TUHAN PENOLONG YANG SETIA
Ada kisah hidup seorang ibu RT (Rumah Tangga).
Sang ibu menikah dengan suami, yang bekerja sebagai penopang seluruh ekonomi
keluarga. Mereka mempunyai anak delapan orang. Sang suami dipanggil Tuhan pada
saat semua anak-anak mereka sedang studi ; dua orang dibangku kuliah, dua orang
SMA, dua orang SMP, dua orang SD. Suami tidak meninggalkan yang berarti untuk
melanjutkan kehidupan keluarga, kecuali sebuah rumah dan gaji pensiun yang sangat
kecil. Sepeninggal sang suami, si ibu ini sangat bergumul ; sebab ia tidak
mempunyai pekerjaan. Dalam percakapan keluarga ada kesepakatan untuk tidak
menjual rumah, sebab itulah satu-satunya peninggalan dari almarhum.
Si ibu ini mungkin seperti Pemazmur ini, :
hanya mampu melayangkan mata, sembari bertanya : dari manakah mungkin datang
pertolongan ? Tuhan yang membuka hati dan pikiran sang ibu. Si ibu kemudian
bekerja dengan sekuat tenaga disertai doa senantiasa dipanjatkan kepada Tuhan.
Dengan saling menopang antara anak-anak dengan sang ibu yang telah menjadi
janda, maka semua anak-anaknya dapat melanjutkan studi dengan berbagai
liku-liku sulitnya kehidupan. Pada akhirnya, seluruh anak-anaknya dapat
menyelesaikan studinya, dan sang ibu menikmati hari tuanya penuh sukacita di
rumah peninggalan suaminya. Ibu itu dapat bersaksi (Mazmur 121 : 2) :
‘Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi’. Pertolongan
Tuhan bukan berarti berdiam diri. Jika Tuhan yang menjadi penolong kita, maka
Tuhan juga akan menjaga kita dalam kehidupan ini. Pertolongan Tuhan tejadi jika
kita memohon kepadaNya dalam doa dan bekerja. ORA ET LABORA.
Mazmur 121 ini diberi judul dengan terjemahan
kata : ‘Nyanyian Ziarah’, yang juga mempunyai arti ‘naik’. Mazmur ini
menggambarkan perjalanan umat Tuhan saat melakukan perjalanan ke Bait Allah. Perjalanan
ke Bait Allah tidaklah mudah. Yerusalem
berada di atas perbukitan. Di atas perbukitan itu masih ada bukit yang dinamai
Bukit Sion. Di atas bukit Sion tersebutlah berdiri Bait Allah. Dengan demikian,
perjalanan ke Bait Allah itu sangat melelahkan. Selain melelahkan, perjalanan ke
atas bukit juga sangat berbahaya karena harus ditempuh pada siang hari di bawah
terik matahari. Berjalan di bawah terik matahari memang cukup berbahaya. Pada
zaman kuno lebih bahaya lagi, jangankan sinar terik matahari, sinar bulan pun
dianggap dapat menimbulkan penyakit, khususnya penyakit jiwa.
Karena itu, untuk
mencapai Bait Allah itu dibutuhkan semangat dan keyakinan yang teguh. Mazmur
ini menjadi sebuah nyanyian pemberi semangat dan kekuatan bagi umat untuk
berjumpa dengan Tuhan di baitNya. Mereka begitu rindu berjumpa dengan Tuhan. Pemazmur meyakini bahwa Tuhan pasti menolong umat
yang hendak berjumpa denganNya. Tuhan akan menolong umatNya melewati
perjalanan sulit. Tuhan akan menjaga mereka dari berbagai ancaman, termasuk
penyakit.
Harapan itulah yang menguatkan umat
melanjutkan peziarahan dengan sukacita dan bahagia. Mereka boleh percaya bahwa
segala yang akan dilalui bukan atas kekuatan dan kehendak umat semata melainkan
karena pertolongan Tuhan. Tuhan adalah penolong yang setia. Tuhan akan menjaga
umatNya dari segala ancaman hidup.
Umat yang rindu berjumpa dengan Tuhan akan
selalu dijagaNya. Bahkan umat yang percaya akan terus dijagai sampai mati. Itu
sebabnya, kalau saudara mati, maka ada bunyi liturgi (8) : ‘TUHAN akan menjaga
keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya’ (rekan pembaca….ini klo di GKPI lho…kalau liturgos lupa mengucapkan ini
pada waktu penguburan, besar kemungkinan orang itu tak masuk sorga….hahahha…).
Dalam hidup ini, kita tentu telah dan
sedang memiliki berbagai rencana : menyelesaikan studi, promosi jabatan,
perbaikan ekonomi. Dan banyak lagi yang sudah kita rancang sedemikian rupa.
Namun perlu kita sadari, di tengah segala yang kita rencanakan juga terpampang
berbagai kendala yang dapat menghambat. Rencana manusia tidak selalu mulus. Ada
hambatan, kendala yang tak terpikirkan sebelumnya. Rasa letih, lesu, stress,
bahkan putus asa dapat menjadi ancaman yang hebat pada masa kini. Tapi
anak-anak Tuhan tak perlu takut. Jadikan Tuhan sebagai penolong kita.
-
kita bisa saja letih-lesu menjalani
hidup itu, tapi Tuhan akan menjagai dalam istirahat
-
kita bisa saja jatuh sakit, tapi
Tuhan menjaga di pembaringan
-
kita bisa saja tersakiti dalam hidup
ini, tapi Tuhan memberikan penghiburan
-
Kita bisa saja terjepit pada
pergulatan yang hebat, tapi Tuhan akan melepaskan
Tuhan akan menjaga dan menaungi umatnya
dalam hidup ini. Namun, semua itu terjadi apabila manusia mau menggaransikan
hidupnya pada pertolongan Tuhan. Tuhan berkenan menolong asalkan kita berserah
padaNya. Kita perlu memberi ruang dan waktu bagi Tuhan untuk menolong hidup
kita.
Hidup ini adalah ‘peziarahan iman’. Jangan mengurung diri dengan kehendak sendiri
tapi menyerahkan hidup pada tuntunan Tuhan. Tuhan mau menjaga dan menaungi
hidup kita. Hidup yang berserah pada pengawalan Tuhan akan membawa kita
menikmati kehidupan yang tenteram dan damai. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar