BAGI ALLAH TIDAK ADA
YANG MUSTAHIL
Tuhan memberikan manusia kemampuan
berpikir, sehingga dapat merancang dan bertindak untuk keinginannya. Akan
tetapi seringkali fakta yang terjadi tidak dapat dimengerti dan dijelaskan.
Peristiwa yang terjadi diluar logika umum (mustahil) akan membuat manusia heran
dan terkejut. Bila suatu peristiwa terjadi diluar logika manusia dan tidak
bertentangan dengan norma masyarakat, maka peristiwa itu akan diterima sebagai
suatu mujizat. Namun, jika ada peristiwa yang terjadi di luar logika dan tidak
berkenan bagi budaya setempat maka peristiwa itu akan menimbulkan keresahan.
Narasi Lukas 1:26-38 ini dimulai dengan
perintah Tuhan kepada malaikat Gabriel untuk pergi ke sebuah kota kecil Galilea
di daerah Nazaret. Suruhan Tuhan ini
akan menemui seorang perawan, yang sedang bertunangan dengan Yusuf dari dinasti
Daud. Pembukaan narasi ini hendak menunjukkan bagaimana Allah tetap menggenapi
janjiNya, bahwa tahkta keturunan Daud akan berkelanjutan selama-lamanya.
Sedangkan peran perawan Maria
mengarahkan pembaca pada kemahakuasaan Allah, dimana Allah dapat bertindak
melampaui akal pikiran manusia.
Perjumpaan Maria dengan malaikat Gabriel di
Galilea – Nazareth merupakan sebuah pertemuan rohani, pertemuan yang tidak
dapat dialami semua manusia. Malaikat Gabriel menyapa Maria ; ‘syalom’ yang
berarti ada berita sukacita dan damai sejahtera. Maria terkejut atas pesan yang
disampaikan Gabriel, dan menantikan bentuk sukacita apakah yang akan
dimilikinya. Malaikat Gabriel menyampaikan pesan : ‘Tuhan menyertai
engkau…Engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah…Engkau akan mengandung dan
melahirkan…Hendaklah engkau menaimanya Yesus…Ia akan menjadi besar dan disebut
Anak Allah Yang Mahatinggi…Tuhan akan mengaruniakanNya Tahkta Daud, dan raja
atas keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaanNya tidak akan
berkesudahan.
Nas ini tidak menyebutkan ekpresi Maria
saat menerima pesan ini, dan bukan tidak mungkin Maria tertawa terbahak-bahak,
karena ia belum bersuami dan ia juga tidak melakukan perzinahan. Namun, karena
pesan ini bersumber dari dan kehendak Tuhan, maka Maria membiarkan berita
tersebut menguasai dirinya. Maria menunggu apa yang selanjutnya Tuhan perbuat.
Pesan utama yang disampaikan malaikat
Gabriel adalah akan terjadinya dua peristiwa yang tidak masuk logika manusia
pada zaman itu dan saat ini. Pertama. Maria belum bersuami tetapi akan
mengandung dan melahirkan seorang anak. Pesan ini bukan membuat Maria takut,
karena selain ia belum bersuami, kejadian lahirnya seorang bayi tidak akan
terjadi pada daerah yang budayanya masih terpelihara dengan baik. Maria sadar
benar bahwa ia tidak ada melanggar norma masyarakat. Namun, Maria juga adalah
orang yang percaya pada Tuhan, sehingga baginya suatu peristiwa dapat saja
terjadi jika Tuhan yang berkehendak. Kedua. Elizabeth akan melahirkan. Elizabet
adalah saudara Maria. Elizabet menikah dengan Yohanes. Tetapi sampai pada usia
wajar, mereka belum memiliki keturunan. Maka pesan ini juga tentu mencengangkan
Maria. Dalam hal ini malaikat Gabriel memberi pesan yang sudah mendekati logika
karena disebutkan Elizabet sudah mengandung enam bulan. Malaikat Gabriel
mengakhiri pesannya ‘Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil’.
Maria menerima
kemustahilan ini dengan segala kerendahan hati, "Sesungguhnya aku ini
adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Kemustahilan
yang akan terjadi tidak membuat Maria tumbuh menjadi ‘sombong rohani’ tetapi ia
makin merendahkan hati. Ia hanyalah hamba. Maria siap menerima segala yang
Tuhan perbuat baginya, dan segala yang terjadi baginya akan diterima sebagai
sesuatu yang baik. Selebihnya, Maria menyimpan segala perkara itu di dalam
hatinya dan merenungkannya (Lukas2:19).
Berita yang
disampaikan malaikat Gabriel kepada Maria ini menunjukkan bahwa kelahiran Yesus
Kristus merupakan kuasa Allah. Allah menggunakan manusia sebagai alatNya dan
Allah bekerja di luar ruang logika manusia. Allah membuat segala kemustahilan supaya
manusia percaya akan kemahakuasaanNya.
Hidup manusia modern telah
terbangun dengan mengandalkan logika-logika, sekalipun tidak semua dapat
dijelaskan dengan tepat. Kita perlu menyadari, bahwa di luar kemampuan manusia
ada kekuatan yang tak terbatas, yang tidak terjangkau oleh pikiran manusia.
Kita perlu tunduk pada kemahakuasaan Tuhan. Keterkejutan dan rasa takut kita
menghadapi dunia ini akan sirna apabila kita percaya akan kasih dan kuasa
Tuhan. Kita seringkali menghadapi pergumulan hidup ; ekonomi, rumah
tangga, penyakit dsb. Kesulitan pada tingkat tertentu, dimana manusia tidak
memiliki kekuatan lagi, janganlah berputus asa ! Tuhan
bekerja di luar kemampuan kita. Ia menyertai kita sehingga kita tidak perlu
gentar atas setiap peristiwa. Sebagai orang-orang percaya, kita dipanggil untuk
berserah kepada Tuhan, dan segala sesuatu dapat Tuhan lakukan. Tuhan
memberikan kita iman untuk menumbuhkan pengharapan. Kita bukan membangun optimis
yang membabi buta tetapi pengharapan dalam Yesus tetap perlu
ditumbuh-kembangkan. Tuhan Yesus Kristus akan menyertai kita melewati liku-liku
jalan kehidupan ini. Kita terus berharap, berdoa, bekerja, dan berserah pada Tuhan.
Sebagai
Kristen yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus harus membuka diri
untuk dipakai Tuhan dalam rangka mewujudkan rencanaNya. Manusia yang terikat
dengan tatanan sosial masyarakat perlu membuka diri bahwa budaya yang berlaku
di tengah masyarakat itu tidak semuanya dan tidak selamanya menunjang dalam
rangka mewujudkan sejarah keselamatan Allah itu. Justru sebagai orang yang
percaya kepada Tuhan Yesus, kita seharusnya setiap saat memperbaharui diri dan
menyesuaikan diri terhadap kehendak Allah. Tuhan akan menyertai kita untuk
menyongsong pembaharuan iman umat di dunia ini.
Perlu kita pahami bahwa perwujudan syalom yang
disampaikan malaikat Gabriel dahulu kepada Maria, kini diemban oleh gereja.
Gereja itu adalah kita semua, yang seharusnya bersikap seperti Maria, membuka
diri menjadi alat Tuhan, mewartakan Injil keselamatan Allah.
Kita
akan merayakan Natal. Mari kita menyambut Tuhan Yesus Kristus dengan
mempersiapkan hati yang bersih dan sikap rendah hati. Kalaupun kita berada di dalam dosa, dan memang perlu menyadari akan dosa
itu, tetapi kedatangan Tuhan bukan untuk menghukum kita melainkan untuk
menyatakan kasihNya. Mari
kita sambut Dia yang membawa kita pada ketenangan dan kedamaian. Walaupun
banyak pergumulan, namun kita tidak perlu takut asalkan kita hidup sesuai
dengan kehendak Tuhan. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar