BERSORAKLAH AKAN KASIH SETIA TUHAN
Nas ini diawali dengan
kalimat ‘Aku akan bersorak-sorak dan
bersukacita’. Kalimat ini wajar saja jika diungkapkan oleh orang yang sedang
merasakan berkat. Rasanya sulit kalau kalimat ini keluar dari orang yang sedang
mengalami penderitaan.
Kita tentu pernah
mengalami pergumulan hidup ; bisa masalah konomi, pekerjaan,
hubungan keluarga, penyakit, hinaan, atau penderitaan lainnya.
Penderitaan itu bisa
saja datang dari diri sendiri tetapi bisa juga karena perbuatan orang lain.
Penderitaan itu bisa
berbentuk materi, pikiran atau hati.
Atas berbagai
penderitaan yang terjadi, satu hal sangat tidak disukai adalah celaan. Makanya
ada perkataan, ‘sakitnya tidak seberapa, tapi malunya itu’. Kalau sudah dipermalukan bisa naik ubun-ubunnya.
Makanya ada bahasa Batak mengatakan ‘Unang marsipailaan’. Masalahnya, tidak sedikit
juga orang mempermalukan dirinya sendiri. Misalnya ; ada
orang yang datang ke sebuah pesta dengan ragam asesoris. Pokoknya penampilannya ‘wah’. Sampai di
situ tidak ada masalah. Tapi kemudian ia masih mengumpulkan sisa2 makanan untuk
dibawa pulang. Inilah yang disebut mempermalukan dirinya sendiri.
Daud dikelilingi musuh, diintai bahaya, diintip maut. Dia dikejar tentara
suruhan Saul. Raja
Saul menggunakan segala cara dan usaha yang dapat menghabisi Daud.
Kemudian Daud bersembunyi di lobang batu dan tidur di celah sempit
gunung. Kecemamasan, kegundahan, dan kesesakan mewarnai kisah hidup Daud. Jiwanya
merasa sesak. Sebenarnya, Daud belum mengalami penderitaan fisik, tetapi ia
takut kalau-kalau ancaman itu terjadi. Ia akan merasa tercela (malu), dan
musuhnya akan beria-ria. Daud tidak ingin
mendapat malu atau dipermalukan.
Karena itu, Daud tidak berhenti pada situasi yang sulit itu. Daud adalah
orang beriman. Ia adalah orang yang beriman dan berpengharapan. Karena itu ia
berseru :
31:15 Tetapi aku, kepada-Mu aku
percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!"
31:16 Masa hidupku ada dalam
tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang
mengejar aku!
Di dalam ayat 15
kita temukan sebuah komitmen dari Daud, sikap iman yang mampu menggeser
kesulitanya menjadi ungkapan kepercayaan penuh kepada Allah. Dia percaya
bahwa di dalam kesulitan, kesedihan dan tantangan yang begitu besar terdapat
kekuatan yang baru dari Allah sehingga Daud mengungkapkan : ‘tetapi,
aku, kepadaMu aku percaya, ya Tuhan.’
Pada akhirnya, Daud menikmati kasih setia Tuhan. Ia bersorak-sorak dan bersukacita. Tuhan
sungguh-sungguh dirasakan sebagai pelindung dalam hidupnya. Daud merasakan pengasihan Tuhan, yang membebaskannya dari upaya
pembunuhan.
Kemudian hari, Daud dapat dengan mantap dan bersukacita menjalani hari-hari hidupnya sebagai raja.
Berdasarkan
tahun gerejawi, minggu ini kita memasuki Minggu Palmarum. Secara tradisi pada
minggu ini kita mengingat kisah Yesus memasuki Yerusalem. Orang
banyak menyambut kedatangan Yesus dengan menghamparkan pakaiannya di
jalan, dan ada pula yang memotong
ranting-ranting pohon dan menyebarkannya di jalan. Sehingga Minggu Palmarum
dimaknai dengan arti sukacita. Memang, Minggu Palmarum dapat
dilihat dari dua sudut, yaitu sukacita dan sekaligus
menjadi minggu-minggu sengsara (minggu passion).
Di minggu passion ini, mengingatkan kita akan sengsara yang
dialami oleh Yesus. Sengsara yang dialamiNya itu, merupakan wujud Kasih setia
Tuhan. Kesengsaraan itu merupakan jalan penebusan dosa.
Yesus menjalani semua
derita yang dikenakan kepadaNya, tetapi Yesus menjalani semua itu dengan
ketabahan. Ia berserah kepada Allah.
Dengan derita dan pengorbanan Tuhan Yesus, maka ini
merupakan sumber sukacita yang begitu besar dalam hidup kita, dimana kita beroleh keselamatan.
Hidup
yang bersorak sorai atau bersukacita, bukanlah hidup tanpa penderitaan atau
kesulitan. Hidup yang bersukacita datangnya dari sikap
yang berkarakter dan berintegritas. Sikap yang bagaimana yang kita tunjukan
ketika menghadapi pergumulan itu. Bahkan melalui nas ini kita pahami bahwa dari
penderitaan dan kesulitan itu akan melahirkan sebuah pengakuan iman dan
kepercayaan penuh atas perlindungan yang diberikan oleh Allah.
Karena itu, marilah kita menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan,
kota benteng, tempat pengungsian.
Berserulah dengan penuh harap kepada Tuhan. Karena Ia mengasihi kita,
mengasihi umatNya. Jadikanlah Tuhan tempat perlindungan abadi. Berseru-serulah
kepadaNya dengan penuh pengharapan. Bersukacitalah, karena Tuhan itu adil dan
penuh kasih. AMIN
awwllla brroo
BalasHapuscanker sore on gum canker sore medicine