TURUTILAH TUHAN DAN
BERTOBATLAH
Sebagai orang
percaya, kita selalu merindukan penyertaan Tuhan. Kita memohon supaya kasih dan berkat Tuhan
menyertai kehidupan kita. Lalu muncul pertanyaan : Benarkah Tuhan senantiasa
menyertai kita ? Atau mungkinkah Tuhan meninggalkan kita ?
Tuhan itu
memiliki kuasa penuh atas kehidupan manusia. Tuhan itu mengasihi dan mengampuni
manusia. Tuhan yang setia kepada janjiNya. Tetapi harus juga kita ingat, bahwa
Tuhan dapat murka (Ulangan 6:15) dan pencemburu (parrimas). Tuhan dapat
meluapkan amarahNya kepada setiap orang, bahkan sampai keturunan ketiga dan
keempat (Keluaran 20:5).
Tuhan telah menuntun
umatNya keluar dari Tanah Mesir (perbudakan). Namun, dalam kurun perjalanan itu
umat Tuhan tidak pernah menyadari kasih setia Tuhan. Mereka hanya mampu
bersungut-sungut dan acapkali menyembah allah lain. Tuhan melalui Musa telah
seringkali mengingatkan umat itu tetapi mereka mengabaikannya. Tuhan tetap
setia, dan janji yang dibuat dengan bapa leluhur mereka (Abraham, Ishak, dan
Yakub) akan ditepati. Tuhan akan mengutus malaikat berjalan bersama umat ke
negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Namun Tuhan tidak
dapat berjalan dengan bangsa semacam itu. Tuhan tidak akan menyertai mereka
lagi. Tuhan tidak ada di antara umatNya. Mengapa ? Karena mereka adalah manusia
yang tegar tengkuk (keras hati, keras
kepala, tidak mau menuruti).
Istilah ‘tegar
tengkuk’ menunjukkan sifat umat Tuhan yang keras kepala, suka memberontak, dan
tidak tahu bersyukur kepada Allah. Pengenaan istilah ini kepada umatNya bukan
tanpa alasan, melainkan berdasarkan fakta dari perilaku mereka yang sarat
dengan ketidaktaatan kepada Allah, ketika mereka dipimpin oleh Allah selama
perjalanan dari Mesir menuju ke tanah Kanaan.
Jika Tuhan terus
melihat ketegartengkukan mereka itu, maka Tuhan akan membinasakan mereka. Jika
Tuhan membinasakan mereka, maka Tuhan tidak lagi setia dengan janjiNya. Oleh
sebab itu, Tuhan setia dengan janjiNya kepada bapa leluhur Israel, tetapi tidak
lagi menyertai mereka.
Umat Tuhan
melihat ini sebagai ancaman yang mengerikan (4). Mengapa ini ancaman
mengerikan, padahal mereka tetap kok akan sampai ke tanah perjanjian ? Di
sinilah umat sadar, bahwa siapapun mereka, dan apapun yang mereka miliki ; bila
tidak dalam penyertaan Tuhan akan menjadi tidak berarti. Segala sesuatu akan
hambar tanpa penyertaan Tuhan.
Mendengar ancaman
ini, umat berkabung (sedih = berduka). Wujud dari perkabungan ini adalah mereka
tidak lagi mengenakan perhiasan. Perhiasan adalah bagian yang tak terpisahkan
dari kehidupan masyarakat Alkitab. Perhiasan tersebut berupa cincin, gelang,
anting, kalung, dll. Bagi masyarakat pada masa itu, perhiasan memiliki beragam
fungsi dan makna tersendiri ; ucapan terima kasih (Kej. 24:22 ; 47 ; 53), berhubungan
dengan penyembahan kepada dewa-dewa (kej. 35:4), menunjukkan identitas diri,
status sosial, dan kehormatan
Dengan
menanggalkan perhiasan itu, mereka telah menunjukkan rasa sedih, penyesalan,
dan pertobatan. Atas kesadaran dan sikap yang ditunjukkan maka Tuhan menyertai
dan menuntun mereka hingga memasuki tanah perjanjian, yang penuh susu dan
madunya.
Sesungguhnya,
hidup indah adalah jika kita berada dalam penyertaan/pengasihan Tuhan. Tanpa
penyertaan Tuhan, maka hidup menjadi hambar. Manusia mungkin saja memperoleh
tujuan hidupnya, namun bila tidak dalam penyertaan Tuhan maka semua tak berarti.
Orang jahat sekalipun dapat memperoleh yang diinginkan tetapi semua sia-sia.
Tak mengherankan, walaupun ada orang yang tidak menuruti perintah Tuhan tetapi dia
memiliki dunia ini. Namun, bila bukan dalam penyertaan Tuhan maka semua menjadi
hambar, sia-sia, tak berarti.
Bagi Tuhan,
nilai-nilai dunia bukanlah yang utama tetapi bagaimana manusia itu selalu
menggantungkan hidupnya dan merasakan penyertaan Tuhan. Orang yang
menggantungkan hidupnya pada Tuhan ditandai dengan kerendahan hati. Sementara,
orang yang sombong sesungguhnya mempertontonkan dirinya sebagai orang super,
tanpa membutuhkan pertolongan Tuhan.
Tuhan membiarkan
orang-orang yang tegar tengkuk menjalani hidup ini, bahkan memberi yang
dikehendakinya. Tetapi bila tiba saatnya, Tuhan akan murka. Dan yang cukup
mengerikan, murka Allah bukan hanya pada orang tersebut melainkan sampai pada
generasi ketiga dan keempat.
Firman Tuhan ini
mengajak kita sekalian untuk hidup menuruti firmanNya, dan terus menerus
mengalami pertobatan (hidup baru). AMIN
mlt amang
BalasHapusMauliate ma di share ni jamita amang....
BalasHapusMauliate amang,dibohal na pinatutomu tomu ni amang.
BalasHapusSelamat hari Minggu. Lam dipargogoi jala diparbisuhi Tuhanta ma hamu amang. Mlt
BalasHapusMet ari minggu GBU
BalasHapusTks. Gbu Amang
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMauliate amang
BalasHapusMauliate Amang Gurning.....
BalasHapusTerima kasih buat sahabat/rekan pembaca atas responnya.
BalasHapusKami senang menerima masukan /kritik membangun atas tulisan saya.
Tuhan menyertai kita semua