24 September 2016

1 Timotius 6:6-19 (Minggu, 25 Sept 2016)



     IBADAH YANG BENAR DIHADAPAN TUHAN

Timotius adalah seorang hamba Tuhan yang masih muda belia, dipercayakan untuk melayani jemaat Tuhan. Ia berada dalam bimbingan Paulus, yang sudah memiliki banyak pengalaman. Ia melayani di Jemaat yang baru bertumbuh/berdiri. Paulus memberikan bimbingan (pastoral) kepada Timotius agar dirinya makin matang sebagai hamba Tuhan dan memahami jemaat yang dilayani. 

26 Agustus 2016

1 Yohanes 3:18-24 MENGASIHI DENGAN PERBUATAN



 MENURUTI PERINTAHNYA DAN PERKENAN KEPADANYA   

Kitab 1 Yohanes ini merupakan surat yang mengungkapkan arti seseorang menjadi pengikut Kristus. Kata kunci dan sekaligus membedakan orang Kristen dengan lainnya adalah ‘kasih’. (I Korintus  13 :13) : ‘Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.’ Kasih bukan hanya gagasan atau cita-cita, melainkan mewujudkan diri dalam kelakukan yang nyata. Kasih begitu radikal, sebab bersangkut paut dengan menyerahkan nyawanya untuk sahabat (Yohanes 15:13). 

17 Agustus 2016

Yesaya 58:9-14 MATA AIR YANG TAK PERNAH MENGECEWAKAN



Merdeka !!! Kira-kira demikianlah pekikan umat Tuhan, ketika mereka meninggalkan Babel. Mereka mengucapkan ‘Selamat tinggal’ untuk negeri yang pernah dibanjiri oleh air mata selama berpuluh tahun.
Kini, Tuhan membebaskan mereka. Tuhan menghendaki pertobatan hidup mereka dengan meninggalkan segala kejahatan yang pernah mereka perbuat. Mereka harus melepaskan gaya hidup lama; menindas, sombong, dan fitnah seorang terhadap lainnya. Tuhan menghendaki mereka berbalik dengan hidup baru melalui perbuatan-perbuatan yang berkenan kepada Tuhan. Mereka harus ‘membayar hutang’ atas kejahatan yang pernah mereka perbuat.  Umat Tuhan harus membaharui diri. Mereka boleh menyadari, bahwa penindasan yang mereka lakukan pada masa lampau hanya menuai penderitaan. 

11 Agustus 2016

Lukas 12:49-56 KEMUNAFIKAN



 MEMILIH DAN MEMUTUSKAN YANG BENAR DALAM TUHAN

Jika membaca nas ini secara harafiah, maka kedatangan Yesus ke dalam dunia ini membuat kita merinding. Yesus bagaikan pembawa kekacauan hidup manusia dengan membakar dunia. Manusia seperti dihentakkan dari pemahaman yang telah terbangun, bahwa Yesus penuh cinta kasih, lembut, bersahaja dan pembawa damai. 

21 Juli 2016

Kejadian 18:20-32 (Minggu, 24 Juli 2016)



  KEADILAN ALLAH DALAM KEMAHAKUASAANNYA

Doa adalah cara manusia yang diperkenankan Tuhan untuk menjalin hubungan dengan umatNya. Manusia menaikkan doa atas segala pergumulan atau keluh kesahnya. Lalu, ‘Adakah Tuhan mendengar doa yang kita panjatkan ?’ Ketika kita menaikkan doa, dimanakah Tuhan ? Pergumulan, keluh kesah adalah hal yang sering disampaikan manusia di dalam doanya kepada Tuhan. Penduduk dunia saat ini mencapai 6.500.000.000 orang, diantaranya orang Kristen 2.000.000.000 Orang. Jika 1.000.000.000 saja orang Kristen, maka setiap orang memiliki waktu berdoa (24x60x60/1.000.000.000) = 0,00009 detik/hari. Karena itu, gunakanlah waktu yang tersedia untuk berdoa, dan janganlah panjang-panjang. 

2 Juli 2016

Ulangan 30:9-14 (Minggu, 10 Juli 2016)


   BERPEGANG PADA PERINTAH DAN KETETAPANNYA
                           (Ulangan 30:9-14) 


Kitab ulangan ini merupakan pidato-pidato Musa yang terdiri dari  ikhtisar perundang-undangan yang ada di dalam kitab Keluaran, Imamat, dan Bilangan. Namun bukan sekedar pengulangan belaka tetapi juga mengikuti pola khas, yakni pola perjanjian dan perluasan asas-asanya.
Musa menyampaikan pidato ini saat orang Israel berkemah di dataran Moab. Mereka sedang mengaso di dataran subur itu sambil memandang ke arah Yerikho dan daerah sungai Yordan. Tanah yang dijanjikan Tuhan dan yang lama mereka idam-idamkan telah berada di hadapan mata umat. Di sinilah Musa mengingatkan mereka akan perbuatan-perbuatan Allah yang Maha kuasa untuk kepentingan mereka, melalui pidato yang berapi-api.

23 Juni 2016

Lukas 9:51-62 BERITAKANLAH KERAJAAN ALLAH



          IKUT YESUS ? LUPAKAN DUNIA !

Menyebut Nama Yesus terasa mudah, menyenangkan, dan tampak bagaikan orang rohani. Tetapi menerima Yesus memasuki relung hati tidaklah gampang. Penolakan, kepura-puraan, ketidaksanggupan, ketidakpahaman, budaya dan berbagai kepentingan duniawi membuat manusia sulit menghadirkan Yesus ke dalam hatinya.