumah tahan gempa, membangun kanal besar menjaga banjir, membuat hujan buatan, menghindari panas dengan memasang ac di rumah, kantor, mobil dan di segala tempat. Manusia sah-sah saja mengantisipasi atau menjaga diri dari berbagai  ancaman. Tetapi yang lebih utama, manusia mestinya sadar, bahwa dibalik peristiwa itu Tuhan sedang memperkenalkan dirinya kepada manusia.

Yehezkiel 18:1-4 + 25-32 (Epistel)



PERBAHARUILAH HATIMU

Yehezkiel adalah seorang Yahudi yang ikut bersama orang banyak diangkut ke pembuangan Babel. Sebagaimana nabi lainnya yang mampu untuk melihat dan mengetahui hal-hal yang supra-normal, demikian juga dengan Yehezkiel. Namun, Yehezkiel tidak begitu saja menerimanya, ia juga menggunakan nalarnya. Penglihatan-penglihatan (vision) yang diterimanya selalu diuraikan dengan sejelas mungkin. Yehezkiel selalu mencoba melukiskan dengan panjang lebar setiap penglihatan yang dialaminya tentang kemuliaan Tuhan. Dalam melakukan tugas kenabiannya, Yehezkiel menyampaikan firman Tuhan secara terus-menerus tanpa peduli apakah Israel memperhatikan ucapan-ucapannya; yang penting ia sudah menyampaikan peringatan dan berita kenabian. 

12 September 2014

Kejadian 50:15-21 (Epistel)



       KASIH PERSAUDARAAN DALAM KELUARGA ALLAH (Kej. 50:15-21)

Dalam sebuah keluarga, jika ada yang meninggal maka keluarga itu akan sangat merasa sedih. Terlebih bila yang meninggal itu seorang ayah, maka ratap tangis keluarga itu akan begitu menyedihkan, karena akan terganggunya ekonomi. Tetapi ada yang lebih penting jika meninggal sang ayah, hilangnya pemersatu di dalam keluarga itu. 

8 September 2014

Roma 14:1-12 (Minggu, 17 September 2017


            HIDUP ATAU MATI UNTUK TUHAN
                      (Roma 14:1-12)

Kedatangan Tuhan adalah peristiwa yang paling utama dalam kehidupan orang Kristen. Sambil menantikan kedatangan Tuhan itu, orang-orang percaya membangun persekutuan, penyembahan dan persembahan. Persekutuan mestinyalah terpelihara baik dengan tidak membedakan suku bangsa, warna kulit, budaya, marga. Semua menyatu hanya untuk memuliakan Tuhan. Mereka adalah orang-orang percaya akan kasih dan kuasa Tuhan. 

25 Agustus 2014

Matius 16:21-28 (Minggu, 31 Agst 2014)



MENYANGKAL DIRI, MEMIKUL SALIB DAN MENGIKUT YESUS (Matius 16:21-28)

Apakah yang dicari oleh para pengikut Yesus ? Pertanyaan ini wajar diungkapkan supaya para pengikut Yesus sadar akan upah dan resiko yang ditanggung. Pengikut Yesus yang tidak menyadari tujuan dari mengikut Yesus bukan hanya akan mengecewakan dirinya sendiri, tetapi juga dapat mengganggu/menghambat misi Yesus.

Yehezkiel 33:7-11 (Minggu 7 Sept. 2014)

             DIUTUS UNTUK MEMBERITAKAN PERTOBATAN (Yeh. 33:7-14)

Mengapa ada penderitaan dan apakah itu takdir ; bukankah segala sesuatu dapat diubahkan ? Persoalan hidup demikian menjadi perlu dicermati dalam kehidupan umat Tuhan yang sudah berada di pembuangan. Mereka memahami bahwa pembuangan adalah akibat dosa para pendahulu mereka. Mereka menerima pembuangan itu sebagai takdir dan konsekwensi logis atas dosa nenek moyangnya. Pemahaman yang demikian telah membuat mereka menjadi makin degil, keras kepala, bergelimang dalam dosa, tiada lagi pengharapan. Mereka akan selalu mencemooh orang-orang yang memberikan nasihat, karena semua itu dianggap omong kosong.