HIDUP DALAM TERANG FIRMAN
TUHAN
Sadar atau tidak,
manusia terus menerus dirayu oleh dunia ini. Manusia pun mengikuti arus dunia
ini tanpa hikmat. Manusia tak enggan menghabiskan energy, waktu, hati dan
pikirannya untuk dunia ini. Akibatnya, seringkali jiwa manusia mengalami
kekeringan. Dalam kondisi jiwa yang kering itu, manusia menjadi hidup di luar
yang seharusnya. Jiwa yang kering itu
ditandai dengan penuh ketakutan, keraguraguan, dan ketidakpastian. Hidup seperti meraba-raba di antara bayang-bayang
tanpa pegangan. Keadaan seperti itu membuat manusia gelisah menjalani hidup
ini, dan penuh keanehan.
Melalui firman Tuhan hari ini, kita disuguhkan jalan
yang mestinya kita tempuh dalam hidup ini, agar kita beroleh kebahagiaan.
Membaca kitab Amsal maka kita diingatkan oleh kata ‘hikmat’, yang berisi
nasehat-nasehat praktis. Manusia seringkali keliru dalam memahami hidup ini.
Karena itu, Salomo memberikan nasehat melalui kitab Amsal ini, yang bersumber
dari Allah.
Dalam nas ini digambarkan adanya dua jalan : orang
benar dan jalan prang fasik.
ORANG
BENAR
‘Jalan orang benar
itu seperti cahaya fajar (18), yang kian bertambah terang sampai rembang tengah
hari.’ Orang benar dicirikan dengan orang yang berjalan di tempat yang terang.
Ia mengetahui ke arah mana ia harus melangkah. Ia melangkah dengan mantap di
tempat yang makin bercahaya.
Orang benar dalam
terang firman Tuhan. Ia menghidupi dirinya dengan merenungkan firman Tuhan siang
dan malam. Orang yang hidup di dalam terang Firman Tuhan akan dimampukan
menghadapi tantangan hidup ini. Ia memiliki ketahanan terhadap ujian atau
pergumulan. Ia tidak goyah dengan arus dunia yang berubah-ubah. Ia
sungguh-sungguh memiliki karakter sebagai anak Tuhan.
ORANG
FASIK
Sementara,
jalan orang fasik seperti dikegelapan (19). Kalau orang dalam berjalan dalam
gelap tentu saja dapat tersandung dan terjatuh oleh hal yang tak diketahui. Ciri-ciri
orang fasik : (a) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang
yang loba mengutuki dan menista TUHAN (Mazmur
10:3), (b) ‘Orang-orang fasik berjalan ke mana-mana, sementara kebusukan
muncul di antara anak-anak manusia’ (Mazmur
12:9 ).
Orang
fasik ini disebutkan ‘Seperti sekam yang ditiup angin’ (Mazmur 1:14). Hidupnya
adalah kosong. Kekosongan yang dialami orang fasik membuat dirinya tidak
mempunyai daya tahan dalam ujian hidup.
Bagaimanakah supaya
kita dapat menjadi orang yang benar ?
Hati
adalah pusat kehidupan. Hati menggerakkan semua sisi hidup ini, yang
menghasilkan tindakan nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Apapun yang tejadi
dalam hidup kita (perbuatan dan tingkah laku), semuanya berasal dan dilandasi
oleh keputusan hati. Tidak mungkin seseorang melakukan perbuatan tertentu, jika
tidak didorong oleh hatinya.
Dalam
Amsal 4 : 23 ini, memberikan catatan yang penting untuk kita perhatikan, yaitu menjaga hati dengan segala
kewaspadaan. Ini adalah nasehat dengan tujuan agar memiliki hati
yang benar. Hati akan mengedepankan simpati dan empati. Jika hati kita benar,
maka kata dan pikiran kita pun juga akan benar. Karena apa yang ada di dalam
hati seseorang, itu juga yang ada dalam tindakannya. Kita perlu menjaga hati
dengan : mengisi hidup oleh Firman Tuhan, merenungkan sesuatu sebelum bertindak, membuang sifat
egois, menjauhi segala bentuk kejahatan. Dengan menjaga hati
pula, maka orang akan berbicara dengan baik (4:24) : ‘Buanglah mulut serong
dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu’.
Kita hidup bersama
dengan berbagai macam watak dan pemikiran manusia. Banyak hal yang dapat
menggoda atau mempengaruhi pikiran manusia. Oleh karena itu, kita jangan mudah
tertiup oleh pengajaran lain, yang kelihatan menarik, tetapi ketika berhadapan
dengan suatu pergumulan langsung menjadi layu. Kita hidup dari air kehidupan
yang bersumber dari Yesus.
Dunia memang menuntut
kecepatan dalam segala sesuatu. Tetapi dalam tuntutan zaman ini kita tetap
berada di dalam kebenaran, tidak melakukan dusta sekedar menyenangkan orang
lain. Itu sangat berbahaya. Tetapi marilah kita senantiasa melihat kehendak
Allah berlangsung di dalam kehidupan ini. Tindakan itu akan membuat orang
merasakan kesejukan, ketenangan batin, dan menikmati damai sejahtera.
Melalui Amsal ini
diingatkan, agar dalam menjalankan seluruh hidup aktifitas, kita senantiasa
merenungkan akan firman Tuhan. Firman Tuhan harus menjadi santapan rohani kita.
Kehidupan orang beriman, yang hidup dalam firman Tuhan tidak akan pernah merasa
lelah dan putus asa. Yesus berkata (Lukas 11:28) ‘Yang berbahagia ialah mereka
yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya’. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar