ALLAH
MENUNTUN UMATNYA
Hidup ini memiliki tujuan, yang membutuhkan
leadership. Seorang pemimpin juga memerlukan panduan dan perlengkapan
sarana/prasarana. Tentu saja keyakinan menjadi yang cukup penting.
Itu yang didialogkan Musa melalui doanya kepada
Tuhan. Tuhan memang telah memilih Musa untuk memimpin bangsa umat pilihanNya. Musa
butuh kemana bangsa ini hendak dibawa dan siapa yang akan mendampinginya memimpin
umat yang jogal ni. Musa membutuhkan kepastian dari Tuhan. Tanpa suatu
kepastian, maka itu akan membuat Musa bimbang. Dalam hubungan inilah, maka Musa
memohon ‘petunjuk’ Tuhan.
Tuhan meyakinkan Musa secara berulang-ulang
dengan mengatakan memberikan ‘kasih karunia’. Kasih karunia adalah pemberian Tuhan
kepada manusia secara cuma-cuma. Allah menyerahkan anugerahNya yang besar
kepada manusia, sekalipun manusia itu tidak layak menerimanya. Kasih karunia. berarti
perbuatan seorang atasan (dalam hal ini Allah) yang menunjukkan perbuatan baik kepada
bawahannya, yang bukan berdasarkan prestasinya.
Dengan kasih karunia
Allah, maka manusia beroleh keselamatan (Efesus 2:8–9). Kasih karunia juga yang
memungkinkan manusia beroleh kekuatan (Filipi 4:13). Dalam nas ini, kasih
karunia berarti dimana Tuhan akan memperlengkapi Musa dengan segala sesuatu
saat akan diperlukan. Tuhan akan memberikan kasih karuniaNya pada waktu yang
tepat.
Cara berpikir Musa, dan umat yang
dipimpinnya sangatlah konkret. Karena itu, Musa mendesak Tuhan untuk pengertian
kasih karunia itu, dengan memohon ‘Beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku’.
Tuhan merespon
permohonan Musa dengan mengatakan : ‘Aku sendiri hendak membimbing engkau
dan memberikan ketenteraman kepadamu’. Dengan demikian, kepemimpinan Musa
berada dalam penyertaan Tuhan. Tuhan akan menuntun Musa beserta seluruh umat.
Karena Tuhan yang menyertai, maka bukan hanya keamanan yang mereka peroleh
tetapi juga ketenteraman. Tuhan akan membimbing umatNya dalam perjalanan pada
tujuan yang Tuhan kehendaki.
Perkataan Tuhan ini masih membuat Musa terus merengek kepada Tuhan (15) : ‘Jika
Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini’.
Musa pun merasaan kelegaan dan menyerahkan seluruh kepemimpinannya dengan
ungkapan (16) : ‘Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami,
sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di
muka bumi ini?’ Dalam penyertaan Tuhan, hidup umat Tuhan akan berbeda
dengan bangsa lain. Mereka akan tampak sebagai bangsa yang dikhususkan.
Ketulusan Musa menyerahkan dirinya kepada
Tuhan sungguh-sungguh lahir dari hatinya yang paling dalam. Tuhan mengetahui
itu, dan Tuhan menyukai pribadi Musa. Musa tidak memiliki kepentingan pribadi melainkan
melakukan tugas yang diamanatkan Tuhan kepadanya, sehingga Tuhan berkata (12+17)
: ‘Aku mengenal engkau’. Ini adalah cara Tuhan untuk mengatakan, ‘Engkau
berkenan bagiKu’, untuk suatu misi khusus’.
Kepemimpinan Musa sungguh-sungguh dalam tuntunan
Tuhan,
Kita akan terus menjalani kehidupan ini. Semua
orang menjadi pemimpin, setidaknya ia memimpin dirinya sendiri, maupun pemimpin
dalam suatu komunitas, atau kita memiliki usaha, pekerjaan. Mungkin juga kita
memiliki cita-cita tertentu. . Sebagai pemimpin, kita tentunya memiliki tujuan.
Kita tak kuasa berjalan dalam kesendirian kita.
Sebagai gereja, kita juga memiliki kemana
arah dan tujuan yang mau kita capai, baik untuk jangka panjang maupun pendek,
semisal untuk tahun ini.
Dalam keseluruhan hidup itu, tuntunan Tuhan
haruslah yang menjadi utama. Kehadiran Tuhan yang menuntun hidup kita akan
menandai kita sebagai milikNya. Kita tidak boleh hidup untuk kepentingan diri
kita sendiri. Tuhan tidak menghendaki itu. Kita bisa memperoleh segala yang
kita inginkan, jika kita berjalan dengan Tuhan dan melakukan sesuai dengan
kehendakNya.
Musa yang memohon penyertaan Tuhan,
sungguh-sungguh menjadi seorang pemimpin yang bermakna di tengah-tengah umat
Tuhan. Ia yang tidak jenuh-jenuhnya berdoa dan memohon penyertaan Tuhan. Musa yang
menerima mandat Tuhan akan dapat mempertanggungjawabkannya, sekalipun
gelombang-gelombang badai sering menerpanya.
Kita adalah
orang-orang yang telah menerima kasih karunia Tuhan Yesus Kristus. Kita beroleh
keselamatan di dalamNya. Kasih karunia Tuhan Yesus juga akan memimpin kita
menjalani hidup ini. Hendaklah segala cita dan tujuan hidup yang kita rancang
menjadi bagian dari respon kita kepada Tuhan si Pemberi Keselamatan. Dengan
demikian, segala jalan yang kita tempuh melewati hari-hari yang Tuhan
anugerahkan akan memberikan ketenteraman dalam hidup ini. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar