1 September 2017

Roma 12:9-21 (Khotbah Minggu)



       HIDUP DALAM DAMAI DENGAN SEMUA ORANG
                         Roma 12:9-21

Tuhan menganugerahi manusia dengan hidup bahagia dan menyenangkan. Itulahlah hidup yang dikehendaki Tuhan dalam hidup manusia. Hidup indah itu dapat terpelihara dengan baik apabila semua manusia hidup dengan tulus, tidak ada kepura-puraan, melakukan yang baik, saling mengasihi dan saling menghormati.
Persekutuan dalam Tuhan makin terasa indah dengan saling melayani dalam semangat yang dicurahkan roh Tuhan. Oleh sebab itu, persekutuan juga harus saling membantu/menolong. Tuhan tidak menghendaki anak-anakNya hidup sebagai pengemis. Diakonia harus berfungsi. Persekutuan yang demikian akan membawa kedamaian bagi semua orang.
Persekutuan yang demikian itu akan memberi keteguhan bagi tiap anggota menghadapi pergumulan hidup (kesesakan). 

25 Agustus 2017

Yesaya 51:1-8 (Khotbah MInggu)




               ALLAH PENYELAMAT YANG KEKAL
                         (Yesaya 51:1-8)



Pembuangan selalu dipahami sebagai hukuman bagi umat yang berdosa. Namun, Tuhan yang telah memilih umatnya sejak dari Mesir tidak pernah memusnahkannya begitu saja. Bahkan dalam nas bacaan ini, Tuhan akan membebaskan, membawa pulang umatNya, dan menjanjikan keselamatan. Pemahaman pembuangan pun sebagai hukuman berubah menjadi sebagai ‘pembinaan’ bagi umat Tuhan. Kini, melalui hambaNya Yesaya mengumandangkan keselamatan itu bagi umat Tuhan.

5 Agustus 2017

Matius 14:13-21 ALLAH MENYEDIAKAN KEBUTUHAN KITA



ALLAH MENYEDIAKAN KEBUTUHAN KITA
              (Matius 4:13-21)

Manusia terus dilanda masalah yang tak kunjung tuntas. Selain masalah ekonomi, manusia juga sedang resah dengan ragam jenis penyakit yang menyerangnya. Makin susahkah manusia ? Atau dapatkah dunia dengan segala kemajuannya menuntaskan persoalan manusia ? Bukankah manusia makin gelisah dalam dunia dengan segala kecanggihannya ? Tak sedikit manusia berpikir menjadi tak logis, dunia yang makin maju/canggih tapi dipandang sebagai akhir zaman. Dan akhirnya zaman dipahami sebagai dunia menuju kehancuran dan akan lenyap. Begitukah kehendak Allah atas dunia ini ? Allah bukan sedang memainkan sebuah sandiwara dan menjadikan manusia mengambil peran di tengah dunia ini. Tetapi Allah memiliki kehendak baik atas dunia ciptaanNya. 

23 Juli 2017

Roma 16:25-27



SAMBUTLAH PENYATAAN RAHASIA ALLAH

16:25 Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, -- menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya,
16:26 tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman --
16:27 bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

Mazmur 148:11-14



       PUJILAH TUHAN YANG TINGGI LUHUR

148:11 hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia;
148:12 hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
148:13 Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
148:14 Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya. Haleluya!

21 Juli 2017

Matius 13:24-30 + 36-43 Gandum vs Lalang



     ORANG BENAR AKAN BERCAHAYA

‘Sai adongdo lapungna’, bunyi pribahasa sansekerta kuno asli. Yang artinya : setiap kumpulan selalu ada yang rusak/busuk. Sekalipun yang busuk itu mulanya tersembunyi tetapi pada akhirnya akan muncul dan sangat mungkin mengurangi keindahan lainnya.

7 Juli 2017

Matius 11:16-19 + 25-30



       DALAM YESUS ADA KELEGAAN
        (Matius 11:16-19 ; 25-30)

like or dislike, pandangan ini masih banyak dianut manusia, yang seringkali dapat mengaburkan suatu kebenaran. Berhadapan dengan orang seperti itu, diri rasanya menjadi bego.
Yesus menghadapi banyak manusia seperti itu pada zamanNya. Yesus menggambarkan keadaan manusia tersebut melalui perumpamaan (16-17). Adalah lazim jika ada yang meniup seruling (aksi), maka mestinya diikuti orang dengan menari (reaksi). Dan jika sebuah nyanyian duka dikumandangkan maka yang lain menunjukkan sikap duka. Tetapi tidak demikian halnya ; aksi tidak diikuti reaksi, tidak ada yang peduli…..tidak suka, sekalipun itu sesungguhnya menyenangkan bagi yang memberi reaksi.
Demikian halnya dengan pewartaan keselamatan. Yohanes tampil mewartakan keselamatan tetapi dicela karena ia tidak makan dan minum. Lalu Yesus datang mewartakan keselamatan tetapi tetap dicela walaupun Ia makan dan minum. Jadi, makan dan tidak makan hanyalah alasan-alasan belaka untuk tidak menerima keselamatan itu. Mereka yang mencela itu tidak suka kepada berita keselamatan. Inilah angkatan yang bengkok.