PUJILAH
KEMENANGAN
Hidup manusia selalu dilanda pergumulan,
entah itu pergumulan pribadi atau pergumulan bersama. Lalu, bagaimana setiap
orang merasakan dan memandang pergumulan itu ? Tentu berbeda-beda, ada orang
memandang pergumulan itu sebagai akhir hidup, dan kemudian putus asa ; ada juga
orang memandang pergumulan itu sebagai ujian hidup baginya, untuk kemudian
melangkah lebih mantap.
Umat Tuhan telah lepas dari pergumulan yang
hebat menghadapi musuh berat. Dalam pergumulan itu, Pemazmur memandang peran
Tuhan. Kalau umat Tuhan bebas dari cengkeraman musuh, maka pemazmur melihat
bahwa kemenangan itu adalah berkat kuasa Tuhan. Karena itu, pemazmur mengajak
umat Tuhan untuk memuji Tuhan dengan nyanyian baru. Nyanyian baru yang dimaksud
adalah, dimana umat boleh merasakan pengasihan Tuhan di dalam hidupnya.
Ibadah adalah sebuah kebutuhan dan aturan
dalam hidup umat Tuhan. Orang-orang yang tekun melakukan ritual agama, termasuk
ibadah disebut sebagai orang saleh. Dalam ibadah hendaklah bersukacita.
Sukacita mereka didasarkan atas pengasihan Yang menjadikan mereka, yaitu Tuhan.
Tuhan yang menuntun umatNya sehingga beroleh kemenangan. Tuhan adalah raja atas
umat pilihanNya. Pemazmur mengajak umat bersorak-sorai sebagai wujud sukacita
mereka kepada Tuhan. Pemazmur menganjurkan mereka dalam Ibadah Penyembahan dan
Pujian ini berupa tari-tarian, yang disertai dengan alat musik rebana dan
kecapi, yang berdentang dan berdenting.
Sorak sorai dan tarian yang diiringi
alat-alat musik tetaplah dalam rangka memuliakan Tuhan. Adanya pengakuan
terhadap kuasa Tuhan, itulah yang menunjukkan orang yang rendah hati. (dpl,
rendah hati bukanlah diam-diam seperti orang ‘sok kudus’ yang ngak jelas).
Orang rendah hati adalah orang yang mengandalkan Tuhan dalam segenap hidupnya.
Ia percaya kepada penataan Tuhan atas hidupnya. Orang yang demikian dikatakan
(4) : Tuhan memahkotainya dengan keselamatan.
Orang-orang saleh dan rendah hati akan
menikmati hidup yang tenang dan sukacita. Betapa indahnya pemazmur melukiskan
hidup orang saleh dan rendah hati juga bersorak-sorai di tempat tidurnya.
Maksudnya bukan seperti anak-anak yang jingkrak-jingkrak di tempat tidur,
melainkan ia mengagumi kuasa Tuhan dalam hidupnya, dan kemudian menghantar
tidurnya dalam mimpi indah.
Orang-orang
saleh dan rendah hati juga mengagungkan Tuhan dalam hidupnya. Ia menyerahkan
seluruh hidupnya kepada kuasa Tuhan. Musuh yang sempat mengekang mereka tidak
perlu dibalas dendam. Mereka cukup memegang ‘pedang bermata dua’ di tangannya.
Pedang bermata dua yang dimaksud bukanlah benda tajam melainkan firman Tuhan.
Mereka tidak perlu melakukan pembalasan atau dendam kepada musuh mereka, sebab
itu adalah hak Tuhan (Ulangan
32:35). Serahkan pada Tuhan
segala pergumulanmu. Hidup orang saleh dan rendah hati sungguh dapat merasakan
kasih Tuhan dalam hidupnya.
Ibadah adalah perjumpaan umat dengan Tuhan,
untuk bersyukur melalui penyembahan – persembahan. Perjumpaan dengan Tuhan
bukanlah dalam rangka mengemis dengan cara cengeng. Menarik ajakan pemazmur
untuk bersorak sorai, menari dengan alat-alat musik saat ibadah. Banyak gereja
melakukan hal ini pada hari Natal dan perayaannya. Ada tari-tarian waktu pembukaan
acara, ada tari lilin, yang diiringi aneka alat musik. Semua itu menghangatkan
suasana Ibadah Natal. Tapi mengapa setelah Natal semua itu menghilang ya ?
Mengapa semaraknya ibadah hanya pada Natal dan perayaannya atau yang dianggap
Ibadah Besar ? Apakah demi kekudusan ? Jika demikian maka Natal dan perayaan
besar lainnya menjadi tidak kudus. Atau, apakah karena gereja tidak mau repot
mempersiapkannya ? Barangkali, jika ini dilakukan juga pada Ibadah Minggu
biasa, maka sangat mungkin menambah gairah beribadah. …. sekedar renungan,
untuk dilakukan….
Saleh dan rendah hati menjadi penting dalam
hidup orang percaya. Setiap orang perlu melakukan aturan-aturan agama yang
dianutnya. Kesetiaan untuk melakukan aturan-aturan agama menunjukkan kita
sebagai orang saleh. Ibadah adalah salah satu yang menjadi tekanan dalam kita
bergereja. Dalam ibadah ini kita dituntun untuk memuji dan bersyukur kepada
Tuhan. Dalam ibadah kita berjumpa dengan Tuhan dan dalam ibadah yang ditata
sedemikian rupa akan membuat kita merasakan jamahan Tuhan. Bagaimana pun, kita
perlu menunjukkan hidup saleh sebagai bagian dari surat Kristus yang berjalan
untuk pewartaan Injil.
Hidup dengan rendah hati haruslah juga
terus menerus dibangun dalam diri setiap orang percaya. Kita meyakini, bahwa
seluruh hidup kita karena kuasa Tuhan. Keberhasilan dan kegagalan dalam hidup
hanyalah ukuran manusia, yang membuat kita menjadi sombong dan kecewa. Tetapi
orang yang rendah hati akan melihat bahwa segala hidup ini berada dalam tuntunan
Tuhan. Ia dapat menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Ia tidak
marah, rewel, banyak kritik. Ia mampu menerima hidup apa adanya setelah
melakukan berbagai upaya dan usaha. Karena itu, pujilah si Pemberi Kemenangan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar