26 November 2020

Mazmur 24:7-10 KEMULIAAN TUHAN

 NUBUAT TENTANG KEDATANGAN RAJA KEMULIAAN

 

Mazmur adalah sebuah Kitab yang cukup menarik. Menarik karena : (a) Menggambarkan tentang Allah. Kitab Mazmur menggambarkan pengalaman orang-orang beriman untuk mengungkapkan tentang Allah. Jadi, kalau kita hendak mengetahui; Apa, Siapa, dan Bagaimana Allah; bacalah kitab Mazmur dengan penuh penjiwaan. Kitab Mazmur akan terasa enak jika ia dibaca dengan hati atau jiwa. (b) Pada bahasa aslinya dituliskan dalam bentuk karangan sastra, yang  memiliki pola-pola khusus, sehingga ia lebih mudah diingat. Misalnya :                  

      Uli pe pulo Bali, ummulian pulo Samosir 

      Uli pe boru Jambi, ummulian boru Samosir

Mazmur 24 ini melukiskan tentang Allah, yang adalah Raja Kemuliaan. Kemuliaan Allah itu disebutkan ‘jaya dan perkasa’ : perkasa dalam peperangan dan Ia juga adalah TUHAN semesta alam

1.  Tuhan semesta alam

Kebesaran/keperkasaan/kemuliaan Allah tampak dari ciptaanNya.

Ia menata dunia ini (musim, peredaran planet : matahari, bumi, bulan dsb). Segala sesuatu tentang dunia ini ada di dalam kuasa Allah.

Apakah saudara pernah merasakan kebesaran Allah ?

Dan bagaimana cara saudara merasakan kebesaran Allah itu ?

Banyak cara orang merasakan dan mengaminkan kebesaran Allah itu !

Jika saudara pergi piknik ke gunung atau ke pantai, jangan hanya ngobrol atau menyantap makanan yang dibawa atau jalan sana-sini. Tetapi sempatkan diri dengan piknik rohani, menikmati ciptaan Allah itu.

2. Perkasa dalam peperangan

Umat Tuhan adalah bangsa yang sering menghadapi peperangan. Dari segi jumlah dan alat persenjataan, umat Tuhan sebenarnya tidak kuasa menghadapi musuh. Tetapi faktanya, mereka mengalahkan musuh. Misalnya juga pertarungan Daud vs Goliat.

Kemenangan demi kemenangan yang diraih dirasakan sebagai pertolongan Tuhan.

Secara menyeluruh, Mazmur 24 ini merupakan rangkaian acara pemindahan Tabut Perjanjian Allah ke dalam kota Yerusalem. Tabut Allah disimbolkan sebagai wujud kehadiran Allah. Oleh sebab itu, kehadiran tabut Allah ini merupakan wujud penyambutan terhadap Allah. Dalam perenungannya Daud memberikan semangat dan motivasi kepada umat agar bersungguh-sungguh dan penuh kerelaan hati menyambut upacara perayaan kehadiran Tabut Perjanjian di tengah-tengah Israel. Jika Allah berada di tengah-tengah meraka, maka Ia akan melindungi, memelihara, dan memberkati.

Apa yang hendak kita katakan dengan Allah yang besar itu ?

Allah yang besar itu memiliki otoritas.

Dalam hidup ini, kita seringkali menyaksikan suatu realita yang tidak dapat kita selami. Mis.: kok ada orang yang tidak percaya atau mungkin penjahat, atau orang yang tidak pernah berdoa atau ke gereja; tapi hidupnya seperti diberkati Tuhan ? Padahal, ada orang yang rajin ke gereja, berdoa, melakukan yang baik; tapi kok menderita ? Jawabnya : itulah otoritas Tuhan. Itulah kebesaran Tuhan. Manusia tidak berhak membantahNya. Manusia hanya berhak melakukan apa yang Tuhan perintahkan,  manusia tidak berhak menuntut atau membela diri dihadapan Tuhan. Tuhan punya otoritas. Allah mempunyai kehendak yang tidak dapat dibatasi oleh siapapun.

Kita perlu merendahkan hati di hadapan Tuhan.

Di dalam hidup ini, kita melakukan berbagai perjuangan. Namun, di dalam perjuangan ini harus kita sadari, ada kekuatan yang mempengaruhi perjuangan kita, yaitu Allah yang memiliki kehendak. Oleh sebab itu, apa pun hasil suatu perjuangan kita harus melihat peran/kehendak Allah. Dengan demikian, suatu perjuangan yang sukses tidak membuat kita lupa diri.

Demikian juga, dalam suatu kegagalan, kita tidak harus kecewa, putus asa atau mencari kambing hitam atau kambing putih. Allah memiliki otoritas.

Tetapi hendaklah di dalam semua kehidupan ini, kita senantiasa merendahkan hati. Yang utama, mari kita melakukan apa yang diperintahkan Allah. 

Tuhan berkenan hadir dalam kehidupan kita dan mamberi keselamatan di dalam Yesus Kristus. Kita membuka hati kita dengan kemurniannya. Artinya tidak ada hal-hal buruk yang tersimpan dalam hati. Kita berusaha menjaga hati kita supaya tetap berkenan kepada Tuhan karena dari situlah akan terpancar kehidupan (baca Amsal 4:23).  Bila hati kita bersih, secara otomatis akan berdampak pula terhadap ucapan dan mulut kita.  Segala ucapan dan tindakan kita yang digerakkan oleh hati yang tulus dan murni akan membuat hidup kita merasakan sukacita. AMIN

 

6 November 2020

1 Timotius 2:1-7 Minggu, 8 November 2020

 TANGGUNG JAWAB ORANG KRISTEN DALAM POLITIK

 Pemberitaan Injil merupakan tugas semua orang percaya, yaitu orang yang telah menerima keselamatan dari Yesus Kristus. Tujuan dari pada itu adalah agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (3).

Paulus adalah orang yang telah dipilih Tuhan secara khusus untuk memberitakan Injil tersebut. Ia memberitakan Injil lintas negara. Paulus menghadapi berbagai rintangan dalam pekabaran Injil. Selain tantangan dari para pengajar sesat, kendala dari pemerintah adakalanya juga timbul. Semua itu menjadi penghambat pemberitaan Injil.

Paulus merasa perlu memberitahukan semua hal tentang pemberitaan Injil itu kepada Timotius, sehingga ia makin dikuatkan dalam pemberitaannya. Timotius yang masih muda belia itu dinasehatkan Paulus supaya menaikkan doa permohonan, doa syafaat untuk raja-raja dan semua pembesar.

Rajaraja dan pembesar adalah orang-orang yang kuat, yang memiliki kuasa. Mereka perlu didoakan agar menggunakan kuasanya dengan baik dan benar. Dengan demikian masyarakat dapat hidup dengan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Di tengah-tengah masyarakat yang tenteram itulah maka pelaksanaan pemberitaan Injil dapat pula berlangsung dengan baik.

Kita bersyukur hidup dizaman ini, dimana kita telah menerima firman Tuhan. Dizaman elektronik ini, kita semakin dimudahkan untuk menemukan firman Tuhan. Melalui Alkitab yang dengan mudah sekarang kita temukan disebutkan bahwa : Mazmur  119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Dalam penerapannya, Firman Tuhan dapat melepaskan orang yang tertindas (Mazmur  119:107) : ‘Aku sangat tertindas, ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu.’ Tapi tidak dapat juga kita lupakan bahwa firman Allah itu bagaikan pedang bermata dua (Ibrani  4:12) ‘Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun…..’. Intinya, jika kita menerima firman Tuhan untuk menguasai hati kita, maka kita akan memperoleh hidup yang penuh sukacita dan pengharapan akan hidup kekal.

Namun, melalui tema kita minggu ini, apakah semudah yang kita bayangkan kehadiran firman Tuhan dalam kehidupan manusia ? Sulit kita bayangkan,  bagaimana firman Tuhan diusung dari Eropa ke Indonesia (ke Tanah Batak), dengan alat transportasi dan komunikasi pada abad 18. Satu hal yang dapat kita yakini, semuanya itu hanya karena kuat kuasa Roh Kudus. Hanya lewat Kuasa Roh Tuhanlah yang memberikan kemauan dan keberanian kepada para hambanya untuk membawa Berita firman Tuhan ke tanah Batak.

Dalam sejarah gereja Batak dicatat, Munson dan Lyman adalah dua penginjil yang mati dibunuh di tanah batak. Ini menjadi bukti bahwa firman Tuhan seringkali mendapat penolakan. Mestinya, firman yang dapat memberikan kehidupan itu dapat diterima dengan sukacita.

Sebagai orang Kristen, kita tetap percaya bahwa pemberitaan Injil adalah tugas mulia, perintah Tuhan Yesus. Kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki tanggung jawab dalam bernegara (politik) : (a) melakukan kewajiban, misalnya membayar pajak, (b) berpartisipasi dalam pemilu. (c) Berdoa. Doa adalah nafas hidup orang Kristen. Kita perlu berdoa di dalam hidup ini. Kita berdoa bukan hanya untuk diri kita tetapi juga perlu berdoa pemerintah. Firman ini mengingatkan kita untuk berdoa bagi rajaraja dan pembesar (pemerintah). Kita boleh meyakini bahwa kuasa mereka berasal dari Allah. Karena itu, kita berdoa bagi mereka agar dapat menggunakan kuasanya dengan baik. Kita berdoa agar mereka beroleh hikmat dari Tuhan sehingga mereka memimpin dengan baik dan benar, supaya takut akan Allah. ‘takut akan Allah’ adalah orang yang takut melakukan dosa. Dengan demikian, masyarakat menikmati hidup tenteram. AMIN