PENYEMBAHAN DAN PERSEMBAHAN KEPADA TUHAN
Ibadah merupakan sebuah tradisi yang sangat kuat dalam kehidupan umat
Tuhan. Ibadah menjadi sebuah cara untuk menyampaikan pujian bagi Tuhan. Banyak jenis-jenis
ibadah yang dilakukan umat Tuhan. hari raya Roti Tidak Beragi, hari
raya Tujuh Minggu, hari raya Pondok Daun. Semua ibadah itu memiliki latar
belakang masing-masing. Secara umum semua ibadah itu dilatar belakangi oleh
perbuatan Tuhan kepada umatNya. Karena itu, di dalam ibadah itu berlangsung penyembahan
kepada Tuhan, dan dilakukan dengan sukacita.
Ibadah Pondok Daun, adalah ibadah yang mengingatkan mereka akan
perjalanan umat Tuhan selama 40 Tahun di padang gurun. Mereka tidak memiliki
tempat tinggal yang menetap, karena mereka berpindah dari satu tempat ke tempat
lain. Perayaan Pondok Daun dilakukan setelah musim panen. Mereka
mendirikan pondok di ladang, dimana
mereka bekerja. Namun, adakalanya situasi yang tidak mengizinkan (misalnya
karena hujan), maka dapat mengambil tempat lain. Itu sebabnya ada perkataan ‘tempat
yang akan dipilih Tuhan’. Masing-masing
keluarga mendirikan sebuah pondok. Seluruh keluarga, temasuk para hamba, orang
Lewi, anak yatim dan janda yang ada bersama keluarga itu, akan tinggal bersama
di pondok itu. Perayaan ini berlangsung selama tujuh hari.
Ada tiga yang perlu diperhatikan dalam Ibadah Pondok daun ini :
1.
Dilakukan dengan bersukaria.
Perayaan ini memang harus dilakukan dengan
sukaria (sukacita) karena mereka baru saja selesai dari suatu pekerjaan yang
berat sebagai petani, hingga memperoleh hasil panen.
2.
Tuhan memberkati hasil panen
itu
Mereka memang telah memperoleh panen sebagai
usaha kerja keras mereka. Namun, hasil itu perlu diberkati Tuhan sehingga hasil
kerja itu dapat digunakan dengan baik pula.
3.
Persembahan
Pada perayaan pondok daun itu, mereka perlu
memberikan persembahan. Tuhan tidak menetapkan jumlah persembahan yang mereka
berikan tetapi tentunya mengacu pada hasil yang mereka peroleh. Yang memperoleh
banyak tentu layak memberikan banyak. Yang jelas, perayaan itu tidak boleh dengan
tangan hampa.
Sesungguhnya, seluruh hidup orang percaya adalah ibadah, sebab Ibadah
adalah perjumpaan umat dengan Tuhan. Artinya, seluruh kehidupan umat harus
sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena itu juga, kehidupan orang percaya harus
selalu merasakan penyertaan Tuhan. Kita hidup dan bertindak sesuai dengan
kehendak Tuhan.
Namun, adakalanya kita memang membuat pertemuan secara khusus dengan
Tuhan, yang kita sebut sebagai Ibadah Seremonial. Kita mengenal Ibadah Minggu, Natal,
Jumat Agung, Kenaikan, Pentakosta. Semua itu mengingatkan kita akan perbuatan
Tuhan bagi keselamatan umatNya.
Yang utama dalam ibadah setiap kita harus merasakan perjumpaan dengan
Tuhan. Saat itu kita meyembah dan memujiNya dari hati yang paling dalam. Mengakuinya sebagai Tuhan yang mengasihi dan
memberkati kita dalam menjalani kehidupan ini.
Ibadah-ibadah yang kita selenggarakan, baik yang berlangsung secara
bersama maupun di rumah masing-masing, kita tetap merasakan pengasihan Tuhan.
Kita memuji dan menyembahNya.
Penyembahan kepada Tuhan tentunya disertai dengan rasa sukacita atau
bersukaria. Dan dalam sukacita itu juga kita layak memberikan persembahan,
sebagai rasa syukur kepadaNya.
Kita meyakini, bahwa
seluruh hidup kita karena kuasa Tuhan. Keberhasilan dan kegagalan dalam hidup
hanyalah ukuran manusia, yang membuat kita menjadi sombong dan kecewa. Tetapi
orang yang percaya akan melihat bahwa segala hidup ini berada
dalam tuntunan Tuhan. Ia mampu bersyukur atas segala hidup dan
usahanya. Karena
itu, pujilah si Pemberi Hidup dengan penyembahan dan membawa persembahan
kepadaNya.
Demikianlah Penyembahan dan
persembahan kita berkenan bagi Tuhan. AMIN