11 Januari 2019

Keluaran 33:12-17 ALLAH MENUNTUNMU



           ALLAH MENUNTUN UMATNYA

Hidup ini memiliki tujuan, yang membutuhkan leadership. Seorang pemimpin juga memerlukan panduan dan perlengkapan sarana/prasarana. Tentu saja keyakinan menjadi yang cukup penting.
Itu yang didialogkan Musa melalui doanya kepada Tuhan. Tuhan memang telah memilih Musa untuk memimpin bangsa umat pilihanNya. Musa butuh kemana bangsa ini hendak dibawa dan siapa yang akan mendampinginya memimpin umat yang jogal ni. Musa membutuhkan kepastian dari Tuhan. Tanpa suatu kepastian, maka itu akan membuat Musa bimbang. Dalam hubungan inilah, maka Musa memohon ‘petunjuk’ Tuhan.

Tuhan meyakinkan Musa secara berulang-ulang dengan mengatakan memberikan ‘kasih karunia’. Kasih karunia adalah pemberian Tuhan kepada manusia secara cuma-cuma. Allah menyerahkan anugerahNya yang besar kepada manusia, sekalipun manusia itu tidak layak menerimanya. Kasih karunia. berarti perbuatan seorang atasan (dalam hal ini Allah) yang menunjukkan perbuatan baik kepada bawahannya, yang bukan berdasarkan prestasinya.
Dengan kasih karunia Allah, maka manusia beroleh keselamatan (Efesus 2:8–9). Kasih karunia juga yang memungkinkan manusia beroleh kekuatan (Filipi 4:13). Dalam nas ini, kasih karunia berarti dimana Tuhan akan memperlengkapi Musa dengan segala sesuatu saat akan diperlukan. Tuhan akan memberikan kasih karuniaNya pada waktu yang tepat.
Cara berpikir Musa, dan umat yang dipimpinnya sangatlah konkret. Karena itu, Musa mendesak Tuhan untuk pengertian kasih karunia itu, dengan memohon ‘Beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku’.
Tuhan merespon permohonan Musa dengan mengatakan : ‘Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu’. Dengan demikian, kepemimpinan Musa berada dalam penyertaan Tuhan. Tuhan akan menuntun Musa beserta seluruh umat. Karena Tuhan yang menyertai, maka bukan hanya keamanan yang mereka peroleh tetapi juga ketenteraman. Tuhan akan membimbing umatNya dalam perjalanan pada tujuan yang Tuhan kehendaki.
Perkataan Tuhan ini masih membuat Musa  terus merengek kepada Tuhan (15) : ‘Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini’. Musa pun merasaan kelegaan dan menyerahkan seluruh kepemimpinannya dengan ungkapan (16) : ‘Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?’ Dalam penyertaan Tuhan, hidup umat Tuhan akan berbeda dengan bangsa lain. Mereka akan tampak sebagai bangsa yang dikhususkan.
Ketulusan Musa menyerahkan dirinya kepada Tuhan sungguh-sungguh lahir dari hatinya yang paling dalam. Tuhan mengetahui itu, dan Tuhan menyukai pribadi Musa. Musa tidak memiliki kepentingan pribadi melainkan melakukan tugas yang diamanatkan Tuhan kepadanya, sehingga Tuhan berkata (12+17) : ‘Aku mengenal engkau’. Ini adalah cara Tuhan untuk mengatakan, ‘Engkau berkenan bagiKu’, untuk suatu misi khusus’.
Kepemimpinan Musa sungguh-sungguh dalam tuntunan Tuhan,

Kita akan terus menjalani kehidupan ini. Semua orang menjadi pemimpin, setidaknya ia memimpin dirinya sendiri, maupun pemimpin dalam suatu komunitas, atau kita memiliki usaha, pekerjaan. Mungkin juga kita memiliki cita-cita tertentu. . Sebagai pemimpin, kita tentunya memiliki tujuan. Kita tak kuasa berjalan dalam kesendirian kita.
Sebagai gereja, kita juga memiliki kemana arah dan tujuan yang mau kita capai, baik untuk jangka panjang maupun pendek, semisal untuk tahun ini.
Dalam keseluruhan hidup itu, tuntunan Tuhan haruslah yang menjadi utama. Kehadiran Tuhan yang menuntun hidup kita akan menandai kita sebagai milikNya. Kita tidak boleh hidup untuk kepentingan diri kita sendiri. Tuhan tidak menghendaki itu. Kita bisa memperoleh segala yang kita inginkan, jika kita berjalan dengan Tuhan dan melakukan sesuai dengan kehendakNya.
Musa yang memohon penyertaan Tuhan, sungguh-sungguh menjadi seorang pemimpin yang bermakna di tengah-tengah umat Tuhan. Ia yang tidak jenuh-jenuhnya berdoa dan memohon penyertaan Tuhan. Musa yang menerima mandat Tuhan akan dapat mempertanggungjawabkannya, sekalipun gelombang-gelombang badai sering menerpanya.

Kita adalah orang-orang yang telah menerima kasih karunia Tuhan Yesus Kristus. Kita beroleh keselamatan di dalamNya. Kasih karunia Tuhan Yesus juga akan memimpin kita menjalani hidup ini. Hendaklah segala cita dan tujuan hidup yang kita rancang menjadi bagian dari respon kita kepada Tuhan si Pemberi Keselamatan. Dengan demikian, segala jalan yang kita tempuh melewati hari-hari yang Tuhan anugerahkan akan memberikan ketenteraman dalam hidup ini. AMIN

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar