MATA TUHAN TERTUJU
PADA ORANG BENAR
Sebuah komunitas selalu memberikan
nilai-nilai tertentu bagi anggotanya. Nilai dasar dari sebuah komunitas menjadi
baik jika tiap-tiap orang saling memiliki perasaan (simpati). Rasa simpati
seorang terhadap yang lain akan menumbuhkan seia sekata, yang menggambarkan
persatuan dalam suatu komunitas. Komunitas yang penuh saling rasa itu akan
membuat orang-orang mengikatkan diri dengan sukacita. Tetapi tidak jarang
sebuah komunitas di dalamnya penuh kejahatan, caci maki. Komunitas yang
demikian akan membuat orang merasa tidak nyaman di dalamnya. Akibatnya, orang
akan menjauhkan diri dari komunitas tersebut.
Firman Tuhan yang kita baca ini merupakan
Surat Petrus yang dialamatkan kepada sejumlah gereja di Asia Kecil. Bagi
Petrus, persekutuan (gereja) adalah bangunan Allah yang didasarkan di atas
Kristus sendiri. Seluruh anggota merupakan pewaris dari berkat yang dijanjikan
kepada umatNya. Fungsi dari persekutuan orang-orang percaya itu adalah mengabdi
kepada Allah dan bersaksi kepada manusia. Untuk tercapainya fungsi gereja itu, maka
Petrus menuliskan Surat ini dengan muatan nasehat-nasehat. Petrus menasehatkan
agar kehidupan sehari-hari jemaat Kristen sesuai dengan iman Kristen, dan bagaimana
sikap umat menghadapi pencobaan dan penderitaan. Semuanya ini demi solidnya
persekutuan yang penuh sukacita sehingga tercapailah tujuan dari persekutuan.
Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.
Di dalam komunitas manapun tidak
dikehendaki kejahatan, terlebih dalam persekutuan gereja. Seringkali kejahatan
dibalas dengan kejahatan baru, lalu terjadi saling caci-maki. Kalau sudah
demikian akan menimbulkan kekacauan. Dalam hal ini, Petrus mengingatkan jika
ada yang berbuat jahat bukan membalaskannya dengan kejahatan. Sikap-sikap yang
harus dinyatakan orang-orang Kristen, baik dalam perbuatan maupun reaksi
terhadap orang lain tercakup dalam satu kata ‘memberkati’. Artinya, memohon
kuasa Allah yang penuh kasih dan karunia, sehingga kepada setiap orang
dicurahkan kedamaian. Kelakuan yang demikian dikuatkan oleh keyakinan orang
Kristen bahwa ia akhirnya akan mewarisi berkat Allah.
Kejahatan yang cukup disorot Petrus di
dalam nas ini adalah soal menjaga lidah (bukan korupsi). Karena itu pada ay. 10
disebutkan : ‘ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap
ucapan-ucapan yang menipu.’ Ada pepatah yang berkata : Lidah memang tak
bertulang. Artinya, lidah dapat mengeluarkan kata-kata apa saja. Dan kata-kata itu
dapat memberikan pengaruh besar bagi banyak orang. Masalahnya, apakah kata-kata
itu memberikan kebaikan atau justru menghasilkan kejahatan ? Rupa-rupanya,
Petrus melihat bahwa lidah sudah menjadi ancaman bagi kelangsungan persekutuan
itu. Kata-kata yang dikeluarkan lidah sudah cenderung pada kejahatan dan
penipuan.
Tidak dapat disangkal, kata-kata yang penuh
kejahatan dan penipuan dapat menimbulkan penderitaan bagi orang lain.
Penderitaan orang-orang karena kejahatan lidah disebut (Mazmur 34:18-20)
mengalami kesesakan, patah hati, dan remuk jiwanya. Ia akan menjadi orang yang
sangat malang.
Mengapa orang-orang yang menderita karena
lidah disebut malang ? Karena korban tersebut tidak akan mampu menghempang
kata-kata yang sudah dikeluarkan lidah itu. Dan orang yang korban karena
kata-kata adalah orang yang lemah. Hanya satu hal yang dapat dilakukan orang
yang malang itu (Mazmur 34:18) : ‘Apabila
orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka
dari segala kesesakannya.’
Bagaimana Tuhan melepaskan orang yang
mengalami kesesakan dari korban kata-kata yang jahat dan yang menipu, itu
adalah wewenang Tuhan. Tetapi Mazmur 34:12 menyebut : ‘Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya
kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang
orang-orang yang berbuat jahat.’ Karena itu, sebagai orang-orang yang
percaya kepada Tuhan, hendaknya senantiasa menyatakan kebenaran dan mencari
perdamaian. Dengan demikian tiap-tiap orang di dalam persekutuan menjadi berkat
dan diwarnai penuh sukacita.
Gereja adalah persekutuan orang-orang
percaya. Persekutuan itu didasarkan pada kasih Kristus. Tetapi bukan berarti
semua orang di dalamnya sudah menjadi orang benar. Sangat mungkin juga ada
orang-orang yang jahat, di dalam gereja bercampur orang jahat dan orang baik
(benar). Oleh sebab itu, jika ada kejahatan, maka kita perlu merenung dan
berusaha mencari perdamaian, bukan memperkeruh suasana. Di dalam persekutuan
itu, Tuhan selalu memandang umatNya, apakah orang itu berusaha melakukan
kehendak Tuhan atau sedang menghendaki segala keinginannya sendiri. Jika
perseteruan telah terjadi di dalam persekutuan, Petrus mengingatkan untuk
menjauhi yang jahat itu. ‘menjauh’ bukan berarti tidak lagi ikut bersekutu,
melainkan berusaha mencari perdamaian. Jika perseteruan telah terjadi di dalam
persekutuan, Petrus mengingatkan untuk menjauhi yang jahat itu. ‘menjauh’ bukan
berarti tidak lagi ikut bersekutu, melainkan berusaha mencari perdamaian. Itu
juga sesungguhnya panggilan kita sebagai orang-orang percaya di tengah-tengah
dunia ini, menciptakan perdamaian. Menciptakan perdamaian jauh lebih sulit dari
membuat perseteruan. Kita perlu berdoa untuk orang-orang yang jahat. Tuhan
Yesus bahkan berkata (Matius 5:44) : Kasihilah musuhmu. Sebagai umat percaya
maka setiap kata yang diucapkan hendaklah dapat memberikan semangat dan
kekuatan. Itulah kata-kata yang penuh kasih.Tetapi ada juga ungkapan-ungkapan
yang hambar, tak berguna, bahkan ada kata-kata yang cukup menyakitkan,
melemahkan dan membuat orang lain
terluka. Dengan kata-kata yang penuh kasih itu, maka orang percaya telah
menyatakan kerajaan Allah dan mewartakan keselamatan itu. AMIN
* 1 Petrus 3:12
BalasHapusLAI TB, Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."
KJV, For the eyes of the Lord are over the righteous, and his ears are open unto their prayers: but the face of the Lord is against them that do evil.
TR, οτι οι οφθαλμοι κυριου επι δικαιους και ωτα αυτου εις δεησιν αυτων προσωπον δε κυριου επι ποιουντας κακα
Translit interlinear, hoti {sebab} hoi ophthalmoi {mata} kuriou {Tuhan} epi {pada} dikaious {orang2 benar} kai {dan} ôta {telinga} autou {-Nya} eis {pada} deêsin {permohonan2} autôn {mereka} prosôpon {wajah} de {tetapi} kuriou {Tuhan} epi {menentang} poiountas {orang2 yg berbuat} kaka {hal2 yg jahat}
OJB, EINEI ADONOI EL TZADDIKIM V’AZNAV EL SHAV’ATAM ("Because the tzaddikim are before the eyes of Hashem and His ears are open to their tefillos." P’NEI ADONOI B’OSEI RAH L’HACHRIT ME’A’RETZ ZICHRAM ("But the face of the L-rd is against the ones doing evil to cut off their memory from the earth" TEHILLIM 34:13-17).
Haberit Hakhadashah (3:11-12),
כִּי־עֵינֵי יְהוָֹה אֶל־צַדִּיקִים וְאָזְנָיו אֶל־שַׁוְעָתָם׃
וּפְנֵי יְהוָֹה בְּעׂשֵׂי רָע׃
Translit interlinear, KI {sebab} 'EYNEY {mata dari} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) 'EL {kepada} TSADIQIM {orang2 benar} VE'AZNAV {dan telinga-Nya} 'EL {pada} SHAV'ATAM {mereka yang memohon}
PNEY {wajah dari} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) BE'OSHEY {dalam permusuhan (menentang) dengan} RA {orang yang jahat}
🕎✡️🤚🏻👁️📜🕯️🕍✝️🤴🏻👑🇮🇱🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐟🐍₪