LAHIR BARU UNTUK KERAJAAN
ALLAH (Yohanes 3:1-17)
Manusia selalu mencari dan terus mencari. Manusia berusaha memenuhi
kebutuhan dasar untuk dapat menjalani hidup. Namun, pencarian yang dilakukan
manusia tidak berhenti pada kebutuhan dasar ; makanan, pakaian, dan papan.
Keinginan manusia itu terus bergerak ke atas. Manusia itu tidak lagi sekedar
memenuhi kebutuhan dirinya (dan keluarganya), tetapi juga sudah menimbun
kekayaan untuk keperluan cucu-cicitnyanya yang belum lahir. Manusia juga tidak
berhenti hanya mencari
Nikodemus adalah Farisi yang taat pada
aturan (harafiah) agamanya. Ia seorang anggota Sanhedrin, yaitu dewan
pengadilan yang terdiri dari tujuh puluh orang anggota, dan merupakan lembaga
pengadilan tertinggi orang Yahudi. Dengan jabatan itu, ia layak memiliki
kekayaan.
Sekalipun Nikodemus seorang Farisi tetapi
ia datang kepada Yesus. Apa gerangan yang membuat Nikodemus menjumpai Yesus ?
Nikodemus mengagumiNya karena Yesus dapat melakukan tanda-tanda yang luar
biasa. Mujizat yang Yesus lakukan itu dipandang Nikodemus mampu memberikan nilai-nilai dunia (kekayaan)
juga. Bagi Nikodemus, tanda-tanda yang Yesus lakukan sangat mendukung yang
dicarinya, untuk menghantarnya pada hidup bahagia. Oleh sebab itu, kedatangan
Nikodemus menjumpai Yesus adalah juga bagian dari kerakusannya untuk memperoleh
kekayaan dunia.
Nikodemus menyapa Yesus : "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai
guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan
tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."
Ungkapan Nikodemus ini mirip dengan rayuan yang dilakukan ular kepada Hawa. Tetapi
Nikodemus tidak sedang berhadapan dengan manusia perempuan yang mudah tergoda.
Yesus langsung saja menantang kalimat rayuan bermuatan kepentingan dunia itu : ‘sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan
kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.’
Jawaban Yesus itu, bahwa yang pokok
sebenarnya bukanlah tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban itu. Yang penting
adalah adanya suatu perubahan di dalam batiniah seseorang sedemikian rupa
sehingga perubahan itu bisa disebut sebagai kelahiran yang baru. Dilahirkan
kembali adalah sama dengan mengalami suatu perubahan yang benar-benar radikal,
yaitu perubahan yang tejadi di dalam jiwa. Hanya dengan kelahiran kembali maka
setiap orang beroleh hidup yang kekal (15).
Yesus sesungguhnya menjungkirbalikkan
pikiran Nikodemus yang haus akan nilai-nilai dunia. Nikodemus telah memiliki jabatan
dan kekayaan yang cukup membuat dirinya patut mendapat penghargaan dunia.
Tetapi ia tidak memiliki kepastian untuk hidup kekal. Ia guncang akan kehidupan
masa yang akan datang. Hidup sukacita, bahagia, damai sejahtera yang dirindukan
jauh dari dirinya karena tiada kepastian. Hidup kekal tidak otomatis dimiliki
Nikodemus dengan jabatan dan kekayaannya. Hidup kekal merupakan hidup sorgawi,
yang hanya dapat dicapai dengan percaya kepada Anak Manusia.
Allah memprakarsai hidup kekal itu bagi
keselamatan manusia dalam diri AnakNya, Tuhan Yesus Kristus yang diutus ke
dalam dunia (16). Allah mengutus AnakNya untuk mengasihi, mengampuni manusia
dalam kelembutan. Hal yang sangat menakjubkan dari pengutusan Allah terhadap
anakNya, bahwa Allah bertindak bukan untuk kepentinganNya sendiri, tetapi untuk
kepentingan kita ; bukan untuk memuaskan nafsu kuasaNya, bukan untuk
menaklukkan dunia ini, melainkan untuk memuaskan kasihNya. Allah adalah Bapa
yang tak bisa bahagia kalau anak-anakNya yang tersesat belum kembali ke rumah.
Allah tidak menghajar manusia untuk tunduk menyerah ; Ia rindu kepada manusia
dan memanggil mereka dalam kasih. Untuk menggambarkan kasih Allah yang besar
ini, Agustinus berkata : ‘Allah mengasihi masing-masing kita seolah-olah hanya
masing-masing kita inilah yang dikasihiNya’.
Manusia terlahir dalam dosa. Dosa membuat
manusia melangkah semakin jauh dari Tuhan, dan harus bersembunyi. Dalam
ketersembunyiannya dari Tuhan, manusia terus mencari penghargaan dunia
(kesombongan), yang tidak sedikit memperolehnya dengan berbuat jahat. Semua itu
hanya akan menambah keringnya hati manusia, jauh dari rasa bahagia dan
sukacita. Hidup tanpa kepastian akan kehidupan kekal.
Tuhan
Yesus berkata (Matius 6:33) : ‘Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu’. Tuhan berkenan
atas yang dicari manusia, dan Tuhan telah mempersiapkan semua itu untuk
dikuasai. Hanya saja, manusia perlu merenungkan cara dan arah dari segala yang
dicari dengan berlelah-lelah. Mestinya semuanya untuk melembutkan hati,
menyegarkan jiwanya.
Tidak ada kata terlambat untuk sebuah
kebahagiaan ; harapan untuk hidup kekal. Nikodemus yang semula datang pada
Yesus dengan keduniawiannya dapat diubahkan. Hatinya dibaharui, ia menyadari
bahwa di atas segala yang dicari dan yang telah diperoleh adalah hidup kekal.
Nikodemus merespon kasih dan anugerah Allah untuk hidup kekal dengan
penyembahan dan persembahan. ‘Ia membawa
campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya’
(Yohanes 19:39). Karena itu, datanglah kepada Yesus ; dengarkanlah sabdaNya dan
lakukanlah perintahNya.
Orang yang tak pernah dilahirkan kembali,
bukan saja ia tidak dipuaskan (bahagia) di dunia, tetapi ia juga tidak masuk ke
dalam Kerajaan Allah. Hendaklah kita lahir kembali dengan membaharui hati kita
yang berkenan bagi Tuhan, supaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar