15 Juli 2020

Ulangan 16:13-17 PENYEMBAHAN


        PENYEMBAHAN DAN PERSEMBAHAN KEPADA TUHAN

Ibadah merupakan sebuah tradisi yang sangat kuat dalam kehidupan umat Tuhan. Ibadah menjadi sebuah cara untuk menyampaikan pujian bagi Tuhan. Banyak jenis-jenis ibadah yang dilakukan umat Tuhan. hari raya Roti Tidak Beragi, hari raya Tujuh Minggu, hari raya Pondok Daun. Semua ibadah itu memiliki latar belakang masing-masing. Secara umum semua ibadah itu dilatar belakangi oleh perbuatan Tuhan kepada umatNya. Karena itu, di dalam ibadah itu berlangsung penyembahan kepada Tuhan, dan dilakukan dengan sukacita.
Ibadah Pondok Daun, adalah ibadah yang mengingatkan mereka akan perjalanan umat Tuhan selama 40 Tahun di padang gurun. Mereka tidak memiliki tempat tinggal yang menetap, karena mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Perayaan Pondok Daun dilakukan setelah musim panen. Mereka mendirikan  pondok di ladang, dimana mereka bekerja. Namun, adakalanya situasi yang tidak mengizinkan (misalnya karena hujan), maka dapat mengambil tempat lain. Itu sebabnya ada perkataan ‘tempat yang akan dipilih Tuhan’.  Masing-masing keluarga mendirikan sebuah pondok. Seluruh keluarga, temasuk para hamba, orang Lewi, anak yatim dan janda yang ada bersama keluarga itu, akan tinggal bersama di pondok itu. Perayaan ini berlangsung selama tujuh hari.
Ada tiga yang perlu diperhatikan dalam Ibadah Pondok daun ini :
1.    Dilakukan dengan bersukaria.
Perayaan ini memang harus dilakukan dengan sukaria (sukacita) karena mereka baru saja selesai dari suatu pekerjaan yang berat sebagai petani, hingga memperoleh hasil panen.
2.    Tuhan memberkati hasil panen itu
Mereka memang telah memperoleh panen sebagai usaha kerja keras mereka. Namun, hasil itu perlu diberkati Tuhan sehingga hasil kerja itu dapat digunakan dengan baik pula.
3.    Persembahan
Pada perayaan pondok daun itu, mereka perlu memberikan persembahan. Tuhan tidak menetapkan jumlah persembahan yang mereka berikan tetapi tentunya mengacu pada hasil yang mereka peroleh. Yang memperoleh banyak tentu layak memberikan banyak. Yang jelas, perayaan itu tidak boleh dengan tangan hampa.

Sesungguhnya, seluruh hidup orang percaya adalah ibadah, sebab Ibadah adalah perjumpaan umat dengan Tuhan. Artinya, seluruh kehidupan umat harus sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena itu juga, kehidupan orang percaya harus selalu merasakan penyertaan Tuhan. Kita hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Namun, adakalanya kita memang membuat pertemuan secara khusus dengan Tuhan, yang kita sebut sebagai Ibadah Seremonial. Kita mengenal Ibadah Minggu, Natal, Jumat Agung, Kenaikan, Pentakosta. Semua itu mengingatkan kita akan perbuatan Tuhan bagi keselamatan umatNya.
Yang utama dalam ibadah setiap kita harus merasakan perjumpaan dengan Tuhan. Saat itu kita meyembah dan memujiNya dari hati yang paling dalam.  Mengakuinya sebagai Tuhan yang mengasihi dan memberkati kita dalam menjalani kehidupan ini.
Ibadah-ibadah yang kita selenggarakan, baik yang berlangsung secara bersama maupun di rumah masing-masing, kita tetap merasakan pengasihan Tuhan. Kita memuji dan menyembahNya.
Penyembahan kepada Tuhan tentunya disertai dengan rasa sukacita atau bersukaria. Dan dalam sukacita itu juga kita layak memberikan persembahan, sebagai rasa syukur kepadaNya.
Kita meyakini, bahwa seluruh hidup kita karena kuasa Tuhan. Keberhasilan dan kegagalan dalam hidup hanyalah ukuran manusia, yang membuat kita menjadi sombong dan kecewa. Tetapi orang yang percaya akan melihat bahwa segala hidup ini berada dalam tuntunan Tuhan. Ia mampu bersyukur atas segala hidup dan usahanya. Karena itu, pujilah si Pemberi Hidup dengan penyembahan dan membawa persembahan kepadaNya. Demikianlah Penyembahan dan persembahan kita berkenan bagi Tuhan. AMIN