7 Februari 2019

Keluaran 33:1-6 JANGAN TEGAR TENGKUK



      TURUTILAH TUHAN DAN BERTOBATLAH

Sebagai orang percaya, kita selalu merindukan penyertaan Tuhan. Kita  memohon supaya kasih dan berkat Tuhan menyertai kehidupan kita. Lalu muncul pertanyaan : Benarkah Tuhan senantiasa menyertai kita ? Atau mungkinkah Tuhan meninggalkan kita ?

Tuhan itu memiliki kuasa penuh atas kehidupan manusia. Tuhan itu mengasihi dan mengampuni manusia. Tuhan yang setia kepada janjiNya. Tetapi harus juga kita ingat, bahwa Tuhan dapat murka (Ulangan 6:15) dan pencemburu (parrimas). Tuhan dapat meluapkan amarahNya kepada setiap orang, bahkan sampai keturunan ketiga dan keempat (Keluaran 20:5).
Tuhan telah menuntun umatNya keluar dari Tanah Mesir (perbudakan). Namun, dalam kurun perjalanan itu umat Tuhan tidak pernah menyadari kasih setia Tuhan. Mereka hanya mampu bersungut-sungut dan acapkali menyembah allah lain. Tuhan melalui Musa telah seringkali mengingatkan umat itu tetapi mereka mengabaikannya. Tuhan tetap setia, dan janji yang dibuat dengan bapa leluhur mereka (Abraham, Ishak, dan Yakub) akan ditepati. Tuhan akan mengutus malaikat berjalan bersama umat ke negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Namun Tuhan tidak dapat berjalan dengan bangsa semacam itu. Tuhan tidak akan menyertai mereka lagi. Tuhan tidak ada di antara umatNya. Mengapa ? Karena mereka adalah manusia yang  tegar tengkuk (keras hati, keras kepala, tidak mau menuruti).
Istilah ‘tegar tengkuk’ menunjukkan sifat umat Tuhan yang keras kepala, suka memberontak, dan tidak tahu bersyukur kepada Allah. Pengenaan istilah ini kepada umatNya bukan tanpa alasan, melainkan berdasarkan fakta dari perilaku mereka yang sarat dengan ketidaktaatan kepada Allah, ketika mereka dipimpin oleh Allah selama perjalanan dari Mesir menuju ke tanah Kanaan.
Jika Tuhan terus melihat ketegartengkukan mereka itu, maka Tuhan akan membinasakan mereka. Jika Tuhan membinasakan mereka, maka Tuhan tidak lagi setia dengan janjiNya. Oleh sebab itu, Tuhan setia dengan janjiNya kepada bapa leluhur Israel, tetapi tidak lagi menyertai mereka.
Umat Tuhan melihat ini sebagai ancaman yang mengerikan (4). Mengapa ini ancaman mengerikan, padahal mereka tetap kok akan sampai ke tanah perjanjian ? Di sinilah umat sadar, bahwa siapapun mereka, dan apapun yang mereka miliki ; bila tidak dalam penyertaan Tuhan akan menjadi tidak berarti. Segala sesuatu akan hambar tanpa penyertaan Tuhan.
Mendengar ancaman ini, umat berkabung (sedih = berduka). Wujud dari perkabungan ini adalah mereka tidak lagi mengenakan perhiasan. Perhiasan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Alkitab. Perhiasan tersebut berupa cincin, gelang, anting, kalung, dll. Bagi masyarakat pada masa itu, perhiasan memiliki beragam fungsi dan makna tersendiri ; ucapan terima kasih (Kej. 24:22 ; 47 ; 53), berhubungan dengan penyembahan kepada dewa-dewa (kej. 35:4), menunjukkan identitas diri, status sosial, dan kehormatan
Dengan menanggalkan perhiasan itu, mereka telah menunjukkan rasa sedih, penyesalan, dan pertobatan. Atas kesadaran dan sikap yang ditunjukkan maka Tuhan menyertai dan menuntun mereka hingga memasuki tanah perjanjian, yang penuh susu dan madunya.

Sesungguhnya, hidup indah adalah jika kita berada dalam penyertaan/pengasihan Tuhan. Tanpa penyertaan Tuhan, maka hidup menjadi hambar. Manusia mungkin saja memperoleh tujuan hidupnya, namun bila tidak dalam penyertaan Tuhan maka semua tak berarti. Orang jahat sekalipun dapat memperoleh yang diinginkan tetapi semua sia-sia. Tak mengherankan, walaupun ada orang yang tidak menuruti perintah Tuhan tetapi dia memiliki dunia ini. Namun, bila bukan dalam penyertaan Tuhan maka semua menjadi hambar, sia-sia, tak berarti.
Bagi Tuhan, nilai-nilai dunia bukanlah yang utama tetapi bagaimana manusia itu selalu menggantungkan hidupnya dan merasakan penyertaan Tuhan. Orang yang menggantungkan hidupnya pada Tuhan ditandai dengan kerendahan hati. Sementara, orang yang sombong sesungguhnya mempertontonkan dirinya sebagai orang super, tanpa membutuhkan pertolongan Tuhan.
Tuhan membiarkan orang-orang yang tegar tengkuk menjalani hidup ini, bahkan memberi yang dikehendakinya. Tetapi bila tiba saatnya, Tuhan akan murka. Dan yang cukup mengerikan, murka Allah bukan hanya pada orang tersebut melainkan sampai pada generasi ketiga dan keempat.
Firman Tuhan ini mengajak kita sekalian untuk hidup menuruti firmanNya, dan terus menerus mengalami pertobatan (hidup baru). AMIN

Artikel Terkait



10 komentar:

  1. Mauliate ma di share ni jamita amang....

    BalasHapus
  2. Mauliate amang,dibohal na pinatutomu tomu ni amang.

    BalasHapus
  3. Selamat hari Minggu. Lam dipargogoi jala diparbisuhi Tuhanta ma hamu amang. Mlt

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Terima kasih buat sahabat/rekan pembaca atas responnya.
    Kami senang menerima masukan /kritik membangun atas tulisan saya.
    Tuhan menyertai kita semua

    BalasHapus