MULIAKANLAH ALLAH
DENGAN TUBUHMU
Ada semboyan yang menyatakan, bahwa manusia
(laki-laki) mengejar tiga ‘TA’ : harta, tahta, dan wanita. Ketiganya tampak
saling kait mengait. Dengan harta seseorang dapat memperoleh tahta (kuasa) dan menguasai
wanita sebagai pemuas nafsu libidonya. Tahta dapat menjadi alat legitimasi
untuk melakukan segala kehendaknya, mengaktualisasikan dirinya. Sementara
wanita dapat menundukkan lawan jenisnya untuk memperoleh harta sebagai
pemenuhan dirinya. Ketiga ‘ta’ di atas hanyalah ilustrasi, sebab tak dapat
dipungkiri bahwa tiga ‘ta’ itu juga dapat menjadi kekuatan memuliakan Tuhan.
Korintus adalah sebuah kota perdagangan,
yang dikunjungi berbagai bangsa. Di situ berkumpul berbagai manusia ragam
bangsa dan budaya. dari seantaro dunia. Sebagai
kota perdagangan, Korintus menjadi sebuah tempat berlangsung ragam transaksi. Yang
dibisniskan bukan hanya barang komoditas tetapi moral manusia turut
diperjualbelikan. Di situ berlangsung nafsu duniawi, manusia berlomba mencari
kekayaaan, tidak persoalan apakah ia menjual dirinya, yang penting memperoleh
yang dikehendakinya. Maka yang terjadi di kota Korintus adalah (6:9-10) ‘ Orang
cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang
kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu’. Kehidupan yang begitu bebas melahirkan
semboyan, ‘segala sesuatu hahal bagiku’. Semboyan ini menjadi senjata bagi
kehidupan orang Korintus untuk membenarkan tingkah laku mereka yang jahat.
Dari latar belakang kehidupan yang
demikianlah Paulus mendirikan jmaat Korintus. Memasuki kehidupan Kristen, sifat
lama mereka masih terbawa-bawa dalam kehidupan Kristen. Masalah yang cukup
dipusingkan Paulus adalah mengenai percabulan. Percabulan merupakan perbuatan
nafsu duniawi yang paling tampak.
Bagi Paulus, tubuh memiliki arti yang jauh
lebih mulia daripada hal-hal yang jasmani saja. Seluruh kepribadian tercakup
dalam tubuh itu. Paulus memperkembangkan gagasan tentang orang Kristen sebagai
tubuh Kristus. Setiap orang Kristen telah disucikan, dikuduskan, dan telah
dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita. Tubuh
adalah bait Allah. Karena bait itu adalah milik Allah, maka orang Kristen tidak
bebas merdeka. Paulus tidak ingin mereka tersinggung dengan semboyan “segala
sesuatu halal bagiku’. Tetapi Paulus menambah ‘tetapi bukan semuanya berguna’.
Orang Kristen sebetulnya memiliki
kemerdekaan yang tidak terbatas, akan tetapi dalam praktek kelakuan etis orang
Kristen itu harus ada batas-batas yang ditentukan oleh kasih dan tanggung jawab
terhadap sesamanya. Keterbatasan itu menjadi perlu apabila yang tak terbatas
itu tak berguna dan tak membangun (1 Kor. 6:12 ; 10:23). Disamping batas-batas
tersebut ada lagi batas lain, yang ditentukan oleh keharusan untuk menjaga
dirinya sendiri supaya tidak menjadi budak sesuatu hal (1 Kor. 6:12), dan
menjaga kesucian jemaat supaya jangan diracuni dunia.
Orang Kristen dituntut untuk
mempersembahkan tubuh mereka (Roma 12:1). Dengan kata lain, Tuhan menggugat
baik sifat manusia yang yang rohani, yaitu jiwa dan pikiran, maupun sifat
manusia yang jasmani, yaitu tubuh dan perilakunya. Sejajar dengan ini, menurut
Paulus gereja pun tidak terdiri dari jiwa-jiwa belaka, melainkan dari
tubuh-tubuh. Tubuh manusia tunduk kepada Tuhan (6:12 dst), yaitu tubuh itu
berada untuk Tuhan dan sesuai dengan kenyataan ini, ketaatan yang dituntut Tuhan
juga adalah ketaatan yang penuh, yaitu mencakup baik yang spiritual, maupun
yang jasmani. Dengan demikianlah, kerajaan Tuhan menjadi nampak dalam tubuh
manusia. Pada intinya, pakailah tubuhmu untuk kemuliaan Allah.
Orang-orang percaya adalah bagian dari yang
akan mewarisi kerajaan Allah. Karena itu, orang-orang percaya bukan saja hanya
perkataan atau simbol belaka tetapi ia mesti terlihat dan dapat dirasakan oleh
sekelilingnya sebagai bagian dari Kerajaan Allah itu. Gerak tubuh dan atau
perilakunya mestinya menunjukkan bahwa ia bagian dari ahli waris Allah.
Tubuh orang-orang percaya menjadi cerminan
atas yang ‘diakui’ Allah, dan menjadi ‘khotbah’ bagi banyak orang. Tubuh
menyangkut banyak hal : perkataan, perbuatan, gaya hidup, keinginan. Tubuh
orang Kristen haruslah mencerminkan tubuh Kristus, yaitu menyatakan kasih yang
membuat orang lain ‘berkeinginan’ percaya kepada Allah.
Orang Kristen sendiri harus membatasi diri
dalam hal-hal yang tak berguna ; berbahasa sombong (omdo), hidup dalam etika
yang menyejukkan orang lain, tidak rakus/ menonjolkan diri pada nilai-nilai
dunia yang melelahkan banyak orang. Tawaran dunia dan keinginan daging manusia
telah membuat kita kehilangan diri sebagai ‘gambar Allah’. Manusia sering kali
mencoreng dirinya dari ‘gambar Allah’ menjadi “gambar setan”. Manusia yang
diberi Tuhan menikmati segala anugerahnya telah menggantikannya dengan hidup
yang penuh kekacauan. Kerakusan pada kekayaan, kekuasaan, dan perselingkungan
telah menghapus manusia itu dari hidup yang penuh damai. Manusia tidak lagi
memuliakan Allah tapi sadar atau tidak telah memuliakan dirinya sendiri.
Kita mestinya hati-hati dengan berbagai
semboyan yang seringkali bertentangan dengan firman Tuhan. “waktu adalah adalah
uang’, seringkali membuat kita mengabaikan banyak hal, hanya untuk memperoleh
uang. ‘lu…lu…gue…gue’, membuat kita tidak peduli dengan orang lain. ‘hancur
demi kawan’, pembelaan terhadap teman tanpa memperhitungkan suatu kebenaran.
Dalam berkarya dan melayani sebagai orang
percaya, kita seringkali mengabaikan tanggung jawab untuk menjalankan wewenang
Allah dan kerap memilih diam mencari jalan aman demi kepentingan diri sendiri.
Tuhan memanggil kita, namun sikap kita seringkali hanya sebatas mendengar dan
mencari tahu dan tidak bersedia menindaklanjutinya dengan taat. Selagi Tuhan memberi kesempatan untuk
mendengar sapaan dan panggilanNya, segeralah kita bangkit dan melakukan
kehendakNya. Dalam sapaan dan atau panggilan Tuhan terkandung rencana serta
jawaban bagi keselamatan bersama.
Sebagai
anak-anak Tuhan, kita mestinya senantiasa memuliakan Allah. Memuliakan Allah
bukan hanya soal menahan diri dari percabulan, tetapi seluruh pribadi kita
harus dipakai secara positif dalam pelayanan demi kemuliaan Tuhan. Firman Tuhan
(2 Korintus 3:3) : ‘Karena telah
ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami,
ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada
loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia’. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar